PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 11/14 hlm. 16
  • ”Simbol yang Kelam dan Dahsyat”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Simbol yang Kelam dan Dahsyat”
  • Sedarlah!—2014
  • Bahan Terkait
  • Perang
    Sadarlah!—2017
  • Punya Harapan
    Sadarlah!—2018
  • Prasangka Ras
    Sedarlah!—2014
  • Janji-Janji yang Pasti Akan Menjadi Kenyataan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2018
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2014
g 11/14 hlm. 16
Monumen Perdamaian Hiroshima, Genbaku Dome

”Simbol yang Kelam dan Dahsyat”

DI SEBELAH timur Sungai Motoyasu di Kota Hiroshima, Jepang, ada bangunan yang sudah separuh hancur sejak 1945. Mengapa itu tidak dibangun lagi selama hampir 70 tahun?

Rampung pada 1915, bangunan tiga lantai yang terbuat dari batu bata dan semen ini berfungsi sebagai balai pameran perindustrian. Tapi pada 6 Agustus 1945, pukul 8.15 pagi, semuanya berubah. Detik itu bom atom pertama yang digunakan dalam perang meledak di atas kota itu pada ketinggian 550 meter, hampir persis di atas balai pameran itu. Semua yang ada di dalamnya tewas seketika. Namun, struktur inti bangunan itu tetap berdiri.

Bangunan yang dilestarikan ini adalah ”simbol yang kelam dan dahsyat tentang kekuatan penghancur paling hebat yang pernah dibuat manusia” kata sebuah artikel UNESCOa. Pada 1996, bangunan itu ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO sebagai Monumen Perdamaian Hiroshima.

Sayangnya, monumen yang menyayat hati ini tidak berhasil menghentikan perang, yang sering disebabkan oleh keserakahan, nasionalisme, dan kebencian ras, agama, dan suku. Jadi, apakah perang akan selalu ada?

Alkitab menjawab tidak! ”[Allah] menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi,” kata Mazmur 46:9. ”Busur ia patahkan dan tombak ia potong; pedati-pedati ia bakar dalam api.” Allah juga akan menggantikan pemerintahan manusia dengan pemerintahan sedunia milik-Nya, yaitu Kerajaan Allah di tangan Yesus Kristus, yang disebut ”Raja atas segala raja”.​—Penyingkapan (Wahyu) 11:15; 19:16.

Maka, tidak perlu lagi monumen untuk mengenang kebodohan perang. ”Hal-hal yang dahulu,” yang menyusahkan dan menyakitkan sekarang ini, ”tidak akan diingat lagi, ataupun timbul lagi di dalam hati,” kata Yesaya 65:17.

a Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan