PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w95 15/11 hlm. 31
  • ”Jangan Memikul Kuk secara Tidak Seimbang”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Jangan Memikul Kuk secara Tidak Seimbang”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
w95 15/11 hlm. 31

”Jangan Memikul Kuk secara Tidak Seimbang”

DUA ekor lembu di dalam gambar ini memiliki kekuatan luar biasa, yang memungkinkan mereka menarik beban yang berat dengan mudah. Tetapi misalkan salah seekor lembu diganti dengan keledai. Karena keledai lebih kecil dan lebih lemah daripada lembu, kemungkinan keledai itu akan memberontak dengan menendang balok penyatu yang mengikatnya pada kuk yang tidak seimbang ini. Maka dengan alasan yang kuat, hukum Allah bagi Israel menyatakan, ”Janganlah engkau membajak dengan lembu dan keledai bersama-sama.”​—Ulangan 22:10.

Rasul Paulus menulis sesuatu yang agak serupa sehubungan dengan manusia. Katanya, ”Jangan memikul kuk secara tidak seimbang bersama orang-orang yang tidak percaya.” (2 Korintus 6:14) Ini khususnya perlu diingat bila memilih teman hidup. Perkawinan adalah kemitraan yang permanen, karena Yesus mengatakan, ”Apa yang Allah telah letakkan di bawah satu kuk hendaknya tidak dipisahkan manusia.” (Matius 19:6) Banyak sakit hati akan timbul bila pasangan yang menikah tidak memiliki kesamaan dalam kepercayaan, prinsip, dan tujuan. Karena itu, sungguh masuk akal untuk mengikuti nasihat Alkitab untuk menikah ”hanya dalam Tuan”. (1 Korintus 7:39) Memasuki bahtera perkawinan dengan seseorang yang tidak menganut kepercayaan agama yang sama dengan saudara akan mendatangkan problem yang bahkan lebih besar daripada mengikat seekor lembu dan keledai di bawah satu kuk.

Perbedaan dalam kepercayaan agama hanyalah satu faktor yang dapat menyebabkan suatu pasangan memikul kuk yang tidak seimbang. Calon teman hidup​—bahkan yang memiliki iman yang sama​—patut bertanya, ’Apakah kita memiliki tujuan yang sama? Di mana kita akan tinggal? Siapa yang akan menangani anggaran? Apakah kita berdua akan bekerja? Bagaimana dengan anak-anak? Apakah kebaikan hati dan pertimbangan akan membina hubungan perkawinan?’

Hingga tingkat tertentu, cara kasus demikian dibahas akan menunjukkan apakah sebuah kuk akan seimbang atau tidak. Tentu saja, tidak ada dua orang yang benar-benar harmonis. Akan tetapi, di atas segalanya, jika pasangan yang sedang berpacaran dapat menghadapi dan memecahkan permasalahan bersama-sama dan jika mereka dapat menjaga jalur komunikasi terbuka, kemungkinan mereka tidak akan memikul kuk yang tidak seimbang.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan