PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g89_No29 hlm. 29-32
  • Kebun Raya Kew—Pusat Pencangkokan bagi Dunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kebun Raya Kew—Pusat Pencangkokan bagi Dunia
  • Sedarlah!—1989 (No. 29)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kebun Raya untuk Ilmu Pengetahuan dan Hiburan
  • Prestasi-prestasinya yang Terkenal
  • Iklim Inggris yang Bersifat Mengobati
  • Ancaman Punah
  • Bank Bibit​—Berlomba dengan Waktu
    Sedarlah!—2002
  • Kecintaan Kita akan Kebun
    Sedarlah!—1997
  • Meninjau Beberapa Kebun yang Terkenal
    Sedarlah!—1997
  • Perusakan Akan Diakhiri
    Sedarlah!—1999
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1989 (No. 29)
g89_No29 hlm. 29-32

Kebun Raya Kew—Pusat Pencangkokan bagi Dunia

Oleh koresponden Sedarlah! di Inggris

AHLI hortikultura Simon Goodenough dari London, Inggris, sedang berada jauh di Pulau St. Helena di Laut Atlantik Selatan. Setelah berhasil menguasai perasaan takut akan ketinggian, dengan hati-hati sekali ia menuruni tebing yang curam dengan sebuah tali. Akhirnya, ia sampai pada tujuannya dan perlahan-lahan mengambil dari sisi bukit satu-satunya spesimen dari jenis pohon daisy (bunga aster) yang langka. Tanaman semak yang hampir punah ini kemudian memulai perjalanan 10.880 kilometer ke Inggris untuk perawatan yang intensif.

Tanaman itu menanggapi perawatan yang diberikan di Inggris dengan begitu baik sehingga mulai berkembang biak. Dua tahun setelah dikembalikan ke St. Helena, tanaman tunggal yang langka tersebut telah menjadi seribu, sehingga membantu mengatasi problem erosi pulau itu.

Ini hanya salah satu dari banyak keberhasilan dalam pencangkokan yang dicapai oleh Kebun Raya Kerajaan di Kew, London, Inggris. Tetapi anda mungkin heran, mengapa harus mengirim tanaman itu begitu jauh? Apa keistimewaan kebun raya di Kew?

Kebun Raya untuk Ilmu Pengetahuan dan Hiburan

Lebih dari satu juta orang datang ke Kew setiap tahun untuk mengunjungi kebun raya seluas 134 hektar yang diatur dengan baik. Apapun musimnya, udara selalu semerbak dengan bau-bauan yang menyegarkan dari banyak jenis tumbuhan. Koleksi tanaman hidupnya sebanyak 40.000 lebih jenis tanaman yang berbeda-beda, menyebabkan beberapa orang menganggap Kebun Raya Kew sebagai kebun raya yang terbaik di dunia. Tetapi Kebun Raya Kew tidak hanya indah dipandang.

Tahukah anda bahwa salah satu peran utama kebun-kebun raya adalah untuk pendidikan umum? Ya, Kebun Raya Kew digambarkan sebagai ”universitas yang buku-buku pelajarannya adalah bunga”! Bagaimana asal mula pusat ilmu pengetahuan botani ini?

Sejak pertengahan abad ke-18, sewaktu Augusta, janda Putri Wales, menggarap kebun-kebun di tanahnya di sepanjang Sungai Thames di Richmond, Kew telah menjadi pusat perhatian para ahli hortikultura. Tetapi Kebun Raya Kew menjadi terkenal berkat jasa Sir Joseph Banks (1743-1820). Ia mengorganisasi suatu proyek pengumpulan tanaman yang besar sekali, dan dari London, ahli-ahli botani berkeliling dunia mencari spesimen tanaman untuk dibawa kembali guna penggolongan. Hasilnya? Kebun Raya Kew memiliki salah satu koleksi terbesar di dunia dari tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan dan dipres, arsipnya berisi rincian dari kira-kira 6.500.000 tanaman.

Prestasi-prestasinya yang Terkenal

Utusan-utusan Kebun Raya Kew membantu memindahkan tanaman dari satu daerah ke daerah lain di dunia. David Nelson, ahli tanaman dari Kew, berlayar dari Inggris pada tahun 1787 dengan kapal Bounty yang terkenal, di bawah pimpinan Kapten Bligh. Apa misinya? Untuk mengumpulkan buah sukun yang kaya karbohidrat dari Tahiti di Pasifik Selatan dan menanamnya sebagai sumber makanan di Karibia. Perjalanan yang bernasib buruk itu berakhir dalam suatu pemberontakan, dan Nelson, yang menjadi orang buangan bersama sang kapten, akhirnya mendarat di Pulau Timor, Indonesia, dan meninggal di tempat itu. Tetapi, wakil lain dari Kebun Raya Kew meneruskan upaya itu, dan buah sukun akhirnya sampai pada tujuannya di Pulau St. Vincent.

Botani ekonomi, atau pencarian tanaman yang berguna, menjadi spesialiasi Kebun Raya Kew. Kebun-kebun raya itu menyumbang pembuatan bahan yang menurut beberapa orang telah mengubah sejarah dunia: quinine (kina), obat antimalaria yang ampuh dari kulit kayu pohon cinchona dari Peru.

Clement Markham memiliki ambisi untuk membantu mengendalikan penyakit malaria yang melanda bagian dari daratan India. Pada tahun 1859 ia berangkat bersama beberapa ahli tanaman dari Kew untuk menjelajah Peru, Ekuador, dan Bolivia, guna mengumpulkan bibit dan tanaman dari setiap spesies yang dikenal dari pohon cinchona yang selalu hijau. Walaupun menghadapi cuaca buruk dan banyak kesulitan karena berpindah-pindah pengangkutan, beberapa semaian sampai dengan aman di rumah kaca Kebun Raya Kew. Di sini, di bawah pemeliharaan para ahli, mereka berkembang biak dan akhirnya dikirim ke India. Tidak lama setelah itu dosis quinine secara tetap tentu tersedia di desa-desa di India.

Satu tempat peragaan di museum Kew dengan jelas melukiskan kisah sukses dalam pencangkokan lain. Di sana anda dapat melihat rincian dari koleksi bibit pohon karet (Hevea brasiliensis). Joseph Hooker, mantan direktur Kebun Raya Kew, merencanakan suatu proyek untuk memindahkan bibit-bibit ini dari Amerika Selatan ke Kew. Walaupun menghadapi kesulitan transportasi, 70.000 bibit akhirnya tiba di Liverpool, Inggris, dari sana mereka meneruskan perjalanan dengan kereta khusus ke Kew. Walaupun hanya 2.397 dari mereka berhasil tumbuh, dalam waktu dua bulan 1.919 dikirim ke Ceylon (sekarang Sri Lanka) dan Malaya. Dari bibit-bibit inilah tumbuh perkebunan-perkebunan karet yang besar yang sekarang ada di negeri-negeri itu.

Prestasi lain dari Kew pada abad ke-19 ialah pemilihan pohon-pohon yang tumbuh di Pulau Ascension, yang sebelumnya hampir tidak memiliki pepohonan. Kebun Raya Kew mengirim tanaman kaktus ke Kepulauan Canary untuk mengembangbiakkan jenis serangga tropis (cochineal), yang bila dijadikan bubuk digunakan sebagai bahan pewarna dalam kosmetik dan beberapa minuman. Banyak tanaman lain yang berguna dikirim ke Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.

Tetapi bagaimana dengan Kebun Raya Kew dewasa ini? Apakah kita masih mendapat manfaat dari keahlian ahli-ahli tanamannya?

Iklim Inggris yang Bersifat Mengobati

Pimpinan Kebun Raya melihat fungsi kebun itu sebagai ”penyebaran pengetahuan tentang tanaman penghasil uang yang cocok untuk ditanam di berbagai bagian di bumi, terutama di daerah tropika yang kering”. Ia percaya bahwa menipisnya persediaan bahan bakar seperti batu bara dan minyak bumi akan memaksakan umat manusia menggunakan tanaman sebagai sumber utama bahan bakar dan campuran obat-obatan. Beberapa daerah telah menikmati perbaikan lingkungan berkat tanaman yang dipelajari di Kew mengenai kemampuan mereka untuk memberikan tanah yang baik bagi daerah itu.

Untuk memerangi kerusakan akibat infeksi tanaman, suatu sistem ”karantina lanjutan” terbukti berguna. Setiap tanaman yang sakit yang tiba di Kew memerlukan waktu untuk diobati sebelum dikirim ke tempat tujuannya yang baru. Dan iklim Inggris terbukti bersifat mengobati. Misalnya, pengendalian cuaca di Kew membunuh infeksi yang kadang-kadang meracuni tanaman coklat dari India Barat. Pengobatan seperti itu menyehatkan tanaman sehingga dapat meneruskan perjalanan guna meningkatkan panen di Afrika Barat.

Ancaman Punah

Perjuangan juga sedang dilaksanakan untuk menjaga kelestarian tanaman. ”Dari 300.000 spesies tanaman yang hidup di lima benua, paling sedikit 20.000 terancam punah,” kata Peter Raven, pimpinan kebun raya dari St. Louis, Missouri, A.S. Majalah Perancis Science et Vie (Ilmu Pengetahuan dan Kehidupan), menambahkan, ”Jumlah ini dapat meningkat dengan cepat menjadi 40.000 sebelum pertengahan abad berikutnya. Ini satu dibanding tujuh!” Menghadapi keadaan yang demikian kritis, apa yang dilakukan untuk menghentikan kecenderungan menuju kepunahan?

Persatuan Internasional untuk Pelestarian Alam memiliki unit untuk memantau di Kebun Raya Kew. Di sini para sarjana dengan teliti mempelajari bibit dari tanaman yang terancam punah dan mengamati keadaan yang optimum untuk kehidupan mereka. Dengan informasi ini, mereka menilai caranya meniru lingkungan suatu tanaman. Kemudian para ahli tanaman memulai proses ”pengembangbiakan”, atau penyebaran spesies yang terancam.

Perlindungan lebih lanjut adalah rencana untuk memastikan agar semua spesies yang terancam punah dipelihara di lebih dari satu kebun raya. Bagaimana hal itu diatur? Melalui pertukaran bibit antara kebun-kebun raya, yang mengarah kepada didirikannya bank-bank bibit. Mengurus bank-bank ini dianggap suatu investasi untuk masa depan.

Anda mungkin heran mengapa pelestarian alam memerlukan upaya yang besar di pihak kebun-kebun raya. The Natural World, yang disunting oleh Malcolm Coe, memberikan suatu alasan yang mendesak, ”Kerusakan terhadap stabilitas dan keutuhan sistem ekologi pada akhirnya akan merusak kesejahteraan umat manusia.”

Memang, keberhasilan yang telah dicapai oleh Kebun Raya Kew benar-benar luar biasa, seperti pencangkokan tanaman semak yang sekarang membantu memerangi problem erosi di St. Helena. Tetapi dapatkah keberhasilan ini diulangi di tempat lain? Sejauh mana pencangkokan akan membuat daerah yang kering menjadi subur? Hanya waktu yang akan menjawab. Tetapi sementara ini, kita menghargai pekerjaan para ahli tumbuh-tumbuhan dan ahli hortikultura yang tekun dari Kebun Raya Kew. Dan mungkin pada suatu hari, anda bahkan akan memiliki kesempatan untuk mengunjungi dan melihat sendiri ”pusat pencangkokan bagi dunia” ini.

[Gambar di hlm. 29]

Leli-leli raksasa dalam sebuah rumah kaca di Kebun Raya Kew

[Gambar di hlm. 30]

Pelargonia grenada, yang agung, salah satu dari 250 macam bunga geranium

Bunga-bunga Hibiscus (kembang sepatu) ada dalam warna putih, merah jambu, merah, kuning, dan oranye

[Gambar di hlm. 31]

Ada kira-kira seratus spesies dan ribuan jenis bunga mawar di seluruh dunia

[Gambar di hlm. 32]

Pagoda ini adalah suatu obyek yang terkenal di Kebun Raya Kew

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan