PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g83_No9 hlm. 14-16
  • Haruskah Mesias Menderita dan Mati?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Haruskah Mesias Menderita dan Mati?
  • Sedarlah!—1983 (No. 9)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Nubuat Mesianik dari Daniel
  • Suatu ”Korban Penebus Salah” bagi Orang-Orang Lain
  • Suatu Paradoks Dijelaskan
  • Mengapa Begitu Sukar untuk Menerima?
  • Siapa yang Akan Memimpin Bangsa-Bangsa kepada Perdamaian?
    Apakah Akan Ada Suatu Dunia tanpa Perang?
  • ”Kami Telah Menemukan Mesias”!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • ”Kami Telah Menemukan Mesias”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
  • Sang Mesias!​—Sarana Keselamatan dari Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1983 (No. 9)
g83_No9 hlm. 14-16

Haruskah Mesias Menderita dan Mati?

SEPERTI telah kita lihat, orang-orang Yahudi pada abad pertama mengharapkan seorang pemimpin yang akan menggulingkan pemerintah Roma, menegakkan suatu kerajaan Yahudi atas Israel dan memulai suatu era perdamaian dan berkat-berkat dari Allah. Karena Yesus dari Nazaret tidak pernah melaksanakan hal ini, bangsa Yahudi tidak mau menerima dia sebagai Mesias.

Namun banyak orang Yahudi yang telah tertarik pada ajaran-ajaran Yesus terus mempercayai bahwa dia adalah Mesias, bahkan sesudah kematiannya. Mengapa mereka dapat berbuat demikian? Jika Alkitab Ibrani menunjukkan bahwa Mesias akan mendatangkan suatu era berkat-berkat besar melalui suatu kerajaan atas Israel, bagaimanakah orang-orang Yahudi ini dapat terus mempercayai seseorang yang gagal melaksanakan hal ini, yang sebaliknya dianiaya dan dihukum mati?

Seperti dinyatakan dalam tulisan-tulisan mereka, segera sesudah kematian Yesus, murid-muridnya bangsa Yahudi sampai pada kesimpulan bahwa beberapa nubuat Alkitab Ibrani telah dilewati, bagian-bagian yang menunjukkan bahwa Mesias akan melaksanakan suatu pekerjaan pendahuluan sebelum ia memerintah sebagai raja atas Israel. Pekerjaan apakah itu? Dan di manakah Alkitab Ibrani menyebut tentang Mesias melaksanakan pekerjaan pendahuluan ini?

Nubuat Mesianik dari Daniel

Meskipun Alkitab Ibrani sering menggunakan istilah Ibrani untuk Mesias, atau yang diurapi, bila menunjuk kepada raja-raja dan imam-imam Israel purba, kata-kata sifat yang memberikan gambaran selalu digunakan dalam ayat Ibrani yang menyebut tentang orang-orang yang diurapi yang lebih kecil tersebut. Akan tetapi, ada satu ayat dalam mana istilah Ibrani untuk Mesias muncul tanpa suatu kata sifat yang memberi gambaran, yang menunjukkan bahwa ayat tersebut menunjuk kepada Mesias itu. Perhatikan apa yang dikatakan ayat tersebut:

”Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal . . . Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi [”Mesias itu”], seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi [”Mesias itu”].”—Daniel 9:24-26.

Menarik sekali, meskipun Alkitab Ibrani di sini berbicara tentang didatangkannya keadilan yang kekal, hal ini bukanlah disebabkan oleh pemerintahan Mesias. Sebaliknya, itu dihubungkan dengan disingkirkannya Mesias dalam kematian!

Selain itu, kita diberi tahu bahwa kejadian-kejadian ini dihubungkan dengan ’diakhirinya dosa.’ Ini sungguh menakjubkan, karena Alkitab Ibrani memberi tahu kita bahwa kita semua memiliki kecenderungan sejak lahir untuk berbuat salah, atau dosa. Misalnya, di Kejadian 8:21 Allah dikutip sedang berkata: ”Yang ditimbulkan hatinya [manusia] adalah jahat dari sejak kecilnya.” Kita juga diberi tahu: ”Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tidak pernah berbuat dosa!” (Pengkhotbah 7:20) Walaupun adanya kecenderungan yang kita semua miliki yang tidak dapat sepenuhnya kita atasi, justru munculnya Mesias dan kematiannyalah yang betul-betul ”mengakhiri dosa”! Maka tidak heran bila hal ini dihubungkan dengan ’didatangkannya keadilan yang kekal’!

Lebih jauh, Daniel 9 berkata bahwa munculnya Mesias dan kematiannya akan ”menghapuskan kesalahan.” Dalam Alkitab Ibrani ”penghapus dosa” menunjuk kepada penutupan dosa-dosa melalui persembahan korban-korban binatang. (Keluaran 29:36) Namun, anehnya, Daniel 9 berbicara tentang penghapusan, bukan dalam hubungan dengan kematian Mesias!

Suatu ”Korban Penebus Salah” bagi Orang-Orang Lain

Patut diperhatikan bahwa seraya Daniel 9:24-26 menyinggung tentang korban penghapusan, terdapat bagian lain dalam Alkitab Ibrani yang dengan jelas melukiskan penghapusan dosa dengan korban penderitaan dan kematian. Nubuat ini secara spesifik berbicara tentang penderitaan dan kematian seseorang, dan karenanya menyediakan penghapusan bagi dosa orang-orang lain, Sesungguhnya, ayat ini betul-betul berbicara tentang jiwanya menjadi suatu persembahan karena salah bagi dosa orang-orang lain! Perhatikan apa yang dikatakan Yesaya 52:13–53:12 kepada kita tentang hamba Allah ini:

”Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya . . . Tetapi dia tertikam oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh . . . Tetapi [Yehuwa] telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. . . . Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umatKu ia kena tulah. . . . Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umumnya akan lanjut, dan kehendak [Yehuwa] akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hambaKu itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan dia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut . . . sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.”

Perhatikan bahwa Yesaya berbicara tentang didatangkannya keadilan dengan perantaraan seseorang yang ”diremukkan oleh karena kejahatan kita” sebagai suatu ”korban penebus salah” dan yang karena itu menanggung ”kejahatan kita sekalian.” Karena Daniel 9:24-26 menunjukkan bahwa Mesias akan menyediakan penghapusan dosa demikian, pastilah Yesaya 52:13–53:12 menunjuk kepada pekerjaan Mesias juga.

Suatu Paradoks Dijelaskan

Tetapi jika Mesias harus menderita dan mati untuk menghapus dosa dari orang-orang lain, bagaimana dia dapat memerintah sebagai raja, sebagaimana telah dinubuatkan juga oleh Yesaya? Yesaya sendiri menyinggung tentang apa yang kelihatannya paradoks (bertentangan) ini sewaktu dia berbicara tentang Mesias: ”Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah . . . umurnya akan lanjut,” dan ”ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut.” Bagaimana sesuatu yang kelihatan paradoks demikian dapat sungguh-sungguh terjadi? Bagaimana mungkin seseorang ”umurnya akan lanjut” setelah ”menyerahkan nyawanya ke dalam maut”?

Seperti yang pernah ditanyakan oleh seorang hamba Allah yang lain, ”Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” (Ayub 14:14) Alkitab Ibrani menjawab Ya secara tegas! Alkitab mencatat bukan hanya kejadian-kejadian ketika nabi-nabi Allah menghidupkan kembali orang-orang mati, tetapi juga memberi tahu tentang suatu masa manakala ”banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun.”—Daniel 12:2; bandingkan 1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:32-37; 13:20, 21.

Jadi agar Firman Allah digenapi, Mesias juga harus dihidupkan kembali atau dibangkitkan. Hanya dengan cara ini dia akan dapat memerintah sebagai raja dan mendatangkan lebih banyak berkat bagi umat manusia. Demikianlah kata-kata Daud secara tepat dapat dikenakan kepadanya: ”Sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati.”—Mazmur 16:10.

Nubuat-nubuat Alkitab tersebut belakangan dipahami oleh murid-murid Yahudi abad pertama dari Yesus. Karena itu, penderitaan dan kematian Yesus tidak lagi dipandang sebagai rintangan bahwa dia adalah Mesias. Sesungguhnya, kejadian-kejadian itu malahan dipandang sebagai bukti yang menguatkan bahwa Yesus itulah Mesias!

Mengapa Begitu Sukar untuk Menerima?

Akan tetapi, mayoritas bangsa Yahudi di kala itu sukar untuk menerima gagasan seorang Mesias yang menderita dan mati. Tidak sangsi lagi ini disebabkan karena kepercayaan-kepercayaan uum lain pada masa itu. Misalnya, banyak orang Yahudi percaya bahwa adalah mungkin bagi mereka untuk sepenuhnya mengatasi kecenderungan sejak lahir terhadap kejahatan melalui usaha-usaha mereka memelihara hukum Musa, Taurat. Orang-orang tersebut berharap untuk ”mengakhiri dosa” dengan cara mereka sendiri, dan karena itu tidak melihat perlunya seorang Mesias untuk mati dan dengan demikian menghapuskan dosa-dosa mereka.

Suatu anjuran populer lainnya adalah bahwa orang-orang Yahudi akan dinyatakan benar oleh Allah hanya karena mereka merupakan keturunan Abraham. Sekali lagi, jika kebenaran secara otomatis dapat dikenakan kepada orang-orang Yahudi, tidak perlu bagi seorang Mesias untuk ”membenarkan banyak orang.” Ya, seperti dikatakan Klausner, ”Seluruh gagasan tentang seorang Mesias yang harus dibunuh merupakan suatu gagasan yang tidak mungkin dipahami di jaman Yesus . . . oleh orang-orang Yahudi.”

Selama kira-kira 100 tahun sesudah kematian Yesus, orang-orang Yahudi menolak untuk mempercayai seorang Mesias yang dihukum mati. Dan kemudian sesuatu terjadi yang mengubah hal itu. Apakah itu?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan