PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g92 22/3 hlm. 16-17
  • Di Dalam Kedipan Mata

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Di Dalam Kedipan Mata
  • Sedarlah!—1992
  • Bahan Terkait
  • Untuk Apa Semua Air Mata Itu?
    Sedarlah!—1992
  • Apakah Mata Saudara ”Baik”?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-24)
  • Apa Artinya ”Mata Ganti Mata”?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Hikmat bagi Mata
    Sedarlah!—2012
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1992
g92 22/3 hlm. 16-17

Di Dalam Kedipan Mata

ANDA baru saja melakukannya. Kemarin Anda melakukannya kira-kira 15.000 kali. Kemungkinan besar Anda tidak pernah menyadarinya, namun Anda terus-menerus melakukannya dan dengan demikian melindungi kedua harta Anda yang paling berharga. Dalam prosesnya, Anda mungkin juga telah memberi petunjuk-petunjuk tanpa Anda sengaja mengenai cara kerja otak Anda. Bagaimana Anda melakukan semua ini? Anda berkedip.

Jika mata Anda berfungsi baik, ia adalah perangkat sensor paling peka dan sensitif yang Anda miliki. Mata manusia secara luas dianggap sebagai keajaiban suatu rancangan, yang dipersamakan dengan suatu kamera serba otomatis, tiga dimensi, memfokus sendiri, merekam terus-menerus, berwarna lengkap dan menghasilkan gambar yang bergerak. Bila sedang tidak digunakan, lensa kamera yang peka ditutup dengan penutup lensa. Namun mata memiliki sesuatu yang jauh lebih baik daripada itu.

Sebagian besar permukaan bola mata terlindung di dalam rongga mata. Namun kira-kira 10 persen dari wilayah permukaan mata dibiarkan telanjang di atmosfer, yang mengandung pusaran debu dan kotoran-kotoran yang berbahaya. Untuk melindungi mata terhadap ancaman serangan yang terus-menerus dari partikel-partikel demikian, tubuh dirancang dengan suatu ”penutup lensa” yang canggih dan dapat digerakkan ke belakang—kelopak mata. Terbuat dari kulit tubuh yang paling halus, dilengkapi dengan jaringan yang halus dan berserabut, kelopak mata meluncur dengan lancar turun dan naik pada mata. Sekali berkedip memakan waktu kira-kira sepersepuluh detik dan setiap menit berlangsung kira-kira 15 kali kedipan.

Namun kegiatan yang kecil dan hampir tidak diperhatikan ini menghasilkan banyak hal. Kelopak mata menebarkan lapisan tipis berupa cairan ke permukaan mata sewaktu menutup dan bergerak ke belakang, sehingga mencuci permukaan mata secara efektif. Ia juga memoles permukaan mata sebelah luar. Maka kelopak mata dapat disamakan dengan kombinasi tutup kamera, pembersih lensa dan pemoles lensa. Rancangan yang menakjubkan, bukan?

Namun para ilmuwan telah lama dibingungkan oleh suatu hal yang ganjil: Pada tahap air mata yang membasahi permukaan mata mengering, satu atau dua kali berkedip per menit seharusnya sudah cukup untuk melakukan pekerjaan mencuci dan memoles. Lalu, untuk apa kedipan-kedipan ekstra? Agaknya, jawabannya terdapat di otak.

Para peneliti telah menghubungkan berkedip dengan berpikir. Sebagai contoh, perasaan cemas membuat Anda berkedip lebih banyak. Jika Anda mencoba menerbangkan sendiri sebuah helikopter, atau Anda sedang diperiksa dengan teliti oleh seorang pengacara yang tidak ramah, atau Anda sedang menderita suatu gangguan yang disebabkan oleh kecemasan, Anda agaknya berkedip lebih sering daripada biasanya. Jika Anda seorang penyiar televisi, Anda mungkin telah diberi tahu untuk tidak berkedip-kedip sehingga pemirsa Anda tidak mengira bahwa Anda sedang panik karena berita yang Anda siarkan.

Sebaliknya, jika Anda sedang mengkonsentrasikan penglihatan Anda, misalnya mengikuti garis dalam sebuah teka-teki gambar, mengemudi melalui jalan-jalan di kota, atau membaca novel, Anda agak jarang berkedip. Pilot, sebagai contoh, lebih memerlukan konsentrasi daripada co-pilot, maka para pilot berkedip lebih sedikit. Mata khususnya berhenti berkedip bila seseorang berada dalam bahaya yang nyata, dan mata perlu bergerak cepat dari bidang pandangan utama ke ujung-ujung batas pandangan dan sebaliknya.

Ada hubungan lain lagi antara otak dan berkedip. Menurut terbitan The Medical Post dari Kanada, penelitian mengatakan bahwa ”setiap kedipan mungkin terjadi pada saat-saat menentukan manakala kita berhenti melihat dan mulai berpikir”. Sebagai contoh, seseorang yang menghafalkan sesuatu mungkin akan berkedip segera setelah membaca keterangan yang ingin diingatnya. Atau dalam pengambilan keputusan, serangkaian percobaan membuktikan bahwa ”otak memerintahkan untuk berkedip bila keterangan yang diperoleh sudah cukup untuk membuat keputusan yang baik”, kata Post, menambahkan, ”Pengujian menunjukkan bahwa berkedip bertindak sebagai semacam tanda baca mental.”

Kira-kira tiga ribu tahun yang lalu, seorang pria yang bijaksana diilhami untuk menulis, ”Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib.” (Mazmur 139:14) Kemajuan ilmu kedokteran di zaman kita justru menyokong gagasan tersebut. Coba bayangkan: memoles dan melumas lensa yang canggih, memberi tahu tingkat konsentrasi otak dan kecemasan, serta memberi jeda kepada arus informasi visual—semuanya terjadi di dalam kedipan mata!

[Gambar di hlm. 16]

Hanya 10 persen bagian bola mata yang terbuka

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan