PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 8/1 hlm. 31
  • Tindakan Kekerasan terhadap Wanita

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tindakan Kekerasan terhadap Wanita
  • Sedarlah!—1997
  • Bahan Terkait
  • Wanita—Mendapat Respek di Rumah?
    Sedarlah!—1992
  • Kekerasan terhadap Wanita​—Problem Global
    Sedarlah!—2008
  • Bagaimana Perasaan Allah terhadap Kekerasan?
    Sedarlah!—2002
  • Mungkinkah Dunia Ini Bebas dari Kekerasan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2016
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 8/1 hlm. 31

Tindakan Kekerasan terhadap Wanita

OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI NIGERIA

DARI rahim hingga ke kubur, wanita menjadi korban tindakan kekerasan, demikian menurut Human Development Report 1995 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penelitian di seputar dunia menyingkapkan hal-hal berikut ini:

Sebelum lahir. Di beberapa negeri diadakan pengujian untuk menentukan apakah janin berkelamin laki-laki atau perempuan. Janin perempuan sering kali diaborsi.

Pada masa kanak-kanak. Di Amerika Serikat, Barbados, Belanda, Kanada, Norwegia, dan Selandia Baru, 1 dari 3 wanita melaporkan telah dianiaya secara seksual selama masa kanak-kanak atau masa remaja. Di Asia dan di tempat-tempat lain, setiap tahun kira-kira satu juta anak​—kebanyakan anak gadis​—dipaksa menjadi pelacur. Jutaan anak gadis di seluas dunia menderita pengudungan alat kelamin.

Pada masa dewasa. Di Cile, Meksiko, Papua Niugini, dan Republik Korea, 2 dari setiap 3 wanita yang telah menikah menjadi korban tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Di Amerika Serikat, Kanada, Kerajaan Inggris dan Selandia Baru, 1 dari 6 wanita telah diperkosa.

Di masa kemudian. Lebih dari setengah jumlah wanita yang dibunuh di Bangladesh, Brasil, Kenya, Papua Niugini, dan Thailand dibantai oleh pasangan hidup mereka, baik yang sebelumnya maupun yang sekarang. Di Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan beberapa kepulauan di Pasifik, tindakan kekerasan dalam perkawinan merupakan penyebab utama dalam kasus bunuh diri wanita.

Tindakan kekerasan terhadap wanita merupakan ciri khas dari apa yang Alkitab sebut ”hari-hari terakhir”, yang pada masa tersebut banyak orang akan suka ”menganiaya”, ”tidak berperasaan”, dan ”brutal”. (2 Timotius 3:1-5, New American Bible) Kita dapat bersyukur akan janji Allah bahwa setelah ”hari-hari terakhir” yang penuh kesukaran ini, Ia akan mendirikan suatu dunia baru yang penuh damai yang di dalamnya penghuni bumi ”akan diam dengan aman tenteram dengan tidak dikejutkan oleh apapun”. (Yehezkiel 34:28; 2 Petrus 3:13) Di bawah Kerajaan Allah, Yesus Kristus akan ”melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, juga orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan”.​—Mazmur 72:12, 14.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan