PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • km 7/94 hlm. 3
  • Cara Menyapa Hadirin dalam Perhimpunan-Perhimpunan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Cara Menyapa Hadirin dalam Perhimpunan-Perhimpunan
  • Pelayanan Kerajaan Kita—1994
Pelayanan Kerajaan Kita—1994
km 7/94 hlm. 3

Cara Menyapa Hadirin dalam Perhimpunan-Perhimpunan

Ketika para pengikut Yesus diajarkan caranya berdoa, mereka diminta untuk menyapa Yehuwa sbg ”Bapa kami”. Pokok mengenai hubungan rohani di antara semua pengikut Yesus ditandaskan lebih jauh ketika ia berkata kpd mereka bahwa ”kamu semua adalah sdr”. (Mat. 23:8) Sering kali para rasul dan murid-murid Yesus menggunakan sebutan ”sdr” dlm arti yg sesungguhnya. Petrus menyebut Paulus sbg ”Paulus, sdr kita yg kekasih” dan Paulus mengatakan ”saudaraku Titus”, dan ”Timotius, sdr kita”.​—2 Ptr. 3:15; 2 Kor. 2:13; Ibr. 13:23.

Krn hubungan rohani yg akrab ini, Saksi-Saksi Yehuwa menyapa satu sama lain ”sdr” dan ”sdri”. Dlm perhimpunan-perhimpunan biasanya sebutan ini digunakan di depan nama keluarga. Kadang-kadang bisa timbul kesukaran bagi pengawas yg hanya menyebutkan nama kecil. Jika orang tsb baru saja ikut berhimpun dan kita belum begitu akrab, ia mungkin berpikir bahwa kita kurang sopan, krn nama keluargalah yg biasa digunakan di perhimpunan-perhimpunan Kristen.

Seorang pengawas dapat menggunakan nama kecil untuk anak-anak, namun ia seolah-olah kurang respek jika menyapa nama kecil dari orang yg sudah lanjut usia. Atau misalnya bagi seorang suami yg tidak seiman yg pertama kali ikut berhimpun, bagaimana perasaannya bila mendengar istrinya dipanggil dng nama kecil oleh pria lain yg sudah menikah di depan seluruh hadirin?

Masalah-masalah demikian dapat dihindari jika mereka yg memimpin perhimpunan menggunakan nama keluarga sewaktu memanggil orang-orang yg memberi komentar. Mengingat latar belakang suku yg berbeda-beda, nama belakang seseorang tidak selalu adalah nama keluarga atau marganya. Maka dianjurkan untuk menanyakan orang yg bersangkutan. Kita tidak menyapa orang-orang baru sbg ”sdr” atau ”sdri” krn hubungan rohani sbg satu keluarga Allah belum terjalin dng mereka. Sebaiknya, gunakan nama kecil dan nama keluarga bersama-sama atau gunakan sapaan resmi, Pak atau Ibu, di depan nama keluarga kecuali jika ada alasan lain. Sebaliknya, sewaktu seseorang telah mendekati pembaktian dan sudah menganggap dirinya sbg saksi Yehuwa (sudah sering menghadiri perhimpunan), sebutan ”sdr” atau ”sdri” dapat digunakan di depan nama keluarganya.

Sebutan ”sdr” atau ”sdri” dlm perhimpunan menunjukkan hubungan yg sangat diberkati, yaitu hubungan keluarga di bawah satu Bapa, Allah Yehuwa. (Ef. 2:19b) Ini merupakan ikatan yg jauh lebih akrab dan berharga dp sebutan apa pun dng nama kecil.

Contoh-contoh:

(1) Jika ada nama keluarga (marga): Sdr. Tony Siregar; Sdri. Hana Siregar; atau cukup dng ”Sdr. Siregar” dan ”Sdri. Siregar”.

(2) Jika tidak ada nama keluarga (tidak ada marga): Sdr. Amir; Sdri. Ria. Jika ada keragu-raguan thd nama keluarga (marga) harap yg bersangkutan ditanya. Kadang-kadang ada yg belakangan nama Indonesia ditambahkan spt ”Lien Wijaya” akan tetapi yg bersangkutan mungkin lebih senang disapa ”Sdri Lien” saja.

(3) Anak-anak kecil cukup disebut nama depan (kecil)nya. Jika anak-anak sudah membaktikan diri dan dibaptis, bisa dng sebutan ”sdr.” atau ”sdri.” di depan nama kecil dan nama keluarganya.

Artikel Setempat

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan