PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 1/3 hlm. 32
  • Persekutuan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Persekutuan
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 1/3 hlm. 32

Persekutuan

Bagian II (Lanjutan)

Persekutuan Pernikahan. Kata kerja Ibrani cha-tanʹ, berarti ”membentuk sebuah persekutuan pernikahan”, dihubungkan dengan kata-kata cho·tenʹ (ayah mertua), cha·thanʹ (mempelai laki-laki; menantu laki-laki), cho·theʹneth (ibu mertua), dan chathun·nahʹ (pernikahan).—1 Sam 18:22; Kel 3:1; 4:25; Kej 19:14; Ul 27:23; Kid 3:11.

Abraham berkeras bahwa istri Ishak tidak boleh diambil dari antara orang-orang Kanaan. (Kej 24:3, 4) Ishak memberi instruksi serupa kepada Yakub. (Kej 28:1) Ketika Sikhem orang Hewi berbuat jahat terhadap Dina, keluarga Yakub didesak oleh Hemor, ayah Sikhem, untuk menyelenggarakan persekutuan pernikahan dengan suku tersebut. Walaupun putra-putra Yakub tidak memberi pernyataan persetujuan dengan jelas, mereka menawan wanita-wanita dan anak-anak Hewi setelah menuntut balas atas kehormatan Dina. (Kej 34:1-11, 29) Yehuda belakangan menikahi wanita Kanaan (Kej 38:2), dan istri Yusuf adalah seorang Mesir. (Kej 41:50) Musa mengawini Zipora, seorang Midian, yang rupanya disebut orang ”Kusy” dalam Bilangan 12:1. (Kel 2:16, 21) Akan tetapi, pernikahan ini dilakukan sebelum diberikannya Taurat, dengan demikian tidak dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap tuntutannya.

Dalam peperangan melawan bangsa Midian, bangsa Israel hanya membiarkan hidup perawan-perawan dari antara kaum wanita dan gadis-gadis. (Bil 31:3, 18, 35) Hukum Taurat memperbolehkan mengambil istri dari antara kaum wanita korban perang yang tak berorang-tua. (Ul 21:10-14) Di dalam Tanah Perjanjian sendiri peringatan Allah sehubungan persekutuan pernikahan dengan orang kafir sering diabaikan, mengakibatkan problem dan kemurtadan.—Hak 3:5, 6.

Persekutuan pernikahan kadang-kadang diselenggarakan dengan maksud mendapatkan hasil tertentu, seperti ketika Daud diundang Raja Saul untuk mengadakan persekutuan pernikahan dengan dia melalui perkawinan Daud dengan Mikhal, putrinya. (1 Sam 18:21-27) Satu dari antara enam istri yang kemudian melahirkan putra-putra Daud adalah putri raja dari Geshur (2 Sam 3:3), dan beberapa menganggap hal ini sebagai persekutuan pernikahan yang dilakukan Daud untuk melemahkan posisi lawannya, Isyboset, karena Geshur adalah kerajaan kecil yang terletak di sisi Mahanaim, ibu kota kerajaan Isyboset. Pada awal pemerintahannya, Raja Salomo mengadakan persekutuan pernikahan dengan Firaun, dengan mengambil putrinya sebagai istri. (1 Raj 3:1; 9:16) Pernikahan ini, juga pernikahan-pernikahan lain dengan wanita-wanita Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, pada akhirnya menyebabkan Salomo berpaling kepada penyembahan berhala. (1 Raj 11:1-6) Persekutuan pernikahan Raja Ahab dan Raja Sidon dengan menikahi Izebel, putrinya, membawa bencana atas kerajaan utara Israel. (1 Raj 16:31-33) Raja Yosafat juga mengadakan persekutuan pernikahan yang tidak bijaksana dengan keluarga Ahab yang menyembah berhala, yang berakhir dengan akibat buruk atas kerajaan Yehuda.—2 Taw 18:1; 21:4-6; 22:2-4.

Setelah masa pembuangan, Ezra terkejut tatkala mendapati bahwa bahkan imam-imam dan orang-orang Lewi telah mengadakan persekutuan pernikahan dengan bangsa Kanaan dan bangsa-bangsa lain, suatu keadaan yang segera diperbaiki. (Ezr 9:1-3; 12-14; 10:1-5; 10-14, 44) Namun, di zaman Nehemia, Tobia orang Amon lagi-lagi menggunakan persekutuan pernikahan untuk membangun hubungan yang kuat dengan keluarga imam di Yerusalem dan membantu perkembangan suatu golongan kuat yang terdiri dari orang-orang asing di tengah-tengah kaum terhormat di suku Yehuda, sebegitu jauh sehingga, dalam penyimpangan Taurat (Ul 23:3), imam Elyasib membuat ruang makan di pelataran bait bagi orang Amon ini. Akan tetapi, Nehemia tanpa ragu-ragu membuang semua perabot Tobia ke luar.—Neh 6:18; 13:4-9, 25-27; lihat PERKAWINAN.

Perjanjian. Persekutuan lain di luar persekutuan perkawinan dibuat, dan hal ini biasanya berbentuk suatu perjanjian. Tentu saja, perjanjian yang dibuat oleh Israel dengan kaum Gibeon merupakan akibat dari suatu muslihat. (Yos 9:3-15) Akan tetapi, sekali dibuat, perjanjian tersebut seterusnya dihormati sehingga Israel bersedia bertempur demi melindungi Gibeon. (Yos 9:19-21; 10:6, 7) Persekutuan antar perorangan berupa perjanjian dibuat antara Yonatan dan Daud (1 Sam 18:3; 20:11-17), suatu hubungan yang dikutuk Saul sebagai persekongkolan. (1 Sam 22:8) Raja Hiram dari Tirus memperlihatkan persahabatan dengan Daud ketika Daud menggantikan Saul sebagai raja, dan Hiram menjadi ”penggemar Daud”. (2 Sam 5:11; 1 Raj 5:1, NW) Hubungan persahabatan berlanjut, dan ketika Salomo naik takhta, sebuah kontrak dibuat dengan Raja Hiram untuk menyediakan banyak bahan yang dibutuhkan dalam pembangunan bait. (1 Raj 5:2-18) Di bawah kontrak ini, ribuan pekerja Israel diizinkan masuk ke Libanon dan hutannya. Hiram bahkan memanggil Salomo sebagai ”saudaraku”. (1 Raj 9:13) Tirus melengkapi kapal-kapal Salomo dengan anak-anak kapal yang beroperasi di Ezion Geber. (1 Raj 9:26, 27) Ketika kerajaan Tirus belakangan berbalik melawan Israel dan menyerahkan Israel yang tertawan kepada Edom, hal tersebut dinyatakan sebagai pengkhianatan terhadap ”perjanjian persaudaraan”.—Amos 1:9.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan