PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 8/91 hlm. 9-10
  • Sesuatu yang Lebih Penting daripada Uang

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Sesuatu yang Lebih Penting daripada Uang
  • Sedarlah!—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pentingnya Hikmat
  • Apa Prioritas Anda?
  • Puaskanlah Kebutuhan Rohani Anda
  • Pernahkah Anda Bertengkar Gara-Gara Uang?
    Sedarlah!—1980 (No. 2)
  • Apa Pandangan yang Bijaksana tentang Uang?
    Sedarlah!—2007
  • Pandangan yang Benar tentang Uang
    Sadarlah!—2015
  • Apakah Uang Itu Akar Segala Kejahatan?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1991
g 8/91 hlm. 9-10

Sesuatu yang Lebih Penting daripada Uang

”Sistem insentif kita sampai hari ini dibentuk hampir seluruhnya berdasarkan imbalan berupa uang.”—Psychology Today.

NANCY dan Howard mempunyai rencana besar setelah mereka menikah pada tahun 1989. Mereka menginginkan sebuah rumah, seorang bayi, mobil-mobil baru, dan liburan yang eksotik. Penghasilan mereka dapat memenuhinya. Namun, tiba-tiba keduanya kehilangan pekerjaan. Uang yang mereka tabung untuk uang muka rumah harus digunakan untuk uang menyewa rumah.

Karena khawatir mengenai hari depan, mereka harus menunda semua rencana mereka—termasuk rencana untuk mempunyai anak. ”Lima tahun lagi,” kata Nancy, ”saya kira kami tidak akan dapat menjadi seperti dulu. Semuanya ludas, dan saya tidak tahu kalau itu semua bisa kembali.”

Keadaan ini menggambarkan dengan jelas pengaruh yang merusak dari kehilangan pekerjaan. Apa yang dimiliki hari ini dapat hilang keesokan harinya. Sebagaimana Alkitab secara realistis memperingatkan, ”Kalau engkau mengamat-amatinya [”uangmu”, Today’s English Version], lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.”—Amsal 23:5.

Memahami sifat uang yang tidak kekal lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. ”Uang adalah ukuran universal,” kata Psychology Today mengenai sikap yang umum terhadap uang. ”Kita menilai segala sesuatu dengan uang, sering bahkan menilai diri kita sendiri.” Obsesi dari memiliki uang telah menyebabkan bahkan orang-orang kaya mengalami rasa khawatir yang kronis, depresi, dan penyakit-penyakit orang kaya lainnya.

Pentingnya Hikmat

Namun, ada yang lebih penting daripada uang. Alkitab menunjukkannya di Pengkhotbah 7:12, ”Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang.” Kemudian ayat tersebut menambah sebuah fakta mengenai hikmat yang menunjukkan bahwa hal itu lebih unggul daripada uang, ”Hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.”

Hikmat termasuk kesanggupan untuk memberikan pertimbangan yang baik pada waktu dihadapkan dengan keadaan-keadaan yang sulit. Jika kita kehilangan pekerjaan, pertimbangan yang baik akan mengatakan bahwa nilai kehidupan yang sejati tidak diukur dengan uang. Pertimbangan yang baik akan membantu kita memiliki prioritas pada urutan yang benar.

Apa Prioritas Anda?

Apa yang Anda dahulukan dalam kehidupan? Apakah pekerjaan Anda lebih berharga daripada perkawinan Anda? Apakah rumah Anda lebih berharga daripada anak-anak Anda? Apakah uang lebih berharga daripada kesehatan Anda? Setiap hari Anda mengambil banyak keputusan berdasarkan sistem insentif, prioritas kita. Bila sedang menghadapi problem keuangan, prioritas seperti itu akan mengarahkan tindakan kita. Apakah pusat prioritas Anda?

Kristus Yesus mengatakan, ”Berbahagialah mereka yang sadar akan kebutuhan rohani mereka.” (Matius 5:3, NW) Perhatikan, Yesus menunjukkan bahwa kerohanian adalah suatu kebutuhan, suatu prioritas, bukan hanya sebagai latar belakang yang mendapat perhatian jika hal-hal lain dalam kehidupan sudah stabil.

Memang tidak mudah memprioritaskan kebutuhan rohani sementara keadaannya mendesak untuk memenuhi kebutuhan materi keluarga. Namun, mereka yang melakukannya, sebagaimana dikatakan Yesus, merasa bahagia. Walaupun mereka prihatin dalam mencari nafkah, mereka tidak ”menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” sebagaimana yang dialami orang yang mendahulukan uang. (1 Timotius 6:10) Mereka juga terhibur oleh kata-kata Daud yang dicatat dalam Mazmur 37:25, ”Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.”

Puaskanlah Kebutuhan Rohani Anda

Kebutuhan rohani adalah pembawaan sejak lahir. Manusia membutuhkannya lebih daripada makanan, pakaian dan pernaungan. Kerohanian menuntut lebih banyak, mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti, ’Mengapa saya ada di sini?’ dan ’Ke mana tujuan dunia ini, dan kehidupan saya?’

Rasa takut terhadap ”apokalipse ekonomi” telah menyadarkan banyak orang akan kebutuhan rohani mereka. Newsweek melaporkan, ”Penjualan buku-buku nubuat—buku-buku yang mengartikan kejadian-kejadian sekarang sebagai tanda akhir dunia yang disebutkan Alkitab—naik 50 sampai 70 persen melebihi tahun lalu.” Namun, agar dapat memuaskan kebutuhan rohani tersebut, perlu mencari pengetahuan yang saksama, bukan spekulasi manusia belaka.

Kami mengundang Anda untuk memeriksa Firman Allah, Alkitab. Kitab ini berisi hikmat yang praktis untuk membantu Anda mengatasi berbagai kekhawatiran hidup. Lebih dari itu, Alkitab dapat memberikan kepada Anda pengetahuan yang saksama mengenai arti di balik ”masa yang sukar” dewasa ini. (1 Timotius 3:1) Jika Anda menulis kepada penerbit majalah ini, pengajaran Alkitab di rumah yang bebas biaya dapat diatur. Kinilah waktunya yang tepat untuk mencari hikmat yang praktis untuk masa sekarang—dan pengetahuan yang saksama mengenai hari depan—dari Firman Allah, Alkitab.

[Gambar di hlm. 9]

Nilai-nilai rohani harus benar-benar dihargai

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan