PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g87_No24 hlm. 27-28
  • Mujizat Bahasa—Cara Kita Memperolehnya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mujizat Bahasa—Cara Kita Memperolehnya
  • Sedarlah!—1987 (No. 24)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Bahasa dan Otak
  • Membantu Anak-Anak Mengembangkan Kecakapan Bahasa
  • Anda Pasti Bisa Belajar Bahasa Lain!
    Sedarlah!—2007
  • Mendidik Anak Sejak Lahir
    Membina Keluarga Bahagia
  • Apakah Saudara Fasih Menggunakan ”Bahasa yang Murni”?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Membantu Anak-Anak ”Penduduk Asing”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2017
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1987 (No. 24)
g87_No24 hlm. 27-28

Mujizat Bahasa—Cara Kita Memperolehnya

PERNAHKAH anda kehabisan kata? Saat seperti itu jarang terjadi, karena biasanya kita senang mengutarakan pikiran dan perasaan kita. Bahasa memungkinkan kita melakukan hal tersebut. Seorang ahli menyatakan, ”Pemikiran mustahil tercetus tanpa adanya bahasa.”

Memang, dalam fauna, binatang-binatang dapat bertukar keterangan tanpa kata: burung-burung menyanyi, singa mengaum, ikan lumba-lumba bersiul, kumbang menari. Makhluk-makhluk lain menggunakan gaya dan gerakan, sentuhan dan suara—bahkan bau-bauan —sebagai metode komunikasi. ’Jangan dekat-dekat!’ ’Hati-hati!’ ’Mari ikut aku!’ Inilah pesan-pesan binatang yang dinyatakan dengan jelas!

Tetapi, komunikasi binatang sangat terbatas. Tidak demikian halnya dengan bahasa yang memungkinkan manusia berbicara tentang segala sesuatu yang mereka amati atau bayangkan. Maka Profesor pendidikan Dennis Child menyatakan, ”Bahasa adalah modal umat manusia yang terbaik.” Tetapi bagaimana kita memperoleh modal yang begini menakjubkan? Dan bagaimana orangtua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkannya?

Bahasa dan Otak

Cara kita belajar berbicara telah menggugah rasa ingin tahu para sarjana selama berabad-abad. Dengan sangat menakjubkan, anak-anak kecil yang masih belum dapat jalan dan makan sendiri belajar berbicara bahkan tanpa mengetahui aturan tata bahasa dan tanpa pengajaran yang khusus! Ahli bahasa Ronald A. Langacker menulis, ”[Anak] menguasai . . . sistem ilmu bahasa. Ia melakukan hal ini atas dasar kejadian yang tidak langsung dan tidak lengkap, dan pada usia ketika ia belum dapat berpikiran logis dan analitis.”

Maka kebanyakan ilmuwan percaya bahwa kesanggupan untuk belajar suatu bahasa-bahasa apa saja—adalah pembawaan sejak lahir, suatu kesanggupan yang berkembang sewaktu anak itu masih kecil.

Namun, pada mulanya, otak seorang anak juga belum dapat menguasai perkembangan dari percakapan. Hal ini, tentu saja, tidak menghentikan seorang bayi untuk berupaya. Memang, beberapa penyelidik percaya bahwa celotehan bayi yang masih kecil adalah bagian dari perkembangan dalam percakapan, semacam latihan untuk mengucapkan kata-kata di kemudian hari. Seraya bayi berupaya untuk menyuarakannya, otaknya juga dengan cepat mempersiapkan diri untuk percakapan. Walaupun perkembangan tubuh bayi sebelum umur sepuluh tahun secara relatif lambat, otaknya pada umur 5 tahun sudah mencapai 90 persen dari beratnya nanti sewaktu dewasa. (Otaknya mencapai berat penuh kira-kira pada umur 12 tahun.) Itu berarti bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan adalah masa belajar yang paling penting, terutama dua tahun pertama.

Selama itu, bermilyar sel saraf dalam lapisan korteks otak bertumbuh dan bercabang, membentuk jaringan yang saling berhubungan dan padat. Antara umur 15 sampai 24 bulan, terjadi pertumbuhan sel otak yang sangat cepat. Saat itu otak sudah siap belajar bahasa. Maka, penting sekali bagi sang anak untuk dihadapkan dengan bahasa dalam masa-masa kecilnya ini.

Menarik sekali, Alkitab mengatakan bahwa Timotius yang muda diajar Alkitab ”dari kecil [”sejak bayi”, NW]”.—2 Timotius 3:15.

Membantu Anak-Anak Mengembangkan Kecakapan Bahasa

Ibu-ibu memegang peranan penting dalam perkembangan dari percakapan anak. Seorang ibu yang peka mengenal isyarat bayinya dan akan sering berbicara dengannya, bahkan lama sebelum ia mengerti apa yang ia ucapkan. Walaupun demikian, dasar dari percakapan telah ada. Segera anak itu akan membalas kata-kata sang ibu dengan kata-katanya sendiri. Penyelidik M. I. Lisina mengatakan, ”Jelas bahwa bahasa anak-anak muncul terutama sebagai sarana dari hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya.” Maka ayah, saudara-saudara kandung, kakek-nenek, dan teman-teman juga dapat ambil bagian dalam perkembangan dari percakapan anak itu dengan berbicara, bercerita, dan membaca.

Ahli ilmu jiwa Swedia C. I. Sandström lebih lanjut mengamati bahwa anak-anak yang pandai berbicara ”rata-rata jauh lebih baik dalam berhubungan dengan orang dewasa. Keluarga-keluarga biasanya makan pagi bersama, dan anak-anak boleh ambil bagian dalam percakapan”. Sebaliknya, anak kecil yang tidak pandai berbicara ”biasanya makan pagi sendiri” dan ”kurang ambil bagian dalam pembicaraan pada waktu makan malam”. Maka persatuan keluarga pada waktu makan menganjurkan perkembangan bahasa.

Membawa anak anda ke luar juga memberikan anda kesempatan baik untuk mengembangkan percakapannya dengan menjelaskan segala sesuatu kepadanya dalam istilah-istilah yang sederhana. Bersama-sama, pandanglah bunga yang mekar, perhatikan seekor ulat makan daun, atau laba-laba membuat sarangnya. Gunakan rasa ingin tahu anak anda yang wajar untuk mengembangkan bahasanya. Berbicara tentang binatang yang anda lihat di kebun binatang, kulit kerang dan batu koral di sepanjang jalan yang anda lalui, dan bermacam-macam makanan yang anda nikmati. Memang, semua ini memerlukan waktu dan kesabaran, tetapi hasilnya sangat berharga!

Orangtua telah menemukan bantuan lain yang sangat berharga dalam mengajar anak-anak sewaktu masih kecil untuk berbicara. Ini dilakukan dengan mengajak mereka secara tetap tentu mendengarkan kaset rekaman dari My Book of Bible Stories (Buku Cerita Alkitab).a

Kata-kata, kalimat dan ungkapan yang baru, dalamnya pengertian-pengertian yang baru tidak saja akan mewarnai bahasa anak anda tetapi juga meningkatkan kapasitas intelektualnya. Dan sewaktu anda menunjukkan bagaimana alam semesta yang menakjubkan dikaitkan dengan Penciptanya atau membahas maksud-tujuan Allah, kasih dan penghargaan anak itu kepada sang Pencipta juga semakin dalam.—Ulangan 6:6-9.

Untung, potensi untuk memperbanyak dan memperbaiki mutu bahasa tidak terbatas sewaktu kita muda saja. Setiap hari, kita dapat lebih menyempurnakan kesanggupan kita dalam berkomunikasi dengan belajar kata-kata baru dan memakai tata bahasa yang baik. Dengan cara ini, kita ambil bagian dalam meneruskan mujizat dari bahasa, dan kita tidak akan pernah kehabisan kata.

[Catatan Kaki]

a Dapat diperoleh pada penerbit majalah ini.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan