PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 8/91 hlm. 6-8
  • Tidak Punya Pekerjaan—Apa Jalan Keluarnya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tidak Punya Pekerjaan—Apa Jalan Keluarnya?
  • Sedarlah!—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • 1. Jangan Panik
  • 2. Berpikir Positif
  • 3. Buka Pikiran Anda untuk Jenis Pekerjaan Baru
  • 4. Hidup Sesuai dengan Kemampuan Anda—Bukan Kemampuan Orang Lain
  • 5. Waspada terhadap Kredit
  • 6. Pertahankan Persatuan Keluarga
  • 7. Pertahankan Harga Diri Anda
  • 8. Menyusun Anggaran
  • Bagaimana Aku Bisa Mengendalikan Pengeluaranku?
    Sedarlah!—2006
  • Bagaimana Mengatur Uang Anda
    Sedarlah!—2011
  • Cara Menghindari Utang
    Sedarlah!—1996
  • Bagaimana Aku Bisa Mengatur Uang?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1991
g 8/91 hlm. 6-8

Tidak Punya Pekerjaan—Apa Jalan Keluarnya?

”Halnya akan menjadi sangat sulit. Banyak bisnis bangkrut, tetapi belum mau mengakuinya.”—Ahli keuangan A.S.

BANYAK orang sudah mengalami kenyataan yang sulit dari prediksi (ramalan) yang berani, yang dibuat akhir tahun 1990. Di beberapa perusahaan, karyawan yang ”masih ada” bertanya-tanya mengenai kapan giliran mereka untuk kena PHK.

Apa yang akan Anda lakukan andai kata Anda kehilangan pekerjaan hari ini? Adalah bijaksana agar Anda sudah siap. Sebagaimana ditunjukkan artikel terdahulu, hilangnya pekerjaan membawa pengaruh secara ekonomi maupun emosi. Maka, lebih banyak hal tersangkut daripada hanya membayar rekening. Berikut adalah beberapa petunjuk yang telah membantu orang-orang lain menjadi stabil secara ekonomi dan emosi pada waktu menghadapi hilangnya pekerjaan.

1. Jangan Panik

Ketika Dominick diberhentikan dari pekerjaannya, ia harus mengembalikan rumahnya ke bank dan memindahkan keluarganya untuk tinggal bersama ibunya. Sarannya ialah untuk tetap tenang, tidak soal betapa gawat situasinya. ”Ada pekerjaan atau tidak, Anda tidak akan melarat dan mati,” katanya. ”Saya dengan sejujurnya harus belajar bahwa kita semua tidak akan mati.” Daripada memenuhi pikiran dengan hal-hal buruk, dengan tenang carilah jalan keluar yang produktif.

2. Berpikir Positif

Jim dan Donna berdua mempunyai empat pekerjaan penggal waktu. Namun, hasilnya lebih sedikit daripada gaji Jim pada pekerjaan sepenuh waktunya dahulu. Sekalipun demikian, mereka menerimanya sebagai pengalaman yang mengandung pelajaran bagi kelima anak mereka. Donna mengatakan, ”Tanpa problem-problem ini keadaan mereka akan lebih baik secara materi. Namun, mereka akan kehilangan kesukaran-kesukaran yang mengajar Anda cara untuk hidup.”

3. Buka Pikiran Anda untuk Jenis Pekerjaan Baru

Pekerja-pekerja kantor sekalipun dapat memilih untuk mengganti profesi dan memulai pekerjaan baru. ”Biasanya orang tidak mencari alternatif lain sampai mereka terpaksa berbuat demikian,” kata Laura, yang dipecat dari pekerjaan administrasi. ”Pada tahun ’90-an,” ia berkata, ”kita harus belajar berlaku lebih fleksibel.” Upaya untuk mencari jenis pekerjaan sama—atau gaji yang sama—yang kita telah terbiasa, hanya mengurangi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini menjadi sebagian dari alasan mengapa pekerja kantor (white collar) lebih lama menemukan pekerjaan daripada pekerja buruh biasa (blue collar). Jadi bersedialah menerima kemungkinan jenis pekerjaan yang baru. Banyak orang telah berhasil menawarkan jasa mereka kepada orang lain, seperti misalnya membersihkan rumah.

4. Hidup Sesuai dengan Kemampuan Anda—Bukan Kemampuan Orang Lain

Alat yang ampuh dalam periklanan adalah untuk menciptakan suatu ”kebutuhan” yang tadinya tidak ada. Sering kali Anda dibujuk untuk berpikir bahwa Anda saja yang ketinggalan zaman. ’Ini adalah model yang dipakai semua orang [kecuali Anda].’ ’Film yang dibicarakan semua orang [jadi mengapa Anda belum melihatnya?].’ ’Mobil yang dimiliki semua orang [kapan Anda akan membelinya?].’

Bujukan yang sama mungkin mempengaruhi cara kita memandang dan menggunakan uang. Seorang teman mengadakan perjalanan yang menghabiskan banyak uang. Tiba-tiba Anda juga membutuhkan liburan. Teman yang lain membeli mobil baru. Tiba-tiba mobil Anda tampak tua, dan tidak memadai lagi. Iri terhadap apa yang dilakukan orang lain hanya membuat Anda menggunakan uang yang Anda tidak miliki, membeli barang-barang yang Anda tidak butuhkan. Hindari perbandingan yang merugikan sedemikian.

Jim, karyawan yang kena PHK yang disebut di atas, mengamati, ”Orang-orang merasa putus asa jika mereka tidak dapat mempertahankan gaya hidup yang mereka pikir mereka inginkan. Kita hanya perlu prihatin mengenai makanan dan pernaungan. Yang lain sebenarnya tidak relevan.” Sebagaimana dianjurkan di 1 Timotius 6:8, ”asal ada makanan dan pakaian, cukuplah”.

5. Waspada terhadap Kredit

Kartu kredit bisa menjadi hal yang bermanfaat, tetapi itu juga bisa menjadi beban (liability) yang paling berat. Ada yang menggunakan kartu kredit sebagai penopang. Mereka menggunakannya untuk sama sekali menghindari pertanyaan ’apakah saya mampu membelinya?’ Kartu itu menjadi obat penangkal rasa sakit yang membiarkan Anda mengeluarkan uang tanpa berpikir atau merasa mengeluarkan uang.

Pada tahun-tahun belakangan kegilaan kartu kredit benar-benar menyebar ke banyak negeri. Apa akibatnya? Seorang salesman komputer Korea yang membeli sebuah mobil baru dengan kartu kredit mengambil kesimpulan demikian, ”Jika datang waktunya untuk membereskan kredit, saya selalu merasa susah. Rasanya seolah-olah saya membuang-buang uang.” Di Jepang hampir setengah dari mereka yang mencari nasihat dalam hal keuangan berusia 20-an. Utang orang-orang muda sebagian besar diakibatkan oleh seratus empat puluh juta kartu kredit yang beredar di negeri itu.

Maka itu berhati-hatilah menggunakan kartu kredit. Manfaatkan dia, tetapi jangan biarkan dia memanfaatkan Anda. Jangan biarkan dia membutakan Anda dari keadaan keuangan Anda yang sebenarnya. Ini hanya akan menambah rasa stres akibat hilangnya pekerjaan.

6. Pertahankan Persatuan Keluarga

Dalam survai atas 86.000 orang, lebih dari sepertiganya mengatakan bahwa uang merupakan problem nomor satu dalam perkawinan mereka. Penelitian yang lain mendapati bahwa uang menjadi pangkal dari banyak perselisihan. ”Sikap yang berbeda terhadap uang dapat merusak hubungan,” kata konsultan keuangan Grace Weinstein.

Bahkan pasangan yang tampaknya akrab mungkin mempunyai pandangan yang berbeda mengenai uang dan bagaimana itu harus digunakan. Yang satu mungkin penabung yang fanatik, yang lain benar-benar pemboros.

Jika tidak dirundingkan, persoalan uang dapat berkembang menjadi pertengkaran keluarga. ”Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan,” kata Alkitab dalam Amsal 15:22. Dan seraya membicarakan soal uang, berupayalah untuk mengerti dan menampung pandangan-pandangan pasangan Anda.

7. Pertahankan Harga Diri Anda

Grace Weinstein menulis, ”Bagi pria atau wanita yang tidak lagi menghasilkan nafkah, muncul problem emosi karena berkurangnya status dan kebebasan, keduanya mengakibatkan hilangnya harga diri.”

Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Anda diberhentikan karena Anda bukan pekerja yang baik. Rani yang berusia 29 tahun kena PHK tepat tiga minggu setelah menerima kenaikan gaji yang paling besar di tingkat pekerjaannya pada waktu evaluasi tahunan. Bahwa karyawan yang jujur dan dapat dipercaya akan dapat mempertahankan pekerjaannya tidaklah selalu benar. Jadi PHK tidak usah dianggap sebagai serangan terhadap harga diri seseorang. Karyawan yang dinilai berharga dan dapat diandalkan juga bisa kena PHK.

8. Menyusun Anggaran

Banyak orang merasa ngeri jika mengingat anggaran. Mereka merasa bahwa anggaran berarti ikatan, sesuatu yang membatasi mereka untuk membeli apa yang mereka inginkan. Tidak demikian. Anggaran adalah alat untuk membantu Anda mencapai tujuan-tujuan Anda, bukan membatasi. Itu hanya merupakan sistem pengendalian, rencana terinci yang memberi tahu untuk apa uang dikeluarkan dan bagaimana menyalurkan uang ke arah yang Anda inginkan.

Cukup mengejutkan, banyak orang yang tidak tahu ke mana perginya uang mereka. Sebaliknya, mereka menjadi korban dari perasaan ingin membeli yang spontan dan kemudian mengeluh, ”Ke mana perginya uang itu.” Kita perlu menghindari pengeluaran uang sedemikian jika sedang berada dalam masa kesulitan ekonomi. Alkitab dengan bijaksana mengatakan dalam Amsal 21:5, ”Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.”

Untuk menuruti nasihat ini, buatlah catatan. Tuliskan semua pengeluaran dalam satu bulan, kelompokkan pengeluaran Anda. Juga, buatlah catatan untuk uang yang masuk. Jika Anda mendapati bahwa lebih banyak yang keluar daripada yang masuk, periksalah pengeluaran Anda untuk mencari sumber problemnya. Jika Anda mengetahui untuk apa dan kapan Anda mengeluarkan uang, Anda dapat mengendalikan keuangan Anda.

Buatlah anggaran yang fleksibel. Dalam bulan-bulan pertama, akan terdapat kesalahan, dan beberapa pengeluaran mungkin tidak direncanakan. Buatlah penyesuaian dan koreksi sampai anggaran itu sesuai dengan kebutuhan Anda. Maka, anggaran yang bagus akan menjadi pembantu Anda, bukan majikan Anda.a

Petunjuk-petunjuk di atas dapat membantu seseorang untuk bertekun pada masa pengangguran. Namun, agar efektif, pokok-pokok ini harus diimbangi dengan pandangan yang seimbang mengenai seberapa bernilainya uang. Sebenarnya, seberapa pentingkah uang itu? Apakah ada yang lebih penting daripada uang, bahkan bila seseorang kehilangan pekerjaan? Kita akan memeriksa pertanyaan-pertanyaan ini dalam artikel berikut.

[Catatan Kaki]

a Untuk bantuan selanjutnya dalam membuat anggaran, lihat Awake!, 22 April 1985, halaman 24-7.

[Kotak di hlm. 8]

Membuat Sebuah Anggaran:

1. Hitung berapa uang yang akan masuk.

2. Buat catatan selama satu bulan penuh guna mengetahui untuk hal-hal apa saja uang dikeluarkan.

3. Buat sebuah anggaran berdasarkan dua langkah di atas. Tentukan berapa yang bisa dikeluarkan untuk masing-masing jenis kebutuhan.

4. Buat penyesuaian dalam anggaran Anda jika diperlukan.

[Gambar di hlm. 7]

Suami istri harus berkomunikasi agar persoalan uang tidak menjadi perselisihan keluarga

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan