Mempersembahkan Kabar Kesukaan—Dng Menghindari Hal-Hal yg Bersifat Kontroversial
(Tercetak sebagai km No. 137)
1 ”Kabar baik dr Allah itu mesti disebarkan dahulu kpd segala bangsa.” (Mrk. 13:10, BIS) Sesuai dng penugasan ini kita berminat membagikan kabar baik kpd sesama kita. Namun pekerjaan kita sering ditanggapi secara negatif oleh masyarakat pd umumnya. Mereka menuduh bahwa pekerjaan kita meresahkan masyarakat, sesat, dsb, sama spt yg dituduhkan kpd Yesus. (Luk. 23:1-5) Walaupun adanya upaya untuk menyalah-gambarkan pekerjaan itu, kita akan terus mempersembahkan kabar baik dng cara yg sedapat mungkin menyenangkan dan membina. Untuk ini kita perlu menghindari topik-topik percakapan yg kontroversial atau mudah menimbulkan perdebatan.
2 Ada penghuni rumah yg cenderung memancing percakapan yg menjurus kpd perdebatan atau adu argumentasi. Kita hendaknya tidak terpancing, melainkan tetap pd kabar baik yg ingin kita sampaikan. Yesus memberi teladan yg bagus dl hal menghindari topik-topik kontroversial. Pd waktu memberi kesaksian kpd seorang wanita Samaria, spt yg dicatat dl Yohanes pasal 4, kita melihat bagaimana Yesus dng bijaksana mengelak pertanyaan-pertanyaan atau komentar yg bisa menimbulkan perdebatan sengit. Misalnya, wanita Samaria itu di ayat 9, menyinggung soal kesukuan atau pertentangan antara orang Yahudi dan Samaria. Bisa saja Yesus terpancing untuk menjelaskan bahwa orang Yahudi lebih unggul dp orang Samaria dan ini bisa membuat wanita Samaria ini tidak mau berbicara lagi kpd Yesus. Namun Yesus mengabaikan saja komentar wanita itu dan meneruskan tema Kerajaan yg ingin ia sampaikan, yakni tt air kehidupan. Wanita itu juga mencoba mempersoalkan bahwa sumur itu adalah milik orang Samaria, warisan dr Yakub, nenek moyang mereka (ayat 12). Walaupun keterangan wanita itu tidak sepenuhnya tepat namun Yesus tidak terpancing untuk membahasnya, tetapi tetap pd topik percakapannya (ayat 13). Demikianlah Yesus dng bijaksana menghindari perdebatan dan sesudah wanita itu semakin berminat barulah Yesus mulai membahas hal-hal yg mendalam. Pd waktu Yesus tinggal di kampung mereka selama dua hari, tentu Yesus akan membahas kebenaran lebih jauh krn Yesus telah membubuh dasar yg baik (ayat 40-42).
3 Dewasa ini kita sering bertemu dng penghuni rumah yg cenderung mempersoalkan identitas kita, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yg memojokkan, spt ”Apakah Anda Mempunyai Gereja?” Bagaimana sdr menjawab pertanyaan tsb? Apakah bijaksana untuk langsung membahas secara terinci apa yg dimaksud dng gereja itu? Mungkin pd permulaan lebih baik menjawab saja secara singkat bahwa orang Kristiani sejati harus mempunyai gereja dan kemudian melanjutkan lagi pembicaraan kita dng kabar baik dr Kerajaan Allah. Walaupun pengertian penghuni rumah tt gereja mungkin tidak sesuai dng Alkitab, namun tidak akan bermanfaat untuk mempersoalkannya pd waktu itu. Belakangan apabila penghuni rumah sudah tertarik dng persembahan kita dan menghargai diskusi Alkitab yg kita adakan, kita dapat membahas hal-hal yg lebih dalam tanpa perlu berdebat.
4 Rasul Paulus juga memberi contoh yg baik dl menghindari topik-topik yg kontroversial. Pd waktu memberi kesaksian kpd orang-orang Yunani di Atena, Paulus menghindari hal-hal yg bisa menyinggung perasaan masyarakat di sana. Spt dilaporkan dl Kisah 17:16-34, rasul Paulus dng bijaksana menarik perhatian orang-orang Yunani kpd berita Kerajaan tanpa perdebatan. Dia mulai dng memuji mereka atas semangat mereka dl beribadat (ayat 23) dan dng bijaksana menggunakan salah satu mezbah mereka sbg batu loncatan untuk menyampaikan kabar baik. Paulus tidak mencela atau menyindir mereka. Sebaliknya Paulus mencari pokok-pokok persamaan dan meneruskan percakapan dng dasar itu (ayat 26-29). Paulus tidak berkompromi tetapi dng bijaksana menyampaikan kabar baik itu tanpa mempersoalkan hal-hal yg bisa menimbulkan perdebatan.
5 Maka kita perlu sekali mengembangkan daya pengamatan pd waktu mendekati orang-orang dng kabar baik. Kita harus cepat membuat penyesuaian dl kata pengantar yg kita gunakan dan topik percakapan yg kita pilih. (1 Kor. 9:19-23) Dl segala hal, spt rasul Paulus, kita ingin membuat penyesuaian dng segala macam orang, demi kepentingan injil Kerajaan. Kita akan mengendalikan diri agar tidak terpancing membahas soal-soal doktrin yg bisa menimbulkan perdebatan, spt mengenai tritunggal, neraka, darah atau hal-hal yg peka spt kenetralan Kristen. Kebenaran tidak harus diungkapkan semua pd kesempatan pertama. Kebijaksanaan menuntut agar kita sabar dan menunggu kesempatan lain. Yesus tidak sekaligus menjelaskan kebenaran bahkan kpd murid-muridnya, tetapi melakukan itu secara bertahap.—Yoh. 16:12.
6 Spt terjadi dng Yesus dan para rasul, akan selalu ada orang-orang yg memusuhi pekerjaan pemberitaan kabar baik. Namun di pihak kita, kita ingin berupaya agar sikap dan tutur kata kita benar-benar selaras dng berita damai yg kita bawa dan selalu ingin memberikan citra yg baik tt pekerjaan kita. Berkat-berkat yg limpah sedang dinikmati oleh umat Yehuwa dl masa penuaian ini. Marilah kita terus bertekun membagikan kabar baik krn berkat dan hak istimewa lebih besar menanti jika kita tidak menjadi lemah.—Gal. 6:9.
Artikel Setempat