Kotak Pertanyaan
(Tercetak sebagai km No. 102)
● Bagaimana hadirin akan disapa dalam perhimpunan2?
Waktu Yesus mengajar berdoa, ia mengajarkan pengikut2nya untuk menyapa Yehuwa sebagai ”Bapa kami”. Pokok mengenai hubungan rohani di antara semua pengikut2nya ditandaskan lebih lanjut ketika ia berkata kepada mereka bahwa ”kamu semua adalah saudara”. (Mat. 23:8) Banyak kali rasul2 dan murid2 Yesus menggunakan sebutan ”saudara” dalam arti yang sesungguhnya. Petrus menyebut Paulus sebagai ”Paulus, saudara kita yang kekasih” dan Paulus mengatakan ”saudara kita”.—2 Ptr. 3:15; 2 Kor. 2:13; Ibr. 13:23.
Karena hubungan rohani yang akrab ini, Saksi2 Yehuwa menyebut satu sama lain ”saudara” dan ”saudari”. Dalam perhimpunan2 biasanya sebutan ini digunakan di depan nama keluarga. Kadang2 bisa timbul kesukaran bagi pengawas yang hanya menyebutkan nama kecil. Jika orang tersebut baru saja ikut berhimpun dan kita belum begitu akrab, ia mungkin berpikir bahwa kita kurang sopan, karena nama keluargalah yang biasa digunakan di perhimpunan2 Kristen.
Seorang pengawas dapat menggunakan nama kecil untuk anak2 namun se-olah2 ia kurang respek kalau terhadap orang yang sudah lanjut usia. Atau misalnya, seorang suami yang belum dalam kebenaran untuk pertama kali ikut berhimpun. Bagaimana perasaannya waktu mendengar istrinya dipanggil dengan nama kecil oleh pria lain yang sudah menikah di depan seluruh anggota sidang?
Kesukaran2 seperti itu dapat dihindari jika mereka yang memimpin perhimpunan menggunakan nama keluarga sewaktu memanggil orang2 yang memberi komentar. Kita tidak menyebut orang2 baru sebagai ”saudara” atau ”saudari” karena hubungan rohani sebagai satu keluarga Allah belum terjalin dengan mereka. Sebaiknya, gunakan nama kecil dan nama keluarga ber-sama2 atau gunakan sebutan resmi, Pak, Ibu, atau Zus, di depan nama keluarganya kecuali jika ada alasan. Sebaliknya, sewaktu seseorang telah mendekati pembaktian dan sudah menganggap dirinya sebagai saksi Yehuwa (sudah sering menghadiri perhimpunan), sebutan ”saudara” atau ”saudari” dapat digunakan di depan nama keluarganya.
Sebutan ”saudara” atau ”saudari” dalam perhimpunan menunjukkan hubungan yang sangat diberkati, yaitu hubungan keluarga di bawah satu Bapa, Allah Yehuwa. (Ef. 2:19b) Ini merupakan ikatan yang jauh lebih akrab dan berharga daripada sebutan apapun dengan nama kecil.
Contoh2:
(1) Bila ada nama keluarga (marga): Sdr. Markus Siregar; Sdri. Marta Siregar; atau cukup dengan ”Saudara Siregar” atau ”Saudari Siregar”.
(2) Bila tidak ada nama keluarga (tidak ada marga): Sdr. Amir; Sdri. Ria. Bila ada ke-ragu2an tentang nama keluarga (marga) harap yang bersangkutan ditanya.
(3) Anak2 kecil cukup disebut nama depan (kecil)nya. Bila anak2 sudah mulai membaktikan diri dan dibaptis, bisa dengan sebutan ”Saudara” atau ”Saudari” di depan nama kecil dan keluarganya.
Artikel Setempat