PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 10/91 hlm. 19-22
  • Parfum-Parfum yang Mahal

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Parfum-Parfum yang Mahal
  • Sedarlah!—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Memproses Aneka Bunga dan Tanaman
  • Zat-Zat Sintetis
  • Para ”Komposer” Parfum
  • Parfum pada Zaman Alkitab
  • Parfum dari Zaman ke Zaman
    Sedarlah!—2002
  • Wewangian
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Kenanga​—Ekstrak dari Pulau Parfum
    Sedarlah!—1998
  • Pualam
    Daftar Istilah
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1991
g 10/91 hlm. 19-22

Parfum-Parfum yang Mahal

Oleh koresponden Sedarlah! di Perancis

CAHAYA fajar dini hari menjanjikan musim panas yang amat indah. Para pemetik bunga bergegas ke ladang melati. Bunga lembut berwarna putih tersebut sedang menanti untuk dipetik, dan udara semerbak dengan aromanya.

Para pekerja dengan mahir memulai kerja keras mereka, menggunakan kedua belah tangan. Saku celemek mereka segera dipenuhi dengan bunga. Mereka bekerja tak kenal lelah, membungkuk di bawah terik matahari. Seorang pekerja yang berpengalaman dapat memetik sampai empat kilogram (40.000 kuntum bunga) di pagi hari. Hasil tuaian selanjutnya diletakkan di dalam keranjang bertutup dan segera dibawa ke pabrik sebelum keharumannya hilang.

Kota Grasse, dekat Nice, di wilayah tenggara Perancis, terkenal karena parfumnya. Sejak dahulu, melati merupakan ratu segala bunga di sana. Akan tetapi, pada tahun-tahun belakangan melati bahkan lebih banyak ditanam di Mesir.

Dibutuhkan 650 hingga 750 kilogram (kira-kira tujuh juta kuntum melati) untuk mendapatkan satu kilogram parfum yang sangat pekat, yang disebut absolut (biang minyak wangi), seharga kira-kira $20.000 (Rp 40 juta) per kilogram di Perancis. Tetapi, bagaimana cara membuat absolut?

Memproses Aneka Bunga dan Tanaman

Zat pelarut yang mudah menguap dan tidak berbau, seperti benzena, sering digunakan untuk memperoleh minyak sari tumbuhan dan berfungsi sebagai sarana proses ekstraksi. Keranjang-keranjang metal berlubang-lubang yang berisi bunga diturunkan ke dalam zat pelarut kemudian dialirkan secara perlahan melalui bunga-bunga tersebut lalu disuling. Proses ini diulangi sampai tidak ada lagi minyak wangi serta lilin yang sukar larut pada bunga-bunga tersebut.

Melalui cara ini, didapat cairan yang kental dan pekat, yang disebut concrete. Absolut dihasilkan dengan memisahkan minyak wangi dari lilin bunga. Metode pelarutan terutama digunakan untuk berbagai jenis bunga yang rapuh seperti melati, mawar, mimosa, violet, dan tuberose.

Zat pelarut yang mudah menguap juga digunakan untuk memperoleh ekstrak tanaman kering seperti vanili dan kayu manis, untuk melarutkan tanaman jenis damar seperti kemenyan dan galbanum, dan untuk memproses zat-zat yang terdapat pada hewan yang digunakan sebagai zat perekat. Zat perekat memperlambat penguapan sehingga keharuman bisa bertahan lama.

Dari antara hewan, zat-zat yang dapat diolah menjadi perekat adalah zat berwarna abu-abu pada usus ikan paus besar (ambergris), sejenis kelenjar pada berang-berang (castoreum), kelenjar rusa jantan (musk), dan kelenjar minyak dari kucing civet asal Etiopia. Akan tetapi, zat perekat ini jarang didapat dan sekarang, perekat yang mahal harganya cenderung menghilang dari pasar.

Proses lain yang biasa digunakan ialah sistem distilasi uap. Metode ini menggunakan alat berupa alat penyuling (still) dan tabung yang berliku-liku menyerupai cacing, yang merupakan koil tabung pengembun, untuk mengambil ekstrak berupa minyak yang sangat dibutuhkan untuk membuat parfum. Metode distilasi cocok untuk tanaman seperti lavender dan citronella yang tidak mudah hancur karena uap.

Bunga-bunga ditempatkan di dalam alat penyuling, direndam dalam air, dan dipanaskan hingga mencapai titik didih. Uap air yang membawa minyak sari tumbuhan berubah menjadi cair kembali ketika melalui alat pengembun. Proses ini menghasilkan minyak sari tumbuhan dan air bunga, seperti air mawar atau air bunga jeruk. Eau de colognea yang bermutu mengandung minyak lemon, jeruk, atau bergamot. Minyak-minyak ini didapat dengan memeras kulit yang keras dari buah-buah tersebut.

Industri parfum masih menggunakan ratusan jenis produk alam. Namun dewasa ini, jutaan bahan pengganti berupa produk sintetis juga banyak digunakan.

Zat-Zat Sintetis

Dalam dua abad terakhir, berbagai penemuan kimia berupa zat-zat pewangi tiruan menambah banyak pengetahuan akan seni membuat parfum. Sampai saat ini, kira-kira ada 10.000 zat pewangi kimia telah didata dalam sebuah katalog.

Parfum dari sekuntum bunga merupakan campuran yang luar biasa dari banyak unsur kimia. Sebagai contoh, para ilmuwan telah menguraikan 200 zat yang membentuk parfum melati alami. Akan tetapi, pada awal abad ke-20, hanya setengah lusin dari zat-zat tersebut telah diketahui.

Para ilmuwan selanjutnya bekerja untuk menghasilkan unsur-unsur terpisah yang baru. Kadang-kadang mereka mengolah zat-zat kimia untuk membentuk aroma buatan sendiri yang sama sekali baru dan tidak terdapat di alam. Zat-zat baru tertentu telah digunakan untuk membuat beberapa parfum ternama di dunia.

Sering kali dibutuhkan riset selama bertahun-tahun untuk menciptakan zat kimia buatan, dan ini sama sekali bukan prosedur yang murah. Dalam beberapa kasus, metode-metode ini telah mereproduksi parfum yang sesungguhnya dari bunga yang belum dipetik, sedangkan minyak alami diperoleh dari bunga-bunga yang telah dipetik, yang sampai tingkat tertentu merosot mutunya.

Mr. Jean de Lestrange, direktur Parfumerie Fragonard dari Perancis, menjelaskan, ”Industri parfum dewasa ini tidak dapat berbuat apa-apa tanpa zat kimia sintetis. Semua minyak sari tumbuhan yang asli di seluruh dunia tidak cukup untuk memenuhi permintaan pasar internasional.” Namun tidak semua aroma bunga dapat dibuatkan sintetisnya. Misalnya, belum ada orang yang telah menemukan sintetis yang dapat menggantikan aroma bunga lili lembah (lily of the valley) yang khas.

Para ”Komposer” Parfum

Satu jenis parfum merupakan campuran dari 30, 50, atau bahkan 100 unsur, dapat berupa absolut, minyak sari tumbuhan, atau zat-zat sintetis. Tetapi bukan itu saja.

Seorang ahli parfum tidak hanya harus mampu mengenal semua unsur, tetapi ia juga harus mengetahui cara mengolahnya sesuai dengan reaksi masing-masing unsur tersebut. Ia perlu sangat berhati-hati dengan perbandingan jumlahnya dan mempertimbangkan secara teliti apakah unsur-unsur tertentu bertahan lama atau tidak. Ia hendaknya memiliki penciuman yang istimewa, yang memungkinkannya untuk mengenali 3.500 aroma yang berbeda yang dimanfaatkan untuk mengolah berbagai jenis parfum yang tak terhitung banyaknya.

Tentu saja, setiap ahli parfum harus dilatih. Bila kita mempertimbangkan bahwa indera penciuman kita terdiri dari susunan organ-organ yang kompleks berupa sepuluh juta jaringan saraf, tidak sulit untuk mengetahui alasan pelatihan tersebut. Setiap jaringan mampu menyampaikan pesan tanpa bergantung pada jaringan lain. Dalam bukunya Le Parfum, Edmond Roudnitska mengemukakan, ”Kemungkinan kombinasi yang berlipat ganda dari jutaan saraf penghantar . . . dapat menerima pesan yang halus dari indera penciuman yang memungkinkan seseorang . . . mengenali perbedaan bau yang sangat halus.”

Seorang ahli parfum dapat dibandingkan dengan seorang musisi yang merencanakan sebuah tema lagu, mendengar nada-nada musik di kepalanya sebelum menuliskan lagu itu di kertas atau memainkannya pada alat musik. Dengan cara yang sama, ahli parfum merancang ”nada-nada” di kepalanya, kemudian menuliskan formulanya, siap untuk melakukan eksperimen di laboratorium.

Sang ahli parfum duduk di depan ”organ”-nya, yang disebut palette, atau papan tuts, tempat ratusan botol khusus berisi minyak sari tumbuhan disimpan, kemudian meneteskan beberapa miligram dari produk yang dipilih sebagai unsur di atas kertas penghisap berukuran kecil. Sebagai ”komposer” parfum, ia memilih ”nada-nada” tersebut untuk membentuk suatu jalinan ”irama” seolah-olah ia sedang menggubah sebuah simfoni.

Sifat mudah menguap dari setiap unsur dapat berbeda-beda, dan ketika sebuah botol berisi parfum dibuka, unsur yang paling ringan, yang disebut nada-nada puncak (top notes), yaitu keharuman yang paling mudah menguap, dilepaskan terlebih dahulu. Nada-nada yang dominan ini sungguh menarik namun cepat menguap, yaitu keharuman aneka jeruk, seperti lemon atau bigarade (jeruk asam). Jean de Lestrange melanjutkan penjelasannya, ”Hal ini merupakan yang paling penting dan tahap yang paling peka dalam komposisi sebuah parfum. Sesungguhnya, jika nada-nada puncak tidak berhasil, parfum akan gagal total. Keharumannya harus begitu memikat.”

Sesudah itu baru nada-nada menengah yang agak lambat menguap muncul, yaitu aroma mawar dan melati. Akhirnya, tercium nada-nada dasar yang lambat menguap yang keharumannya mampu bertahan sepanjang hari. Ini berfungsi sebagai perekat keharuman, dan meskipun dahulu zat perekat ini berasal dari hewan, sekarang sebagian besar perekat dibuat secara sintetis.

Sekali unsur-unsur dipilih, ratusan percobaan harus dilakukan untuk memperoleh kombinasi terbaik, ditimbang dan dicampur dengan teliti sesuai dengan perbandingan yang ditentukan oleh sang ahli parfum. Ekstrak parfum yang baru didapat ini dapat pula dilarutkan di dalam alkohol untuk menghasilkan parfum dan minyak wangi (toilet water).

Setelah disaring, diberi merek, dan dikemas, parfum-parfum siap dijual. Seluruh prosedur pembuatan parfum yang begitu rumit sampai tingkat tertentu merupakan alasan mengapa harganya begitu mahal. ”Sampai tingkat tertentu”, di banyak negara parfum-parfum dikenakan pajak yang tinggi, sehingga harganya lebih mahal.

Dalam waktu dekat, suatu program komputer yang diterapkan pada industri parfum, disertai penggunaan bioteknologi, akan dapat mempercepat pengembangan sel-sel tanaman pewangi tanpa harus menunggu bunga-bunganya mekar. Ini pasti akan mendatangkan perubahan dalam industri parfum.

Akan tetapi, penciptaan suatu jenis parfum termasyhur tetap merupakan suatu karya seni yang dalam hal ini bakat seorang ahli parfum tak tergantikan. Orang hanya perlu menengok kembali satu abad kemajuan industri parfum untuk merasa yakin bahwa melalui bakat semata-mata merupakan alasan mengapa parfum-parfum tertentu yang diciptakan 50 tahun yang lalu masih populer dewasa ini!

Parfum pada Zaman Alkitab

Salah satu buku dalam Alkitab, Kejadian, menceritakan bagaimana Yusuf dijual kepada kafilah orang Ismael yang sedang menuju Mesir membawa ”damar, balsam dan damar ladan”, yang mengandung zat-zat untuk membuat parfum.—Kejadian 37:25.

Belakangan Allah memberi tahu Musa bahan-bahan untuk membuat minyak urapan harum yang digunakan untuk mengurapi imam-imam dan perkakas-perkakas suci untuk ibadat. Musa juga menerima resep dari Allah untuk memuat ukupan wangi-wangian yang dibakar pada pagi dan malam hari di tempat ibadah.—Keluaran 30:7, 8, 22-30, 34-36.

Pada zaman raja-raja Israel, orang-orang kaya menggunakan berbagai parfum untuk mengharumkan rumah, pakaian, dan sofa mereka. Para ahli parfum di zaman dahulu bahkan membentuk persekutuan dagang. (Nehemia 3:8; Mazmur 45:8; Kidung Agung 3:6, 7) Minyak narwastu murni yang digunakan Maria, saudara perempuan Lazarus, untuk meminyaki kaki Yesus harganya hampir senilai upah satu tahun seorang buruh tani. (Yohanes 12:3-5) Ya, parfum yang mahal telah digunakan sejak zaman dahulu!

[Catatan Kaki]

a Bahasa Perancis untuk ’air dari Cologne’, Jerman, tempat parfum ini diciptakan.

[Kotak di hlm. 22]

Cara Memilih Parfum Anda

Semprotkan sedikit parfum pada punggung tangan Anda tanpa mengusapnya.

Biarkan alkoholnya menguap selama beberapa detik.

Hiruplah sekilas. Dengan cara ini Anda dapat mengenali nada-nada puncaknya.

Anda hendaknya menunggu agak lama untuk mengenali nada-nada dasarnya.

Bila Anda merasa bahwa parfum ini tidak cocok untuk Anda, tunggu sejenak sebelum mencoba yang lain. Jangan lupa bahwa parfum merupakan suatu ”simfoni”. Siapa ingin mendengarkan dua simfoni sekaligus?

[Gambar di hlm. 20]

Alat penyuling antik yang masih digunakan untuk proses distilasi

’Keyboard’ esens milik ahli parfum yang digunakan untuk menghasilkan berbagai macam parfum

[Keterangan]

Foto: Atas kebaikan Musée de la Parfumerie Fragonard, Paris

[Gambar di hlm. 21]

Beberapa bunga untuk bahan parfum

Lavender

Melati

Mimosa

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan