PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/10 hlm. 4-5
  • Kita Membutuhkan Suatu Dunia Baru

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kita Membutuhkan Suatu Dunia Baru
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Bahan Terkait
  • Apakah Perdamaian Dunia Sudah Mulai Kelihatan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Manusia Mewujudkan Perdamaian dan Keamanan Abadi?
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Perang Telah Mengubah Wajahnya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
  • Dunia Kita yang Berubah Sedang Menuju ke Mana?
    Sedarlah!—1993
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/10 hlm. 4-5

Kita Membutuhkan Suatu Dunia Baru

BERHENTILAH sejenak dan perhatikan keadaan di sekeliling saudara. Apakah saudara merasa senang dengan apa yang saudara lihat?

Mungkin saudara secara pribadi memiliki rumah yang nyaman di daerah yang menyenangkan, yang diatur dengan baik. Saudara mungkin juga mempunyai pekerjaan yang memuaskan dengan gaji besar. Selain itu, saudara dan orang-orang yang saudara kasihi mungkin menikmati kesehatan yang cukup baik. Secara keseluruhan, saudara mungkin merasa relatif tenteram dan bahagia.

Tetapi pikirkanlah tempat-tempat lain, bagian-bagian lain dari negeri tempat saudara tinggal, serta negeri-negeri lain. Perhatikanlah seluruh dunia. Apakah saudara melihat pemandangan yang indah? Apakah itu benar-benar gambaran tentang kesejahteraan, perdamaian, dan kemakmuran?

Berdasarkan beberapa ramalan pada awal abad ini, ilmu pengetahuan pada saat ini seharusnya sudah dapat menyingkirkan semua penyakit utama, menyediakan makanan yang berlimpah bagi semua, menstabilkan dan memperbaiki lingkungan hidup, dan mengantarkan zaman perdamaian. Namun kenyataannya apa yang terjadi?

Tidak dibutuhkan banyak penelitian untuk melihat bahwa perdamaian telah menjauhi planet kita. ”Sejak zaman Alkitab, bangsa-bangsa telah dinasihati agar menempa pedang-pedang menjadi mata bajak,” tulis Michael Renner dalam State of the World 1990 (Keadaan Dunia 1990). ”Nasihat yang benar-benar sangat tepat. Upaya yang tanpa mengenal belas kasihan untuk mengejar keunggulan militer telah membawa umat manusia kepada ambang kebinasaan.”

Laporan-laporan mengenai pertikaian sipil dan perang-perang yang memporakporandakan begitu banyak negeri di seputar dunia, tak terhitung banyaknya. Menurut satu sumber, 22 peperangan masih berkecamuk pada tahun 1988.a Berapa banyak yang tewas dalam perang-perang tersebut? Hingga dan termasuk tahun itu juga, ”jumlah orang yang terbunuh dalam semua peperangan yang berkecamuk pada tahun 1988 seluruhnya 4.645.000. Tujuh puluh enam persen yang tewas adalah penduduk sipil”, kata St. Louis Post-Dispatch.

Apakah perkembangan dunia saat ini memperlihatkan akan adanya suatu dunia yang penuh damai di masa depan? ”Menurut kata orang, Perang Dingin sedang mereda dan perdamaian mendapat angin. Tetapi perhatikan sekali lagi,” kata sebuah artikel dalam San Jose Mercury News dari Kalifornia, A.S. ”Di Dunia Ketiga, peperangan melanda dengan harapan tipis untuk suatu penyelesaian. Ini merupakan peperangan yang tidak kelihatan di dunia. Ini sebagian besar merupakan konflik pemerintahan melawan rakyatnya sendiri: perjuangan sipil berdarah yang mempersoalkan daerah, agama, perbedaan suku, kekuatan politik, bahkan obat bius. . . . Dari ujung Benua Afrika sampai Asia Tenggara, perang telah memaksa jutaan rakyat melarikan diri dari rumah mereka. Tidak ada yang bercocok tanam, klinik-klinik kesehatan diserbu, ternak dibinasakan, orang-tua dibunuh dengan kejam di depan mata anak-anak mereka, anak-anak lelaki umur 10 tahun dijadikan penjaga pintu dan kemudian menjadi prajurit-prajurit, anak-anak perempuan diperkosa. Di negeri-negeri yang kebanyakan dilupakan orang ini, peperangan telah meninggalkan bekas-bekas kehancuran dan kekacauan sosial yang darinya masyarakat tidak mungkin akan pernah dipulihkan sepenuhnya. . . . Penelitian memperlihatkan bahwa dalam tahun 1980-an lebih banyak peperangan telah terjadi daripada dekade lain manapun dalam sejarah.”

Banyak dari antara mereka yang berhasil melarikan diri ke negara-negara yang lebih maju mendapati ketenteraman yang mereka cari dihancurkan oleh ancaman kejahatan yang keji. ”Kejahatan yang melanda [Amerika Serikat] terus berlangsung sepanjang tahun 1980-an walaupun ramalan menyatakan bahwa itu akan mereda,” kata U.S. News & World Report. ”Dalam suatu tahun yang merupakan ciri khas: Terjadi 8,1 juta kejahatan serius seperti pembunuhan, penyerangan dan perampokan. . . . Yang paling mengeneskan adalah cara pertumpahan darah begitu menyebar dan tidak terduga. Menjadi korban merupakan hal yang sudah kronis. Biro Statistik Pengadilan di A.S. memperkirakan bahwa 83 persen anak-anak yang sekarang berumur 12 tahun akan menjadi korban kekerasan yang sesungguhnya atau percobaan tindak kekerasan jika kejahatan terus berlangsung dengan angka rata-rata seperti sekarang. . . . Hukuman atas pelaku kejahatan dalam masyarakat tidak tegas ataupun cepat. Di seluruh negeri, polisi hanya dapat menyelesaikan 1 dari antara 5 kejahatan besar.” Keadaan serupa terdapat di seluruh dunia. Majelis Umum PBB melaporkan ”meningkatnya kejahatan dalam kuantitas dan kualitas di banyak bagian dunia”.

Tetapi sekalipun semua peperangan, persenjataan, dan kejahatan segera dilenyapkan dari bumi, kehidupan tetap akan terancam. ”Kemiskinan yang parah, penyakit yang merajalela, dan banyaknya orang yang buta huruf mewarnai kehidupan ratusan juta penduduk di negeri-negeri yang sedang berkembang,” demikian laporan Worldwatch Institute dalam State of the World 1990. ”Semua lapisan masyarakat—kaya atau miskin, kuat atau lemah secara militer—menghadapi ancaman kerusakan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Memang, sistem-sistem yang justru menunjang kehidupan dan menjadi tumpuan seluruh umat manusia telah dirusak secara perlahan-lahan. ”Bumi secara keseluruhan berada dalam keadaan lebih buruk [dibanding tahun 1970],” tulis Paul Hoffman, redaktur majalah Discover. ”Sampah meluap ke luar dari tempat penguburan sampah kita. Gas dari rumah kaca membuat udara menjadi panas. Lapisan ozon planet semakin tipis. Padang pasir bertambah luas, dan hutan-hutan tropis makin susut. Spesies tanaman dan binatang punah dengan kecepatan 17 spesies per jam.”

Tambahkan kepada semua hal tersebut dampak pencemaran atas tanah dan laut secara terus-menerus. Masukkan juga jumlah penduduk dunia yang terus meningkat, yang mengakibatkan makin lebih banyak tanah produktif yang dibangun atau diaspal, dengan demikian menambah angka kepunahan spesies binatang dan tanaman. Pertimbangkan persediaan air segar yang semakin berkurang dan problem hujan asam. Tambahkan pula akibat yang mengancam kesehatan karena udara yang sangat dicemari dan problem sampah yang berbahaya bagi kesehatan. Bersama-sama, hal itu semua berarti bencana bagi umat manusia. Siapapun atau di manapun kita berada, kita memerlukan udara, makanan, air, dan bahan baku untuk hidup. Kita membutuhkannya dalam keadaan tidak tercemar dan dalam jumlah yang cukup. ”Bagi orang miskin, tahun delapan puluhan [sudah] merupakan bencana yang luar biasa, suatu masa kekurangan makanan dan angka kematian yang meningkat,” kata State of the World 1990.

Karena kehidupan manusia terancam dengan begitu banyak cara, dapatkah seseorang menyangkal bahwa suatu dunia baru benar-benar sangat dibutuhkan? Tetapi apakah itu benar-benar mungkin terwujud? Dari sumber manakah dunia seperti itu akan datang? Rintangan-rintangan apa yang harus diatasi sebelumnya agar planet kita benar-benar dapat dianggap aman dan makmur? Mari kita lihat.

[Catatan Kaki]

a ”Perang” didefinisikan sebagai konflik yang melibatkan sekurang-kurangnya satu pemerintahan dan yang sedikitnya menewaskan 1.000 orang dalam satu tahun.

[Keterangan Gambar di hlm. 4]

WHO photo by P. Almasy

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan