Pertanian II
[Inggris, Agriculture]
Tiga perayaan tahunan yang harus dirayakan bangsa Israel diatur bertepatan dengan musim-musim pertanian: Hari Raya Roti Tidak Beragi bertepatan dengan panen jelai, Hari Pentakosta bertepatan dengan panen gandum, dan Hari Raya Pondok Daun bertepatan dengan selesainya musim menuai pada tahun itu. (Kel 23:14-16) Bagi bangsa Israel musim-musim dan panen menjadi faktor penunjuk tanggal dan waktu dan lebih umum digunakan daripada nama bulan-bulan menurut kalender. Kehidupan bertani juga melindungi bangsa Israel secara rohani, karena dengan demikian mereka tidak usah terlalu bergantung kepada bangsa lain untuk kebutuhan mereka dan sesedikit mungkin mengadakan hubungan dagang dengan bangsa-bangsa di sekitar mereka.
Meskipun negeri ini akan menjadi negeri yang ”berlimpah-limpah susu dan madunya” karena diberkati Allah, masih ada juga problem pertanian yang harus diatasi. Hanya bila mereka taat, irigasi dalam skala yang luas tidak dibutuhkan. (Ul 8:7; 11:9-17) Musim hujan dimulai dengan turunnya hujan awal kira-kira pertengahan bulan Oktober dan berlangsung sampai saat hujan terakhir, yang berhenti sama sekali kira-kira pertengahan bulan April. (Ul 11:14) Kemudian ini diikuti dengan lima bulan yang pada umumnya tanpa hujan. Hawa panas dan keadaan kering diatasi oleh embun yang banyak turun pada malam hari yang menyegarkan tanah serta tanaman.—Kej 27:28; Ul 33:28; lihat DEW.
Untuk pelestarian tanah di lereng-lereng gunung, mereka membuat teras-teras yang dipagari dinding batu untuk penahan dan untuk mencegah hanyutnya humus yang penting. Penggalian arkeologis memperlihatkan adanya sebanyak 60 atau lebih teras semacam itu yang saling bertumpu satu di atas yang lain di beberapa sisi bukit. Untuk melindungi keamanan panen, pondok-pondok atau bahkan menara-menara permanen dibangun di kebun anggur dan ladang-ladang sehingga penjaga dapat ditempatkan untuk melihat keadaan sekeliling.—Yes 1:8; 5:2; Mat 21:33.
Raja Uzia khususnya dikatakan ”suka pada pertanian [secara harfiah, tanah]”.—2 Taw 26:10.
Ketidaktaatan di masa belakangan menyebabkan Allah menarik kembali berkat-berkat-Nya. Akibatnya ialah malapetaka atas pertanian berupa gagalnya panen, musim kemarau yang panjang, tulah belalang, jamur, serta problem-problem lain. Selain itu, banyak tanah hutan rusak dan karena sistem teras tidak dipertahankan selama berabad-abad humus hanyut di sebagian besar Palestina. Akan tetapi, meskipun faktor-faktor di atas, tanah yang masih ada pada umumnya tetap sangat subur sampai sekarang.—Lihat HARVEST; SOWER; SOWING; THRESHING; dan pokok-pokok serupa yang berhubungan dengan itu di bawah judul masing-masing.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.