PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g87_No20 hlm. 8-11
  • Siapa Akan Selamat dari Akhir Dunia Ini?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Siapa Akan Selamat dari Akhir Dunia Ini?
  • Sedarlah!—1987 (No. 20)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mereka yang Selamat
  • Akhir Dunia—Kapan?
  • Waktu untuk Mengambil Keputusan
  • Waktunya Semakin Mendesak Bagi Kita untuk Berjaga-jaga
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • Dunia yang Dibinasakan
    Selamat Memasuki Bumi Baru
  • Apakah Saudara Menghukum Dunia melalui Iman Saudara?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Air Membinasakan Dunia—Apakah Hal Itu Akan Terjadi Lagi?
    Belajarlah dari sang Guru Agung
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1987 (No. 20)
g87_No20 hlm. 8-11

Siapa Akan Selamat dari Akhir Dunia Ini?

BAGIAN terbesar dari orang-orang yang hidup di bumi dewasa ini tidak akan selamat melampaui akhir dunia. Hal itu menjadi sangat jelas apabila Firman Allah yang terilham dipelajari. Seperti Yesus katakan, ”Lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”—Matius 7:13, 14.

Bahwa Allah akan membinasakan jutaan, ya, bermilyar-milyar orang yang Ia anggap fasik mungkin mengejutkan bagi beberapa orang. Namun ingat bahwa Allah ”menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. (2 Petrus 3:9) Sebenarnya, Allah tidak senang membinasakan orang-orang jahat sekalipun, ”Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup.” (Yehezkiel 33:11) Tetapi, Allah harus menepati FirmanNya dan harus menggenapi maksud-tujuanNya atas bumi ini. Untuk itu, mereka yang Ia anggap jahat harus lenyap.

Mereka yang Selamat

Karena dunia tidak berakhir setiap hari, banyak orang tidak percaya hal itu dapat terjadi. Tetapi orang-orang sedemikian ada baiknya mengingat bahwa hal itu pernah terjadi.

Kapan? Yaitu pada waktu Air Bah seluas dunia di jaman Nuh. Allah mengakhiri seluruh dunia umat manusia yang jauh dari padaNya. Di antara mereka yang mati termasuk pria dan wanita yang oleh sang Pencipta dianggap fasik. Juga termasuk anak-anak mereka, karena anak-anak itu dibesarkan untuk menjadi seperti orangtua mereka, yaitu fasik. Jadi, ”matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat. . . . baik manusia maupun hewan”, Alkitab memberitahu kita.

Siapa yang selamat melewati Air Bah? Firman Allah menjawab, ”Hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.” (Kejadian 7:21-23) Di antaranya termasuk Nuh dan istrinya, ketiga putra mereka beserta istri masing-masing, delapan orang, serta satu pasang dari semua jenis binatang yang ada. Mengapa Allah berkenan atas Nuh dan keluarganya? Karena ketika Allah memerintahkan mereka untuk melakukan hal-hal tertentu, mereka taat. Seperti dikatakan kitab Kejadian, ”Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.”—Kejadian 6:22; 7:5.

Kita dapat menarik pelajaran yang penting dari apa yang terjadi dulu. ”Segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita.” (Roma 15:4) Karena itu benar-benar ada pelajaran bila diperhatikan bahwa Allah meminta pertanggungjawaban dari manusia atas tindakan mereka. Ia mengaruniai kita kebebasan memilih secara moral dan menuntut pertanggungjawaban. Kita tidak dapat mengabaikan Pencipta, maksud-tujuanNya, dan kehendakNya, kemudian menuntut kebebasan dari penghukuman seolah-olah Allah diwajibkan untuk berkenan atas kita tidak soal sikap atau tindakan kita. ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”—Galatia 6:7.

Juga, apa yang terjadi atas kota-kota Sodom dan Gomora mengandung pelajaran. Karena kebobrokan moral mereka yang luar biasa, Allah memutuskan untuk membinasakan mereka. ”Banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan [Yehuwa]; sebab itulah [Yehuwa] mengutus kami untuk memusnahkannya,” kata para pelaksana kebinasaan yang diutusNya. Semua kecuali tiga orang—Lot dan kedua putrinya—dibinasakan. Mengapa mereka diselamatkan? Karena mereka mendengarkan perintah Allah dan bertindak sesuai dengan itu. Namun istri Lot tidak—dan ia binasa. Yang juga dibinasakan ialah dua pria yang sudah ditunangkan untuk kawin dengan putri-putri Lot. Mengapa? Karena pada waktu Lot memperingatkan mereka tentang kebinasaan yang akan datang, ”ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja”. Namun ini bukan olok-olok. Mereka mati.—Kejadian 19:12-14.

Sama halnya di jaman kita, banyak orang mengejek peringatan tentang mendekatnya akhir dunia ini. Tetapi rasul Petrus menubuatkan bahwa pada ”hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya”. Ia mengatakan, mereka mengabaikan kenyataan bahwa suatu dunia pernah berakhir sebelumnya—dalam Air Bah. Yesus juga mengatakan, ”Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu [”dan mereka tidak memperhatikan”, NW], sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua.” Ia menambahkan, ”Demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”—2 Petrus 3:3-7; Matius 24:37-39.

Jadi, banyak orang akan dibinasakan karena mereka mengambil keputusan untuk tidak memperhatikan tanda yang nyata dari ”hari-hari terakhir” ini. (2 Timotius 3:1-5) Tetapi, yang menjadi kabar baik adalah bahwa akan ada orang-orang yang selamat, jauh lebih banyak dari pada kedelapan orang yang selamat melampaui Air Bali atau tiga orang yang selamat dari kebinasaan Sodom dan Gomora.

Bahwa akan ada banyak yang selamat telah dinubuatkan oleh rasul Yohanes dalam suatu wahyu ilahi. Ia menulis, ”Aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, . . . ’Mereka ini adalah orang-orang yang keluar [selamat] dari kesusahan yang besar; . . . Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.’”—Wahyu 7:9, 14, 17.

Akhir Dunia—Kapan?

Kapan dunia ini akan berakhir? Alkitab tidak memberitahu kita tanggal yang spesifik. Yesus menjelaskan hal ini ketika ia menjawab pertanyaan yang diajukan murid-muridnya tentang hal itu. Ia mengatakan bahwa waktu yang tepat, yakni hari dan jamnya, tidak diketahui oleh seorang manusia pun. (Matius 24:36) Tetapi, kenyataan bahwa kita manusia tidak dapat menghitung waktu yang tepat dari akhir dunia ini tidak berarti bahwa Allah tidak akan memberi kita keterangan apapun bila hal itu sudah dekat.

Banyak nubuat Alkitab menandai waktu itu. Yesus sendiri menguraikan banyak dari kejadian-kejadian yang akan terjadi tepat sebelum akhir itu. Kemudian ia mengatakan tentang orang-orang yang akan melihat permulaan kejadian-kejadian tersebut, ”Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi.”—Matius 24:33, 34.

Generasi manakah yang Yesus maksudkan? Tanpa diragukan lagi, ini adalah generasi yang telah hidup sejak tahun 1914. Generasi ini telah melihat segala sesuatu yang menurut Yesus akan terjadi tepat sebelum akhir itu tiba. Ini berarti bahwa ada orang-orang yang hidup pada tahun 1914 yang masih akan ada untuk menyaksikan akhir dunia ini.—Matius 24:1-34.

Yesus juga menyerukan kata-kata yang mendesak ini, ”Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” ”Anak Manusia” ialah Yesus sendiri, yang akan datang sebagai Pelaksana Hukuman Allah yang Utama.—Matius 24:44; lihat juga Wahyu 19:11-21.

Waktu untuk Mengambil Keputusan

Waktu yang masih ada bagi dunia yang bejat, keras, dan tidak adil ini sudah sangat singkat sekali. Jadi kita masing-masing harus memutuskan apakah kita ingin berada di antara orang-orang yang selamat.

Apa yang akan menentukan seseorang akan dibinasakan atau diselamatkan? Dengarkan jawaban yang diberikan rasul Petrus, ”Jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari [Yehuwa].”—2 Petrus 3:11, 12.

Ya, kita perlu memperhatikan apa yang Allah katakan sekarang dan melakukan apa yang Ia minta dari kita. Dengan demikian, kita tidak akan dibinasakan tetapi akan diselamatkan memasuki sistem baru yang benar. (2 Petrus 3:13) Hal ini juga dijelaskan oleh kata-kata terilham dari rasul Yohanes, ”Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”—1 Yohanes 2:17.

Keputusan untuk berpihak kepada Allah dan kebenaranNya tidak dapat didasarkan atas emosi saja. Ini harus merupakan hasil dari pengetahuan yang saksama, ”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”—Yohanes 17:3.

Kita juga dituntut untuk ”[terus, NW] bertumbuh” dalam pengetahuan sedemikian. (2 Petrus 3:18) Dalam hal ini termasuk pengetahuan yang saksama tentang persediaan Allah untuk selamat melalui Kerajaan surgawiNya, yang kini didirikan di tangan Penakluk DuniaNya, Kristus Yesus. (Matius 6:9, 10) Juga termasuk berbicara dengan berani kepada orang-orang lain tentang harapan yang menakjubkan untuk hidup kekal di bumi di bawah pemerintahan Kerajaan Allah. Seperti Yesus nubuatkan, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”—Matius 24:14.

Betapa leganya untuk mengetahui bahwa akhir dunia ini tidak akan berarti kehancuran planet yang indah ini! Dan betapa leganya juga untuk mengetahui bahwa kita dapat termasuk di antara jutaan yang akan selamat memasuki bumi yang sudah dibersihkan!

Inginkah anda berada di antara orang-orang yang selamat? Anda dapat jika anda tidak mengikuti orang-orang yang ’tidak memperhatikan’, tetapi sebaliknya meniru teladan Nuh untuk ’melakukan semuanya tepat seperti diperintahkan’ sehubungan dengan kehendak Allah. Dengan demikian, janji Allah ialah anda dapat hidup kekal di atas bumi yang Yesus janjikan akan menjadi firdaus. ”Orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.”—Mazmur 37:29; Lukas 23:43; Matius 5:5.

[Tabel di hlm. 10]

Masa Depan Bumi

Pandangan yang Umum Dianut Pandangan Alkitab

Kebinasaan total umat manusia Kebinasaan orang-orang fasik

(Amsal 2:21, 22;

Matius 25:31-46)

Bumi dimusnahkan; tidak ada Keselamatan yang pasti bagi

yang selamat mereka yang melakukan kehendak

Allah (Zefanya 2:2, 3;

1 Yohanes 2:15-17)

Bumi menjadi tanah tandus Hidup kekal di bumi firdaus

yang tidak berguna bagi semua (Mazmur 37:29;

Lukas 23:43)

[Gambar di hlm. 9]

Orang-orang fasik dari Sodom dan Gomora dibinasakan, tetapi Lot dan putri-putrinya selamat

[Gambar di hlm. 11]

Mereka yang melakukan kehendak Allah akan selamat melampaui akhir dunia ini dan hidup kekal di bumi Firdaus

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan