Surat Pembaca

Genetika Kami selama ini membahas kode genetika di sekolah. Maka saya menggunakan kesempatan ini untuk menaruh majalah yang berjudul ”Genetika Manusia​—Faktor Pembentuk Diri ’Anda’” (8 Maret 1995) di dalam buku latihan saya. Guru sains kami menganalisis artikel itu bersama saya. Ia memberi tahu saya bahwa meskipun ia seorang biolog dan telah mempelajari ADN selama bertahun-tahun, ia terkesan akan dalamnya artikel itu.

P. N., Italia

Artikel-artikel itu memperlihatkan bagaimana pokok yang rumit dapat dijelaskan dalam istilah yang mudah dipahami. Itu memungkinkan saya untuk memahami dengan lebih baik bahan yang sedang saya pelajari dalam mata pelajaran biologi. Akan tetapi, saya tidak dapat memanfaatkan kutipan-kutipan di dalam artikel itu, karena Anda tidak memberikan informasi referensi seperti halnya nama penulis dan penerbitnya.

M. G., Jerman

Karena terbatasnya ruang, kami biasanya tidak memuat daftar referensi sekuler sebagaimana yang sering kali dilakukan dalam jurnal teknis dan ilmiah. Karena ”Sedarlah!” ditulis untuk khalayak umum, bukan semata-mata untuk kalangan profesional, kami merasa bahwa informasi bibliografi hanya akan diminati oleh relatif sedikit pembaca.​—RED.

Perzinaan Terima kasih banyak atas artikel ”Pandangan Alkitab: Perzinaan​—Mengampuni atau Tidak Mengampuni?” (8 Agustus 1995) Setelah bertahun-tahun dianiaya, saya, berdasarkan Alkitab, akhirnya bercerai dari suami saya. Namun, beberapa orang membuat saya merasa bersalah karena melakukan hal itu, dan saya harus melawan perasaan ini selama bertahun-tahun. Bahkan saya berpikir bahwa Yehuwa telah menolak saya. Akan tetapi, artikel ini mengungkapkan banyak dari perasaan saya, dan hal ini telah sangat menganjurkan saya.

A. K., Republik Cheska

Homoseksualitas Saya melayani sebagai hamba pelayanan sekaligus perintis, penginjil sepenuh waktu. Artikel-artikel ”Pertanyaan Kaum Muda . . . ” mengenai homoseksualitas sepertinya telah ditulis untuk saya! (8 Februari dan 8 Maret 1995) Pada waktu praremaja dan masa remaja, saya menjadi terbiasa dengan homoseksualitas. Kemudian saya menghentikannya, tetapi sejak itu saya merasa sukar untuk melawan perasaan-perasaan ini. Akan tetapi, dengan artikel ini, saya akhirnya memahami perasaan saya, dan saya telah menerima bantuan untuk tetap dapat melawannya!

Nama dirahasiakan, Denmark

Saya mempunyai perasaan homoseksual sejak masa puber. Saya dibesarkan sebagai seorang Kristen, maka perasaan ini sangat membingungkan saya. Karena saya merasa sangat malu dan bingung, saya tidak pernah dapat mengutarakan hal ini kepada siapa pun, bahkan juga tidak kepada orang-tua saya. Saya sekarang menikah dengan seorang wanita yang cantik, tetapi saya masih mempunyai keinginan yang salah dari waktu ke waktu. Akhirnya, saya memberi tahu istri saya sehubungan dengan rahasia saya, dan ia menganjurkan saya untuk berbicara kepada para penatua sidang. Mereka sangat berpengertian dan bersikap mendukung. Seandainya saya harus mengatakan sesuatu kepada siapa pun yang sedang berjuang mengatasi perasaan sedemikian, saya akan mengatakan: Jangan rahasiakan ini. Beri tahu pasangan Anda, orang-tua Anda, penatua, atau seorang teman yang dapat dipercaya​—tetapi jangan simpan hal itu.

Nama dirahasiakan, Amerika Serikat

Sejak kecil, saya mengalami penganiayaan seksual. Tidak ada kasih atau kasih sayang yang ditunjukkan kepada saya. Saya mempraktekkan homoseksualitas, tetapi seandainya kaum muda mengetahui rasa malu, pedih, kesedihan, dan frustrasi yang disebabkan oleh sikap homoseksual, mereka pasti akan lari darinya. Banyak orang menghindar untuk berbicara mengenai topik ini, tetapi Anda membahasnya dengan cara yang jelas. Saya berterima kasih dengan setulus hati atas diterbitkannya pokok-pokok semacam itu.

Nama dirahasiakan, Brasil

Narapidana Jepang Saya merasa dianjurkan untuk membaca artikel ”Ayah Saya ’Keluar Penjara karena Dibom Atom’”. (8 Oktober 1994) Saya belum lama ini dibaptis sebagai seorang Kristen, dan saya sering bertanya-tanya dapatkah saya mempertahankan integritas di bawah ujian. Pada waktu saya membaca tentang iman yang seperti batu karang dari Saudara Katsuo Miura, saya dilanda emosi yang kuat. Hal ini membantu saya menyadari apa yang kurang dalam iman saya sendiri​—bahwa saya perlu membuat Allah Yehuwa sebagai sumber dari keyakinan saya.

K. T., Jepang