PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 12/91 hlm. 27-29
  • Bagaimana Menghindari Patah Hati?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Menghindari Patah Hati?
  • Sedarlah!—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Percintaan yang Tidak Serius Juga Menyakiti si Pelakunya
  • Caranya agar Tidak Menjadi Seorang Petualang Cinta
  • Jangan Patah Hati karena Seorang Petualang Cinta!
  • Menyembuhkan Derita
  • Apa Bahayanya Menggoda Lawan Jenis?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Apa Salahnya Menggoda Lawan Jenis?
    Sedarlah!—1998
  • 1 Bantuan untuk Menghindari Masalah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2018
  • Cuma Teman atau Lebih?—Bagian 2: Kesan Apa yang Aku Berikan?
    Pertanyaan Anak Muda
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1991
g 12/91 hlm. 27-29

Pertanyaan Kaum Muda . . .

Bagaimana Menghindari Patah Hati?

”KAMU ini orang macam apa? Apakah kamu berhati batu?” Dalam keadaan sakit hati dan bingung, Mira sangat ingin tahu bagaimana Eddy sampai dapat memberi kesan melalui tindak-tanduknya bahwa pria tersebut menaruh perhatian kepadanya. Setelah Eddy mencurahkan perhatian romantisnya terhadap Mira, mengapa sekarang Eddy berkata bahwa ia tidak ingin serius dalam hubungannya dengan Mira? Eddy menyatakan bahwa ia tidak bermaksud menyakiti perasaan Mira, tetapi Mira tidak mau memaafkannya. Bagi Mira, Eddy tidak lebih dari seorang petualang cinta yang kejam.

Percintaan yang tidak serius berarti tingkah laku mesra tanpa niat yang serius. Hal ini dapat sangat merusak, bahkan bila dilakukan oleh remaja-remaja usia sekolah yang hanya bermaksud menarik perhatian kepada diri sendiri atau menaikkan harga diri. Dan apabila seorang dewasa muda yang telah cukup umur untuk menikah bermain-main dengan perasaan orang lain, akibatnya bisa berupa kepedihan dan sakit hati yang dalam.

Beberapa petualang cinta dengan sengaja membuat orang lain patah hati, bahkan dengan kejam, membuat korban-korbannya mengalami gangguan emosi. Namun menarik sekali, lebih banyak pelaku bertindak karena kurang pengalaman daripada karena niat jahat. Sering kali banyak pria dan wanita muda semata-mata tidak mengerti bagaimana tindakan mereka mempengaruhi perasaan orang lain. Atau mereka mungkin dipengaruhi oleh ’hati mereka yang licik’ dan berupaya membenarkan petualangan cinta.—Yeremia 17:9.

Pertimbangkan kasus Eddy dan Mira. Pada awal hubungan mereka, Eddy dengan hati-hati menjelaskan kepada Mira bahwa meskipun ia menyukai gadis itu sebagai teman, ia tidak berniat serius berkenaan hubungan mereka. Namun, Eddy pergi jalan-jalan dan melakukan banyak hal bersama Mira, meneleponnya, saling memberi hadiah. Ia bahkan menggandeng tangan Mira. Akan tetapi, Eddy berpikir bahwa selama ia tidak mengikat janji, ia bebas dari tanggung jawab apa pun. Karena itu ia membisu seribu kata ketika Mira mengungkapkan perasaan hatinya.

Maka, jelaslah bahwa Eddy membiarkan hatinya menyesatkan dia. Bagaimana Anda sendiri dapat menghindari membuat kekeliruan yang serupa? Dan adakah cara untuk menghindari patah hati akibat ulah seorang petualang cinta?

Percintaan yang Tidak Serius Juga Menyakiti si Pelakunya

Mula-mula, Anda harus menyadari bahwa memperlakukan seseorang seolah-olah Anda berniat menikah dengannya padahal sebenarnya tidak, pada dasarnya adalah berdusta. Seorang petualang cinta hidup dengan dua standar yang kejam. Ia mengharap agar orang lain berlaku tulus dalam niat mereka kepadanya, namun ia bertindak sebaliknya. Ia sama seperti pedagang pada zaman Alkitab yang memiliki ”dua macam batu timbangan” sebagai takaran—satu jujur, yang lain dirancang untuk menipu pelanggannya. Perlakuan ganda demikian merupakan ”kekejian” bagi Yehuwa. (Amsal 12:22; 20:23) Itu juga dapat merusak reputasi Anda di hadapan orang-orang lain.

Pengarang Kathy McCoy lebih jauh memberi peringatan dalam sebuah artikel di majalah Seventeen bahwa percintaan yang tidak serius dapat ”merusak kemampuan Anda untuk membagi, dan dapat secara efektif menghambat keakraban. Setelah beberapa waktu, percintaan demikian tanpa hubungan emosi dapat menjadi kegiatan yang hambar”.

Caranya agar Tidak Menjadi Seorang Petualang Cinta

Karena itu, Anda harus menguji motif Anda sewaktu Anda ingin menunjukkan minat terhadap lawan jenis. Apakah Anda betul-betul berniat menikah? Jika tidak, apa maksudnya memberi perhatian secara berlebihan kepada orang itu? Dan jika Anda berniat untuk menikah, Anda harus mendisiplin diri Anda untuk berlaku jujur, dapat dipercaya dan terus terang dalam segala urusan Anda. Alkitab menggambarkan hubungan yang sehat antara seorang pemuda gembala dengan seorang gadis belia. Tidak terdapat keragu-raguan atau pelanggaran kepercayaan di situ; mereka jujur dan terbuka tentang perasaan mereka terhadap satu sama lain.—Kidung Agung 2:16.

Menerapkan prinsip-prinsip demikian juga dapat menghasilkan buah yang baik dewasa ini. Juan dan Anaeli sekarang telah menikah selama dua tahun lebih. Juan berkata, ”Ada satu hal yang lebih berharga daripada apa pun yang telah membantu kami untuk menikmati kebahagiaan sejati. Singkat kata KEJUJURAN.” Saling berlaku jujur membantu mereka untuk meletakkan fondasi yang kokoh yang di atasnya cinta sejati dapat bertumbuh. Leo Buscaglia berkata dalam bukunya Loving Each Other—The Challenge of Human Relationships (Mengasihi Satu Sama Lain—Tantangan Hubungan Antar Manusia), ”Kita tidak dapat mengambil risiko untuk membina hubungan di atas dusta, bahkan dusta dengan maksud baik. . . . Hanya kebenaran yang dapat mendatangkan kepercayaan yang amat dibutuhkan untuk hubungan yang bertahan lama.” Alkitab lama berselang menghubungkan kejujuran dengan kasih, katanya, ”Dengan mengatakan kebenaran, marilah kita bertumbuh oleh kasih di dalam segala hal.”—Efesus 4:15, NW; bandingkan Amsal 3:3.

Tentu saja, bahkan orang yang mencoba untuk berlaku jujur dan bertenggang rasa mungkin saja terlibat dalam suatu hubungan yang gagal. Tindakan jujur yang harus dilakukan adalah membicarakan seluruh masalahnya dan, kalau perlu, mengakhiri hubungan.a Agus telah berpacaran dengan Indriati selama lebih dari satu tahun sebelum pria itu menyadari bahwa mereka seharusnya tidak menikah. Sebaliknya dari menghadapi perasaannya dengan cara terus terang ia berupaya mengakhiri hubungan mereka secara bertahap. Sewaktu hal yang sebenarnya akhirnya terungkap, Indriati meratap, ”Selama ini saya menunggunya untuk menentukan sikap, dan akhirnya ia menyatakan perasaannya dan betapa terpukul saya karenanya!” Bukanlah kebaikan yang sejati untuk mengulur-ulur percintaan yang tidak sungguh-sungguh. Dan karenanya Anda dapat dicap sebagai seorang petualang cinta.

Sering kali, awal hubungan romantis yang semu dan kesalahpahaman dapat dicegah dari semula dengan menerapkan nasihat Alkitab, ”Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.” (1 Korintus 10:24) Seperti kata penulis Kathy McCoy, ”Waspadalah dan bertanggungjawablah terhadap tanggapan orang lain atas tindakan Anda terhadapnya.” Ya, terapkan Aturan Emas dalam hubungan Anda dan ”perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka”. (Matius 7:12, Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari) Ingatkan diri Anda sendiri bahwa orang lain juga memiliki perasaan. Hindari memberikan kesan yang keliru sebaliknya daripada menyalahkan orang lain karena ia salah mengerti mengenai diri Anda.

Jangan Patah Hati karena Seorang Petualang Cinta!

Namun, bagaimana Anda dapat menghindar agar tidak menjadi korban? Pertama, hindari tanggapan yang berlebihan atas perhatian dari lawan jenis. Jangan menyimpulkan bahwa setiap senyuman yang hangat mengartikan minat romantis.

Beberapa pemuda dewasa juga membuat kesalahan dengan terlalu cepat terlibat secara emosi. Yonatan tertarik kepada Debora meskipun gadis itu terkenal sebagai petualang cinta. Mereka segera bertunangan. Kemudian, secara mendadak dan tanpa penjelasan, Debora memutuskan hubungan mereka. Berpura-pura tabah, Yonatan berupaya menyembunyikan patah hatinya, dengan berkata, ”Saya tidak peduli kepadanya. Saya berniat untuk tetap bergembira seperti sebelumnya!” Namun, kemudian ia menutup wajah dengan tangannya dan menangis. Bagaimana dengan Debora? Ia selanjutnya bertunangan dua kali lagi, setiap kali berakhir dengan cara yang sama.

Meskipun Debora jelas-jelas lebih pantas dipersalahkan, Yonatan juga tidak sepenuhnya luput dari kesalahan. Karena, Yonatan sendiri terkenal sebagai petualang cinta. Dengan demikian ia merasakan sendiri prinsip, ’Anda menuai yang Anda tabur.’ (Galatia 6:7) Janganlah buat kesalahan yang sama. Karena petualang cinta cenderung memikat petualang cinta juga, Anda dapat menghindarkan diri menjadi korban jika Anda selalu memperlakukan lawan jenis dengan respek.

Yonatan juga gagal memperlihatkan hikmat dan pertimbangan yang baik. Amsal 14:15 menyatakan bahwa ”orang yang bijak memperhatikan langkahnya”. Dengan kata lain, sebelum bertindak, selidiki dahulu hal-hal yang terlibat. Sebelum terlibat secara emosi dengan seseorang, selidiki dahulu dari orang-orang dewasa yang matang, apakah orang tersebut punya nama baik atau tidak. (Bandingkan Kisah 16:2.) Andai kata Yonatan melakukan itu, ia mungkin telah mengerti bahwa Debora terkenal suka menarik perhatian kepada diri sendiri dalam berurusan dengan teman-temannya.

Akhirnya, ketahuilah perbedaan antara cinta sejati dengan tergila-gila. Debora adalah orang yang plinplan, begitu mudahnya ia tertarik kepada pria-pria muda lain. Ini seharusnya menjadi peringatan bagi Yonatan terhadap fakta bahwa minat gadis itu kepadanya hanya sementara. Cinta sejati tidak plinplan.—Bandingkan Kidung Agung 8:6.

Menyembuhkan Derita

Boleh jadi beberapa memar dan goresan dalam hati untuk mendapatkan cinta sejati hampir selalu dialami. Namun jika Anda mendapati diri Anda begitu marah karena merasa dipermainkan, jangan putus asa. Mira (yang disebut di awal artikel) tidak mau merasa getir atau secara egois ingin membalas dendam. Sebaliknya daripada terus memupuk cinta sepihak terhadap Eddy, ia terus menjalani kehidupannya dan menikmati sejumlah hak istimewa dalam pelayanan Kristen. Baru-baru ini, ia bertunangan dengan seorang pria muda yang baik.

Hingga Anda menikah, pertahankan harga diri Anda. Anda tidak perlu menjadi petualang cinta atau memacari seorang petualang cinta untuk menjajaki lawan jenis atau untuk menemukan cinta sejati. Hindari lawan jenis yang berpikiran dangkal atau yang hanya berminat untuk mengembangkan harga diri mereka. Terbukalah, jujurlah dan jangan egois dalam kata-kata dan tindakan Anda. Dengan melakukan ini, Anda dapat menghindari patah hati karena percintaan yang tidak serius.

[Catatan Kaki]

a Lihat artikel ”Should We Break Up?” (”Haruskah Kita Putus?”) yang dimuat di Awake! 22 Juli 1988.

[Gambar di hlm. 28]

Percintaan yang tidak serius dapat mengarah kepada kesalahpahaman dan sakit hati

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan