PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g87_No21 hlm. 29-31
  • Siapa Bilang Ini Hanya Cinta Monyet?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Siapa Bilang Ini Hanya Cinta Monyet?
  • Sedarlah!—1987 (No. 21)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Anatomi Cinta Monyet
  • Cinta Monyet—Berbahaya atau Tidak?
  • Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Cinta Monyet?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Cinta Monyet?
    Sedarlah!—1987 (No. 22)
  • Bagaimana Jika Saya Jatuh Cinta Kepada Orang yang Tidak Seiman?
    Sedarlah!—1994
  • Bagaimana Jika Pria Itu Tidak Membalas Cinta Saya?
    Sedarlah!—1998
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1987 (No. 21)
g87_No21 hlm. 29-31

Kaum Remaja Bertanya . . .

Siapa Bilang Ini Hanya Cinta Monyet?

”APAKAH anda pernah jatuh cinta kepada seseorang pada waktu anda masih remaja?” Wartawan Sedarlah! mengajukan pertanyaan ini kepada sekelompok orang dewasa, yang berumur antara 21 sampai 70 tahun. Jawabannya? Gelak tawa—dan banyak kenangan muncul kembali.

”Pernah, saya!” jawab Yanto.a ”Saya masih remaja waktu itu, dan saya benar-benar jatuh cinta kepada seorang gadis yang enam tahun lebih tua dari saya. Ia cantik sekali—matanya besar berwarna coklat! Tetapi saya menyembunyikan perasaan saya. Bahkan ibu saya tidak mengetahui bahwa saya menyukai gadis itu.”

”Saya pernah cinta setengah mati kepada guru seni saya,” ingat Valerie, yang sekarang sudah menikah. ”Ia begitu tampan.” Mira ibu dari dua anak, tidak mau kalah, dan mengatakan, ”Ketika saya masih remaja, saya jatuh cinta kepada penyanyi favorit saya. Saya bangun pagi-pagi sekali agar saya bisa mendapat tempat duduk di baris paling depan pada pertunjukannya. Pernah sekelompok gadis dan saya lari menuju ke kamar ganti pakaiannya! Tetapi ketika saya akhirnya melihat dia, saya hanya berdiri saja dengan mulut ternganga.” Ya, bahkan anggota kelompok kita yang tertua ingat bahwa ia pernah jatuh cinta kepada seorang bintang film!

Ya, tanyakan kepada kelompok orang dewasa manapun, maka anda akan mendapati bahwa hampir semuanya pernah tergila-gila, atau jatuh cinta, ketika masih muda. Sering ini ditujukan kepada orang-orang yang tidak mungkin mereka dapatkan—guru, bintang penyanyi, kenalan-kenalan yang lebih tua umurnya. Ahli ilmu jiwa Kathy Moricca mengatakan, ”Cinta monyet merupakan bagian dari proses menjadi dewasa. Hampir semua orang muda merasakannya.” Dan kebanyakan berhasil melewati masa tersebut dengan harga diri dan perasaan humor mereka tetap utuh. Sesungguhnya, bertahun-tahun kemudian kebanyakan biasanya dapat tertawa mengingat pengalaman itu.

Tetapi, jika anda sedang jatuh dalam perangkap cinta monyet, nampaknya tidak ada yang bisa ditertawakan. ”Saya merasa frustrasi,” ingat Yanto, ”karena saya tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengatasinya. Saya tahu wanita itu terlalu tua untuk saya, tetapi saya menyukainya. Saya benar-benar merasa kesal dengan semua ini.” Valerie menambahkan, ”Saya membayangkan diri saya menikah dengan guru saya. Kami akan mempunyai empat anak dan tinggal di sebuah rumah yang menyenangkan. Benar-benar sulit untuk mengatasi hal ini.”

Memang, anda akan merasa sakit hati karena mencintai seseorang yang tidak pernah akan bisa anda dapatkan. Dan meskipun diberitahu bahwa apa yang anda rasakan hanyalah cinta monyet, anda tidak merasa lebih baik. Pokoknya, apa yang anda rasakan itu sungguh-sungguh! ’Mengapa tidak ada seorang pun yang mau percaya bila saya mengatakan bahwa saya jatuh cinta?’ anda bertanya dalam hati.

Anatomi Cinta Monyet

”Kasih itu berasal dari Allah,” kata rasul Yohanes. (1 Yohanes 4:7) Karena itu bukanlah suatu dosa untuk mempunyai perasaan yang dalam terhadap seseorang—asalkan perasaan sedemikian tidak bersifat imoral atau tidak layak (seperti misalnya terhadap seseorang yang sudah menikah). Tetapi, kasih Kristen didasarkan atas prinsip, bukan emosi. (Bandingkan 1 Korintus 13:4-7.) Dan Alkitab menghubungkan kasih sedemikian, tidak dengan kaum remaja, tetapi dengan orang-orang Kristen yang matang secara rohani, atau ’dewasa sepenuhnya’.—Efesus 4:13-15.

Ketika anda muda, ”nafsu muda” sering menguasai pikiran dan tindakan anda. (2 Timotius 2:22) Sesungguhnya, masa puber membangkitkan perasaan-perasaan yang baru dan kuat. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi kebanyakan dari kita untuk belajar cara mengendalikan perasaan sedemikian. Menarik sekali, buku The Individual, Marriage, and the Family (Individu, Perkawinan, dan Keluarga) selanjutnya menyatakan, ”Karena masyarakat kita menandaskan pentingnya kasih yang romantis, orang muda . . . memimpikan dipenuhinya kasih tersebut lama sebelum ia siap untuk itu atau bahkan menemukan orang yang cocok untuk kasih yang romantis.”

Betapa besar frustrasi yang kita rasakan jika kita mempunyai perasaan romantis yang menggebu-gebu—namun tidak ada tempat melimpahkan kasih itu! Selanjutnya, sering kali ”gadis-gadis menjadi lebih tenang dan dalam pergaulan lebih wajar pada usia yang lebih muda daripada anak laki-laki”, kata majalah Seventeen. Akibatnya, ”mereka sering mendapati bahwa teman-teman laki-laki sekelas mereka tidak matang dan tidak menarik dibandingkan dengan guru-guru” atau pria-pria lain yang lebih tua, yang tidak bisa mereka dapatkan. Jadi seorang gadis mungkin membayangkan bahwa seorang guru favorit, penyanyi pop, atau seorang kenalan yang lebih tua adalah pria yang ”ideal”. Tetapi, anak laki-laki juga bisa tergila-gila.

Namun, kemungkinan berkembangnya percintaan yang sesungguhnya dengan guru yang mempesonakan atau penyanyi yang menggairahkan itu hampir sama sekali tidak ada. Maka, jelas bahwa kasih apapun kepada tokoh-tokoh yang jauh dari jangkauan lebih berakar pada khayalan daripada kenyataan. Tidak mengherankan bahwa menurut buku The Individual, Marriage, and the Family, perasaan tergila-gila sedemikian cenderung ”berumur pendek”! Atau seperti dikatakan majalah ‘Teen, ”Bagi kebanyakan remaja, jatuh cinta sama umumnya seperti penyakit masuk angin.” Tetapi ada orang-orang muda yang berkeras dalam khayalan mereka, dengan berkukuh bahwa apa yang mereka rasakan benar-benar cinta sejati.

Cinta Monyet—Berbahaya atau Tidak?

’Namun jika hampir setiap orang pernah jatuh cinta, apa bahayanya?’ anda bertanya. Ya, ’hampir setiap orang’ juga mengalami sakit campak. Kenyataannya ialah, cinta monyet bisa berbahaya.

Antara lain, banyak yang menjadi sasaran cinta kaum remaja tidak patut dipertimbangkan seorang Kristen. Seorang pria yang bijaksana mengatakan, ”Pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan orang bodoh.” (Pengkhotbah 10:6) Jadi seorang penyanyi dipuja-puja karena ia mempunyai suara yang halus atau wajah yang tampan. Namun bagaimana moralnya? Bukankah gaya hidup dari kebanyakan idola rock sia-sia belaka? Alkitab juga memperingatkan orang-orang Kristen, ”Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah.” (Yakobus 4:4) Bukankah persahabatan anda dengan Allah akan terancam jika anda menaruh hati kepada seseorang yang tingkah lakunya dikutuk oleh Allah? Juga salah untuk menyimpan perasaan cinta kepada seseorang yang sudah menikah.—Amsal 5:15-18.

Selanjutnya, Alkitab mengatakan, ”Waspadalah terhadap segala berhala.” (1 Yohanes 5:21) Ini benar meskipun orang yang dipuja-puja menempuh kehidupan yang cukup dapat diterima. Bagaimana pendapat anda jika seorang remaja menghiasi semua dinding kamarnya dengan gambar-gambar seorang bintang penyanyi yang ia sukai? Bukankah hal itu berbahaya, karena hampir sama dengan penyembahan? ”Saya sama sekali tidak memuja dia,” kata seorang gadis muda tentang penyanyi favoritnya. Tetapi ia juga mengakui, ”Saya selalu memikirkan satu orang ini . . . saya harus menyingkirkan orang ini dari pikiran saya.”

Bahkan, ada yang membiarkan khayalan mereka mengesampingkan akal sehat. Seorang gadis lain menulis tentang perasaan tergila-gila kepada seorang penyanyi pop, ’Saya ingin dia menjadi pacar saya, dan saya telah berdoa agar hal itu menjadi kenyataan! Saya biasanya tidur dengan albumnya karena itulah satu-satunya cara saya bisa berdekatan dengannya. Saya sampai pada titik di mana jika saya tidak bisa mendapatkan dia, saya akan bunuh diri.’ Apakah hawa nafsu yang tanpa dipikir sedemikian akan menyenangkan Allah, yang memerintahkan kita agar melayani Dia dengan ”akal sehat”?—Roma 12:3, NW.

Alkitab mengatakan di Amsal 13:12, ”Harapan yang tertunda menyedihkan hati.” Memupuk ”harapan” yang romantis untuk hubungan yang tidak mungkin kita capai dapat membuat anda benar-benar sakit secara fisik. Kasih yang tidak terbalas dikatakan oleh dokter-dokter sebagai penyebab dari ”depresi, kekuatiran, dan kesedihan yang umum . . . tidak dapat tidur atau perasaan lesu, sakit di dada atau sesak napas”.

Pikirkan pula, kerugian yang ditimbulkan bila anda membiarkan khayalan menguasai kehidupan anda. Dokter Lawrence Bauman menyatakan bahwa salah satu bukti pertama dari cinta yang tidak terkendali adalah ”mengendurnya prestasi di sekolah”. Mengasingkan diri dari teman-teman dan keluarga merupakan akibat lain yang umum dari seseorang yang terjerat dalam cinta monyet. (Bandingkan Amsal 18:1.) ”Bahkan keluarga saya merasa kesal dengan tingkah laku saya,” pengakuan seorang gadis muda yang ”mencintai” seorang penyanyi pop sampai tidak peduli dengan orang-orang lain.

Bahkan jika hal itu tidak menimbulkan akibat buruk, bisa jadi kita dipermalukan karena telah berlaku bodoh. ”Saya malu untuk mengakui hal ini,” kata pengarang Gil Schwartz, ”tetapi saya bertingkah laku seperti seorang badut selama masa saya jatuh cinta kepada Judy.” Lama setelah perasaan cinta itu lenyap, kenangan pada waktu kita mengejar-ngejar seseorang atau mungkin membuat keributan di depan umum tetap melekat dalam pikiran kita.

Untung sekali, seperti orang-orang dewasa yang disebutkan pada awal artikel ini, kebanyakan orang muda melewati masa cinta monyet mereka. Dan sebuah artikel dalam terbitan yang akan datang akan membantu mereka yang tidak dapat mengatasinya. Sementara itu, nasihat terbaik ialah untuk menyadari apa cinta monyet itu sebenarnya—khayalan pada usia remaja.

Mungkin ada pelajaran yang dapat diperoleh dari ’pernah mencintai dan gagal’. Tetapi, jangan sekali-kali membiarkan perasaan tergila-gila yang tanpa harapan menguasai kehidupan anda atau merusak emosi anda. Penulis Gil Schwartz mengingat betapa sia-sia hal ini. ”Meskipun saya memiliki segenap perasaan cinta asmara dan tekun mengejar Judy,” ia ingat, ”saya yakin dia tidak pernah satu kali pun memikirkan diri saya.”

[Catatan Kaki]

a Beberapa nama telah diubah.

[Gambar di hlm. 29]

Jatuh cinta kepada lawan jenis yang lebih tua usianya—yang tidak dapat kita dapatkan—umum sekali

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan