PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Tukang Tembikar”
  • Tukang Tembikar

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tukang Tembikar
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Perajin tanah liat
    Daftar Istilah
  • Tanah Liat
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Acara Kebaktian Istimewa yang Baru
    Pelayanan Kerajaan Kita—2007
  • Menghargai Yehuwa Sang Tukang Tembikar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2016
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Tukang Tembikar”

TUKANG TEMBIKAR

Pembuat belanga, piring, dan bejana lain dari tanah liat. Kata Ibrani untuk tukang tembikar (yoh·tserʹ) secara harfiah berarti ”pembentuk” atau ”orang yang membentuk” (Yer 18:4, Rbi8, ctk.), sedangkan istilah Yunaninya (ke·ra·meusʹ) berasal dari kata dasar yang berarti ”mencampur”, yang mungkin memaksudkan perlunya mencampurkan air ke tanah atau tanah liat sebagai persiapan sebelum digunakan. Sudah sejak dahulu kala para tukang tembikar membentuk tanah liat menjadi bejana dan membakarnya, sehingga menghasilkan perkakas yang keras, yang tidak akan menjadi lembek pada waktu basah. Seorang tukang tembikar mungkin bekerja sendirian, tetapi adakalanya ia mempunyai beberapa asisten, yang sering kali adalah magang. Pada suatu waktu, tampaknya ada sekelompok tukang tembikar kerajaan di kalangan orang Ibrani.—1Taw 4:21-23.

Cara yang umum dalam pembuatan tembikar dimulai dengan mencuci tanah liat dan memurnikannya dari zat-zat lain, membiarkannya di udara terbuka, dan menginjak-injak tanah liat yang telah dilembapkan itu agar menjadi lembek dan mudah dibentuk. (Yes 41:25) Selanjutnya, tanah liat itu diremas dengan tangan dan kemudian diletakkan di atas jentera atau roda tukang tembikar.

Jentera tukang tembikar pada masa awal umumnya terbuat dari batu (meskipun kadang-kadang dari kayu) dan pada dasarnya merupakan sebuah piringan datar dengan sumbu vertikal di tengahnya dan dapat diputar secara horizontal. Bahan yang berat di pinggir piringan itu membuatnya stabil dan memberinya momentum pada waktu roda diputar dengan tangan. Pada masa belakangan, sebuah roda yang lebih berat dan lebih besar ditambahkan di bagian bawahnya (pada poros yang sama dan juga berputar secara horizontal) sehingga tukang tembikar yang sedang duduk dapat memutar roda-roda itu dengan kakinya.

Setelah ”melemparkan” atau menaruh tanah liat yang belum berbentuk ke atas jentera, si tukang tembikar menggunakan tangannya untuk membentuk sebuah bejana seraya jentera itu berputar. (Yer 18:3, 4) Selanjutnya, perkakas itu mungkin dikeringkan sedikit dengan dijemur, lalu diletakkan lagi di atas jentera; kali ini si tukang tembikar mungkin akan menggunakan kerikil, cangkang kerang, atau alat tertentu untuk menghaluskan dan memoles, serta membubuhkan desain tertentu ke permukaannya, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, ia dapat memberinya desain tali dengan menekankan tali berpilin pada benda yang masih basah itu. Bejana-bejana sering kali dilukisi. Yang lain diberi glasir (Ams 26:23) lalu dibakar dalam perapian yang ada di dekat situ. Atau, tanah liat setengah cair yang berwarna dapat dibubuhkan sebagai hiasan, kemudian benda itu dibakar lagi dalam perapian.

Tukang tembikar membuat berbagai macam benda, mulai dari tempayan yang besar (Rat 4:2), sampai lampu, oven, dan mainan seperti boneka dan patung binatang. Hasil karyanya antara lain ialah mangkuk, cawan, buli-buli, dan bejana lain. (Im 15:12; 2Sam 17:28; Yer 19:1; Luk 22:10) Ia juga membuat kuali dan wajan ceper. Tembikar kadang-kadang dicap untuk menunjukkan tempat pembuatannya. Tukang tembikar sering kali membubuhkan cap tanda pengenalnya pada pegangan belanga.

Kadang-kadang tukang tembikar menggunakan cetakan terbuka, dengan memasukkan tanah liat itu ke dalamnya dan menekannya, sehingga detail-detail tertera pada hasil cetakannya. Pada masa belakangan, lampu sering kali dibuat dengan cara itu, yaitu dengan menyatukan dua belahan hasil cetakan pada waktu tanah liat setengah kering. Adakalanya benda-benda dibentuk dengan tangan tanpa menggunakan jentera. Tetapi biasanya tukang tembikar menggunakan jentera.

Tembikar yang tidak utuh sering ditemukan di situs penggalian arkeologis, kadang-kadang dalam jumlah besar. (Lihat PECAHAN TEMBIKAR.) Para arkeolog menggunakan berbagai jenis barang tembikar yang ditemukan itu sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi beragam kebudayaan maupun untuk memperkirakan periode permukiman yang dapat terlihat dari berbagai lapisan yang terdapat pada situs tersebut. Mereka juga berupaya memperkirakan kepadatan penduduk suatu tempat pada zaman dahulu berdasarkan jumlah pecahan tembikar yang ditemukan di sana.

Wewenang tukang tembikar atas tanah liat digunakan secara kiasan untuk menunjukkan kedaulatan Yehuwa atas pribadi-pribadi dan bangsa-bangsa. (Yes 29:15, 16; 64:8) Bagi Allah, keturunan Israel adalah ”seperti tanah liat di tangan tukang tembikar”, karena Ia adalah Tukang Tembikar Agung. (Yer 18:1-10) Manusia sama sekali tidak dapat melawan Allah, sebagaimana tanah liat tidak diharapkan akan menantang orang yang membentuknya. (Yes 45:9) Bejana tembikar dapat dihancurkan, demikian pula Yehuwa dapat mendatangkan bencana yang menghancurkan ke atas suatu umat sebagai hukuman atas perbuatan salah.—Yer 19:1-11.

Mengenai pelaksanaan wewenang yang diberikan Allah kepada Raja Mesianik untuk melawan bangsa-bangsa, telah dinubuatkan, ”Engkau akan mematahkan mereka dengan tongkat kekuasaan dari besi, engkau akan menghancurkan mereka seperti sebuah bejana tukang tembikar.”—Mz 2:9; bdk Dan 2:44; Pny 2:26, 27; 12:5.

Dari sebuah gumpalan tanah liat, tukang tembikar dapat membuat bejana untuk tujuan yang terhormat dan bejana lain untuk tujuan yang tidak terhormat atau biasa. Demikian pula, Yehuwa berwenang untuk membentuk pribadi-pribadi sesuai dengan keinginan-Nya dan mentoleransi orang fasik, yaitu ”bejana-bejana kemurkaan yang memang patut untuk dibinasakan”, tetapi hal ini menghasilkan manfaat bagi ”bejana-bejana belas kasihan”, yaitu orang-orang yang membentuk Israel rohani.—Rm 9:14-26.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan