PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g85_No14 hlm. 25-28
  • Diabetes—Bagaimana Menyesuaikan Diri Dengannya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Diabetes—Bagaimana Menyesuaikan Diri Dengannya?
  • Sedarlah!—1985 (No. 14)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Diabetes—Apakah itu?
  • Perawatan Diabetes Jenis I
  • Perawatan Diabetes Jenis II
  • Menyesuaikan Diri Dengan Diabetes Anda
  • Sikap yang Harus Dihindari
  • Tantangan dalam Perawatan
    Sedarlah!—2003
  • ”Putri Anda Menderita Diabetes!”
    Sedarlah!—1999
  • Diabetes—Bisakah Risikonya Dikurangi?
    Sedarlah!—2014
  • Diabetes​—”Pembunuh yang Senyap”
    Sedarlah!—2003
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1985 (No. 14)
g85_No14 hlm. 25-28

Diabetes—Bagaimana Menyesuaikan Diri Dengannya?

KARTIKA adalah seorang wanita muda. Ia menjaga diet dan berat badannya, melakukan banyak gerak badan, dan mengikuti petunjuk-petunjuk dokternya. Ia juga menyuntikkan insulin ke tubuhnya setiap hari. Kartika adalah salah satu dari jutaan orang yang menderita diabetes (penyakit gula).

Meskipun ia sudah menjaga diri baik-baik, Kartika mengakui: ”Saya tidak pernah dapat mengetahui berapa kadar gula dalam darah saya. Sore hari kadang-kadang 300. Keesokan hari, dengan jadwal yang sama, mungkin bisa 50 dan saya mengalami insulin shock.” Baru-baru ini, ia mendapat infeksi yang tidak dapat disembuhkan dan selama berminggu-minggu berada di rumah sakit.

Mariam adalah seorang wanita yang lebih tua. Ia tidak menjaga dietnya dan akibatnya, ia kelebihan berat 23 kilo. Ia mengakui bahwa ia tidak mentaati petunjuk-petunjuk dokter dengan patuh Ia tidak menghiraukan fakta bahwa gula dalam darahnya sering berkisar di atas 300, dan ia tidak mau menggunakan insulin. Ia memang minum pil diabetes setiap hari, namun mengherankan sekali, nampaknya ia tidak kuatir dengan penyakitnya.

Meskipun kelihatannya begitu berbeda, kedua wanita ini menderita penyakit yang sama, yang sebut diabetes mellitus. Mengapa dalam kedua kasus ini ada perbedaan? Lebih penting lagi, apa yang dapat mereka lakukan agar dapat menyesuaikan diri dengan diabetes mereka?

Diabetes—Apakah itu?

Pertama-tama, kita perlu mengetahui apa diabetes itu. Suatu faktor kunci dalam penyakit ini ada hubungannya dengan produksi insulin dalam tubuh, yaitu hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin memungkinkan tubuh untuk mengambil gula dari aliran darah dan memasukkannya ke dalam sel-sel di mana gula itu digunakan untuk energi atau disimpan.

Tetapi, jika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin, hanya sedikit dari gula yang akan masuk ke dalam sel-sel untuk menghasilkan energi atau disimpan. Sebaliknya, gula itu akan tertimbun dengan kadar tinggi dalam darah dan mulai menimbulkan masalah. Secara sederhana, itulah diabetes. Dan ada dua jenis utama, seperti yang digambarkan dalam hal Kartika dan Miriam.

Dalam hal Kartika, penyakit itu disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus yang Bergantung pada Insulin), atau diabetes Jenis I. Masalahnya di sini ialah ketidaksanggupan pankreas untuk membuat insulin. Bukti yang baru-baru ini didapatkan menunjukkan bahwa sedikitnya jenis diabetes ini, kadang-kadang, dapat disebabkan oleh infeksi karena virus. Orang yang mengidap jenis ini biasanya mendapatnya pada usia muda (di bawah 30 tahun), tubuh biasanya kurus, dan ia membutuhkan suntikan-suntikan insulin untuk dapat tetap hidup.

Dalam hal Mariam, penyakit ini disebut Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada Insulin), atau diabetes Jenis II. Ini sering disebut diabetes yang menyerang pada usia lanjut dan berbeda dari Jenis I. Di sini masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi insulin yang dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap oleh sel-sel lemak. Pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatasinya, dan kadar gula dalam darah akan naik. Orang-orang dengan jenis diabetes ini biasanya berusia 30 tahun ke atas, berat badan berlebihan, dan biasanya dapat tetap bertahan tanpa suntikan insulin. Kemungkinan besar penyakit diabetes itu mereka warisi.

Perawatan Diabetes Jenis I

Diabetes yang diderita Kartika, Jenis I, meskipun tidak umum, namun jauh lebih serius. Nampaknya cara mengatasi Jenis I sederhana—hanya mengganti insulin. Tetapi, meskipun suntikan-suntikan insulin dapat membuat seorang penderita diabetes tetap hidup, hal itu tidak dapat mengukur kadar insulin yang dibutuhkan tubuh yang berbeda setiap menit.

Untuk mengurangi komplikasi diabetes, seperti kebutaan dan masalah ginjal, penting untuk mengurangi jumlah gula dalam darah dan air seni. Perlunya ialah untuk meniru seringnya naik turun insulin yang terjadi dalam tubuh yang normal. Namun, persoalannya ialah bagaimana mengatur hal itu. Ada dua cara pengobatan: (1) menjaga kondisi yang baik sebagai pencegahan dan (2) mengganti insulin.

Dalam hal menjaga kondisi yang baik sebagai pencegahan, langkah-langkah harus diambil untuk mengurangi naik turunnya kebutuhan insulin setiap hari. Faktor penting ialah makanan yang masuk, karena inilah yang akan diubah oleh sistem pencernaan menjadi gula dalam darah. Seorang yang bijaksana, yang menderita diabetes Jenis I segera akan mengetahui bahwa ia harus mengikuti diet yang sangat teratur. Ini termasuk karbohidrat yang lebih kompleks, maupun lemak dan protein. Dalam diet ini gula, madu, kue-kue, minuman-minuman yang mengandung gula, dan manisan-manisan yang sama seperti itu dilarang. Karbohidrat ini dengan cepat akan masuk ke dalam aliran darah.

Diet ini harus diberikan kepada tubuh dalam selang waktu yang tetap. Jika penderita diabetes mulai ceroboh, makan menurut seleranya setiap saat, kadar insulin dan gula dalam darah segera menjadi tidak seimbang. Maka orang tersebut akan cepat kena penyakit yang parah atau mendapat komplikasi jangka panjang dari penyakit itu.

Gerak badan akan membuat gula dalam darah rendah. Jadi penderita diabetes Jenis I yang hati-hati juga melakukan gerak badan setiap hari, ia juga menjaga agar selalu siap dengan persediaan gula (seperti permen yang manis) untuk menjaga kalau-kalau gerak badan tersebut mengakibatkan gula dalam darah terlalu rendah. Hal ini dapat mengakibatkan shock diabetes. Emosi, juga, dapat mengacaukan gula dalam darah dan dapat menjadi penyebab kurangnya kontrol dalam diet. Infeksi dan penyakit apapun harus segera ditangani, karena hal itu dapat membuat gula dalam darah turun naik tak menentu.

Namun, meskipun sudah memperhatikan faktor-faktor ini, pasien dengan diabetes Jenis I, seperti Kartika, masih mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan gula dalam darah.

Segi utama yang kedua dari perawatan ini ialah suntikan insulin. Ketika insulin dikembangkan lebih dari 60 tahun yang lalu, hal itu telah menolong banyak penderita diabetes. Dan perkembangan belakangan berupa satu suntikan sehari mula-mula dianggap sebagai suatu keuntungan besar.

Meskipun suntikan setiap hari lebih mudah, ada kekuatiran akan kemungkinan komplikasi jangka panjang, misalnya mengerasnya pembuluh-pembuluh nadi. Jadi, ada yang menyarankan lebih sering memberikan suntikan insulin yang bekerjanya lebih singkat untuk mengendalikan gula dalam darah secara lebih ketat dalam satu hari. Beberapa perkembangan baru-baru ini bukan hanya memungkinkan hal tersebut tetapi juga membuatnya praktis.

Satu kemajuan dalam memonitor gula dalam darah di rumah dikatakan sebagai ”kemajuan therapeutik (pengobatan) yang pertama dan benar-benar penting sejak ditemukannya insulin.” Dengan menggunakan sebuah mesin yang sederhana dan dapat dibawa-bawa (portable), penderita diabetes itu dapat memeriksa gula darahnya sendiri beberapa kali sehari. Dengan demikian ia sendiri dapat sering menyesuaikan dosis insulinnya dan dapat lebih mendekati kadar gula darah yang normal dan konstan.

Satu kelemahan dari memonitor di rumah ini ialah bahwa si penderita tersebut harus menusuk jarinya untuk tes darah. Tetapi ada alat-alat penusuk (lancets) khusus untuk ini, dan mereka yang sudah berpengalaman dalam prosedur tersebut mengatakan bahwa ini lumayan juga. Suatu kelemahan lain ialah harga mesin tersebut. Tetapi, dengan adanya kemajuan teknologi harganya akan dapat menjadi lebih murah.

Kemajuan lain termasuk diperkembangkannya jarum-jarum insulin yang murah, dapat dibuang dan sangat tajam. Dengan alat ini suntikan insulin tidak terasa begitu sakit. Juga, insulin yang ada dewasa ini tidak perlu dimasukkan lemari es; sehingga tidak menimbulkan kesulitan bila dalam perjalanan.

Insulin yang sama dengan insulin manusia kini sudah dipasarkan dan sering disarankan untuk penderita-penderita baru dari diabetes Jenis I. Yang juga baru ialah alat penyuntik insulin tanpa jarum, digunakan dengan tekanan udara dan pompa infus insulin. Pompa ini adalah sebuah alat suntik insulin yang dapat dibawa-bawa (portable) yang dikenakan sang pasien pada ikat pinggangnya. Alat itu dengan tetap menyuntikkan insulin melalui sebuah jarum dalam rongga perut. Pompa infus ini, meskipun dipakai dewasa ini, dianggap oleh banyak dokter agak berbahaya dan hendaknya digunakan hanya dengan pengawasan seorang yang ahli.

Mengenai anak-anak yang menderita diabetes Jenis I, ada suatu kecenderungan baru untuk tidak terlalu kuatir dengan diet. Ada yang merasa bahwa mereka dapat mempunyai diet yang relatif normal dan kemudian mengimbangi diet itu dengan insulin yang diperlukan. Tentu, anak-anak tersebut tetap tidak boleh banyak makan yang manis-manis. Pokok yang penting agar mereka dapat hidup secara relatif normal nampaknya ialah memonitor kadar gula dalam darah secara ketat dan sering mengadakan penyesuaian insulin.

Perawatan Diabetes Jenis II

Hampir sedikit sekali kemajuan dalam menangani diabetes Jenis II, yang lebih umum ini. Seperti diketahui, masalahnya di sini bukan karena pankreas tidak sanggup memproduksi insulin. Tetapi pankreas tidak dapat menyesuaikan dengan meningkatnya kebutuhan tubuh akan insulin, biasanya keadaan diperburuk dengan kelebihan berat badan.

Meskipun pil banyak digunakan, hal ini memaksa pankreas untuk mengeluarkan lebih banyak insulin. Tetapi ada batas sampai di mana anda dapat ’mencambuk kuda yang sudah lelah,’ dalam hal ini, pankreas yang lelah. Diet baik yang mengurangi berat badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai, lebih berfaedah.

Jika diet, gerak badan, dan menghindari makanan yang manis tidak cukup merendahkan kadar gula darah, maka pil dapat diberikan. Pendapat berbeda-beda dalam hal ini. Ada dokter-dokter yang lebih senang menggunakan suntikan insulin dari pada pil bahkan untuk penderita diabetes Jenis II. Mungkin ada akibat sampingan dari pil, dan ada pertanyaan apakah pil-pil itu benar-benar membantu mencegah komplikasi jangka panjang.

Dalam hal apapun, semua faktor perlu dipertimbangkan oleh dokter-dokter yang ahli sebelum pengobatan disarankan. Dan penderita diabetes harus mempertimbangkan saran-saran tersebut dan memutuskan apa yang akan ia lakukan.

Menyesuaikan Diri Dengan Diabetes Anda

Jadi, mengatasi diabetes menyangkut bermacam-macam langkah, bergantung pada jenis yang diderita seseorang. Untuk penderita Jenis II cara mengatasinya mungkin dengan diet dan mengurangi berat badan. Tetapi seorang dokter mengatakan: ”Secara realistis, pengalaman saya menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya hal itu kecil. Pada umumnya saya bersedia memberikan pasien-pasien saya pil atau bahkan insulin dari mulanya.”

Bagi penderita Jenis I, cara untuk menyesuaikan diri dengan penyakit itu tidak begitu sederhana. Di sini, juga, sebagian dari jawabannya mungkin bukan terletak dalam perawatan yang harus dilaksanakan melainkan dalam sikap terhadap diabetes. Memang suntikan setiap hari, mungkin beberapa kali sehari, atau menusuk jari untuk memeriksa gula dalam darah, bukanlah hal yang menyenangkan. Juga tidak mudah untuk mengatur kehidupan seseorang sedemikian rupa sehingga ia harus makan makanan yang sama pada selang waktu yang tetap dan kira-kira pada waktu yang sama tiap hari dan agar gerak badan dan istirahat direncanakan dengan baik.

Suatu pandangan yang realistis juga berarti menerima fakta bahwa sekarang tidak ada obat untuk menyembuhkan diabetes. Namun ada perawatan yang, meskipun menuntut disiplin, dapat membuat seorang penderita diabetes tetap hidup dan cukup sehat selama bertahun-tahun dari pada jika tidak ditangani.

Sikap yang Harus Dihindari

Seseorang perlu menghindari dua sikap yang ekstrim. Seorang yang menderita diabetes harus menjaga agar tidak ceroboh dengan masalah itu, tidak mau mengikuti petunjuk dokter yang masuk akal,dan mungkin berharap bahwa problem itu akan hilang begitu saja. Tidak mungkin.

Sebaliknya, karena emosi akan menyebabkan tidak menentunya kadar gula darah, terlalu menguatirkan problem itu bisa lebih membahayakan kesehatan. Terus merasa takut dan terus sibuk mengurus penyakitnya sehingga tidak melakukan kegiatan yang normal pun tidak akan menolong. Meskipun kehidupan seorang penderita diabetes harus diatur, kebanyakan dari mereka dapat mengikuti pola hidup yang baik.

Apakah diabetes, maupun penyakit-penyakit lain, akan dapat disembuhkan secara permanen? Firman Allah, Alkitab, memberikan jawaban yang membesarkan hati: Ya, pasti! Dan itu akan terjadi di masa depan yang dekat ini! Penyembuhan ini akan terjadi di bumi ini di bawah pemerintahan Kerajaan Allah, pemerintahan yang Yesus ajarkan kepada para pengikutnya agar didoakan. (Matius 6:9, 10) Pada waktu itu, ”tidak seorang pun yang tinggal di situ akan berkata ’Aku sakit.’”—Yesaya 33:24.

[Blurb di hlm. 27]

Sebagian dari jawabannya terletak dalam sikap penderita tersebut

[Gambar di hlm. 26]

Untuk membantu mengontrol gula dalam darah, seorang penderita diabetes harus mendisiplin dirinya dalam menghindari makanan yang manis

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan