PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g92 September hlm. 5-10
  • Eksplorasi Ruang Angkasa—Sejauh Mana Manusia Telah Mencapainya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Eksplorasi Ruang Angkasa—Sejauh Mana Manusia Telah Mencapainya?
  • Sedarlah!—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apollo dan Bulan
  • Mencari Planet-Planet
  • Adakah Kehidupan di Mars?
  • Bagaimana Rupa Venus?
  • NASA dan Satelit-Satelit Mata-Mata
  • Pesawat Ulang-Alik yang Rumit
  • Program Pesawat Ulang-Alik—Untuk Perang atau untuk Damai?
  • Eksplorasi Ruang Angkasa—Bagaimana Masa Depannya?
    Sedarlah!—1992
  • Stasiun Ruang Angkasa Internasional​—Laboratorium yang Mengorbit
    Sedarlah!—1999
  • Mengunjungi Kembali si Planet Merah
    Sedarlah!—1999
  • Era Baru Penemuan
    Sedarlah!—1992
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1992
g92 September hlm. 5-10

Eksplorasi Ruang Angkasa—Sejauh Mana Manusia Telah Mencapainya?

PADA tanggal 12 April 1961, seorang Columbus yang baru memasuki catatan sejarah. Yuri Alekseyevich Gagarin, kosmonot Rusia, menjadi manusia pertama yang menjelajahi antariksa dengan kapsul ruang angkasa Vostok 1. Perjalanannya berlangsung 108 menit dan membawanya 40.900 kilometer mengelilingi bumi dalam satu orbit. Ia merupakan pemenang ronde pertama perlombaan besar antariksa antara Uni Soviet yang dulu dan Amerika Serikat.

U.S.News & World Report menyatakan, ”Kenyataannya adalah bahwa . . . Amerika didorong ke ruang angkasa oleh desakan untuk mengalahkan Rusia.” Presiden John F. Kennedy telah menetapkan diri untuk berupaya menutup kesenjangan prestasi antariksa antara Soviet dan Amerika. John Logsdon, direktur Pusat Kebijakan Sains dan Teknologi Internasional, menulis di Blueprint for Space, ”Sorenson [penasihat pribadi Kennedy] mengatakan bahwa sikap Kennedy dipengaruhi oleh fakta [bahwa] ’Soviet telah memperoleh prestise sedunia yang luar biasa dari penerbangan Gagarin pada waktu yang bersamaan dengan hilangnya prestise yang kita tanggung dari Bay of Pigs.a Ini menandaskan fakta bahwa prestise atau gengsi merupakan faktor yang nyata, dan bukan sekadar hubungan masyarakat, dalam urusan-urusan dunia’.”

Presiden Kennedy memutuskan bahwa, berapa pun biayanya, Amerika Serikat harus melakukan sesuatu yang spektakuler untuk mengalahkan Soviet. Ia bertanya, ”Apakah kita punya kesempatan untuk mengalahkan Soviet dengan membangun laboratorium di ruang angkasa, atau dengan perjalanan mengelilingi bulan, atau mendarat di bulan dengan sebuah roket, atau dengan sebuah roket pergi ke bulan dan kembali bersama seorang manusia? Apakah ada program antariksa lainnya yang menjanjikan hasil-hasil yang dramatis yang dengannya kita dapat menang?” Pada akhirnya, para ilmuwan A.S. mempunyai seorang politikus yang memberi motivasi untuk menunjang ambisi mereka. Namun, mereka masih harus menunggu keberhasilan mereka.

Rusia melanjutkan rangkaian keberhasilan mereka pada tahun 1963 sewaktu Valentina Vladimirovna Tereshkova menjadi wanita pertama yang mengorbit bumi, bukan hanya satu kali, tetapi 48 kali! NASA (National Aeronautics and Space Administration) menghadapi tantangan untuk menyusul dalam perlombaan demi gengsi internasional di bidang antariksa. Maka, apa yang akhirnya mereka capai?

Apollo dan Bulan

Para ilmuwan NASA telah mempelajari kemungkinan mendarat di bulan sejak tahun 1959. Mereka meminta izin membangun sebuah pesawat ruang angkasa yang akan dinamai Apollo. Akan tetapi, ”Presiden Eisenhower tidak mau menyetujui permohonan ini.” Mengapa sikapnya demikian negatif? Biaya, antara 34 miliar dolar hingga 46 miliar dolar A.S., ”tidak akan menghasilkan pengetahuan sains yang sepadan dengan investasi tersebut. . . . Eisenhower memberi tahu NASA bahwa ia tidak akan menyetujui proyek apa pun yang bertujuan untuk pendaratan di bulan”. (Blueprint for Space) Harapan satu-satunya bagi para ilmuwan adalah kepada presiden yang baru, John F. Kennedy.

Ia menetapkan tujuan bagi para ilmuwan A.S. untuk mendaratkan manusia di bulan sebelum akhir dekade itu—dan sebelum Rusia! Wendell Marley, yang dahulu bekerja sebagai insinyur listrik pada sistem pembimbing dan navigasi Apollo, memberi tahu Sedarlah!, ”Jelas terdapat semangat bersaing dengan U.S.S.R., dan ini juga menjadi kekuatan motivasi di kalangan banyak dari para insinyur yang bekerja bersama saya. Kami bangga melakukan bagian kami dalam mendaratkan manusia di bulan sebelum Rusia melakukannya. Banyak dari antara kami bahkan bekerja lembur tanpa uang ekstra agar dapat memenuhi jadwal.”

Hasil dari semua upaya tersebut kini adalah sejarah—Neil Armstrong dan Edwin ”Buzz” Aldrin merupakan manusia pertama yang meninggalkan jejak kaki di permukaan bulan pada bulan Juli 1969. Prestasi besar ini bukannya tanpa pengorbanan. Pada tanggal 27 Januari 1967, tiga astronot tewas dalam sebuah kebakaran di dalam kapsul komando selama uji coba pra penerbangan. Kurang dari tiga bulan kemudian, kosmonot Rusia Vladimir Komarov meninggal sewaktu berupaya kembali ke bumi setelah 18 kali mengorbit bumi. Namun, selama ratusan tahun, hal itu sering menjadi harga yang harus dibayar para pria dan wanita untuk eksplorasi. Mereka telah tewas dalam pencarian mereka akan ilmu pengetahuan dan kemuliaan.

Sekarang, terlepas dari perjalanan ke bulan, kemajuan apa lagi yang telah dicapai di ruang angkasa?

Mencari Planet-Planet

NASA telah mengirim banyak satelit ke ruang angkasa, dan satelit-satelit ini telah memberi hasil yang sangat baik dalam memajukan ilmu pengetahuan tentang alam semesta. Itu salah satu manfaat yang ditunjuk oleh para ilmuwan untuk menganggap sepadan besarnya pengeluaran bagi penerbangan pesawat ruang angkasa berawak dan tanpa awak. Bulan Maret 1992 merupakan ulang-tahun ke-20 dari salah satu sukses besar penjelajahan ruang angkasa—peluncuran pesawat ruang angkasa pertama untuk menjelajahi ke luar tata surya kita. Pioneer 10, yang diluncurkan pada tahun 1972, menebus serangkaian kegagalan para pendahulunya, sejak tahun 1958. Usia aktif pesawat itu diperkirakan sekitar tiga tahun. Ternyata berkat sumber tenaga nuklirnya, ia masih tetap mengirim kembali informasi ke bumi. Nicholas Booth, yang menulis di New Scientist, mengatakan bahwa ”Para pejabat NASA memperkirakan mereka akan dapat melacak pesawat ruang angkasa itu hingga pergantian abad ini. Itu dapat digambarkan sebagai misi antar-planet yang paling sukses.” Mengapa Pioneer 10 begitu istimewa?

Ia diprogramkan untuk menuju ke Yupiter, planet tetangga kita yang terbesar, sebelum keluar dari tata surya kita. Ini merupakan perjalanan sejauh kira-kira 779 juta kilometer yang menghabiskan waktu hampir dua tahun. Ia mencapai Yupiter pada bulan Desember 1973. Di perjalanan, ia melewati Mars dan menembus kawasan asteroid di luar Mars. Ia mencatat 55 benturan dengan partikel-partikel debu. Akan tetapi, pesawat tersebut berhasil lolos tanpa mengalami kerusakan. Alat-alat lainnya mengukur radiasi dan lahan magnetik di sekitar Yupiter.

Kemudian, Pioneer 11 diluncurkan, dan setelah melewati Yupiter, ia terus ke Saturnus. Atas dasar petualangan-petualangan Pioneer ini, NASA selanjutnya meluncurkan pesawat ruang angkasa Voyager 1 dan 2. Pesawat-pesawat ini, sesuai kata-kata Nicholas Booth, telah mengirimkan kembali ”banjir informasi tentang sistem Jovian [Jupiter] yang jauh melebihi hasil-hasil misi Pioneer”. Bagaimana pesawat-pesawat ini mengirimkan informasi ke bumi?

Ada suatu sistem pelacak disebut Jaringan Antariksa Jauh, terdiri dari antena radio parabola, berdiameter 64 meter, yang secara bergantian menangkap sinyal-sinyal seraya bumi berputar. Antena-antena ini terletak di Spanyol, Australia, dan Amerika Serikat. Mereka merupakan kunci untuk dengan saksama menerima sinyal-sinyal radio dari pesawat ruang angkasa.

Adakah Kehidupan di Mars?

Eksplorasi ruang angkasa tampaknya akan terus didorong oleh satu pertanyaan yang menarik yang menggugah rasa ingin tahu manusia selama berabad-abad: Apakah ada kehidupan yang cerdas di suatu tempat lain di jagat raya yang luas ini? Selama jangka waktu yang lama, para astronom dan penulis berspekulasi mengenai ada-tidaknya kehidupan di planet merah Mars. Apa yang baru-baru ini dibuktikan oleh penerbangan-penerbangan ruang angkasa tersebut sehubungan hal ini?

Serangkaian pesawat peneliti ruang angkasa bernama Mariner pada tahun 1960-an dan 1970-an mengirimkan kembali gambar-gambar mengenai Mars. Lalu, pada tahun 1976, pesawat pendarat Viking 1 dan 2 menginjak Mars dan, secara menakjubkan, mengirimkan kembali informasi tentang batu-batuan dan tanahnya. Bagaimana itu didapatkan? Dengan menggunakan laboratorium kimia dan biologi otomat di pesawat pendarat itu. Tanah dipungut oleh tangan-tangan robot, dibawa ke dalam pesawat, dan dianalisis oleh laboratorium robot. Apakah ada kehidupan di sana atau harapan untuk hidup di sana? Apa yang disingkapkan oleh foto-foto dan hasil analisis?

Penulis sains ruang angkasa bernama Bruce Murray menjelaskan, ”Tidak ada semak-semak, tidak ada rumput, tidak ada jejak kaki, atau tanda-tanda kehidupan lainnya selain lahan geologis yang tandus namun menakjubkan. . . . Sekalipun dilakukan pencarian yang paling saksama atas sampel tanah . . . , tidak ada satu molekul organik pun terdeteksi . . . Tanah Mars jauh lebih steril daripada lingkungan hidup mana pun di Bumi. . . . Mars kemungkinan besar tidak memiliki kehidupan selama sedikitnya beberapa miliar tahun belakangan ini.”

Murray mengambil kesimpulan dari semua bukti yang dikirimkan kembali dari eksplorasi planet, ”Kita benar-benar sendirian di Tata Surya ini. Bumi, tampaknya satu-satunya planet yang memiliki air, merupakan oasis kehidupan. Kita tidak mempunyai saudara sepupu mikrobe di Mars yang jauh atau di mana saja dalam Tata Surya ini.”

Bagaimana Rupa Venus?

Venus, meskipun besarnya sedikit-banyak sama dengan Bumi, merupakan planet yang mustahil didiami umat manusia. Astronom Carl Sagan menyebutnya ”tempat yang betul-betul buruk”. Awan luarnya mengandung asam belerang, dan atmosfernya sebagian besar adalah karbondioksida. Tekanan atmosfer di permukaannya adalah 90 kali yang di Bumi; sebanding dengan tekanan air di kedalaman sekitar satu kilometer.

Dalam hal-hal apa lagi Venus berbeda dari Bumi? Carl Sagan, dalam bukunya Cosmos, menyatakan bahwa Venus berputar ”terbalik, dengan arah yang berlawanan dengan semua planet lainnya pada bagian dalam tata surya ini. Sebagai hasilnya, Matahari terbit di barat dan terbenam di timur, membutuhkan waktu 118 hari versi Bumi dari pagi hingga pagi berikutnya”. Suhu di permukaan sekitar 480 derajat Celcius, atau, sebagaimana Sagan katakan, ”lebih panas dari oven rumah tangga yang terpanas”. Sejak 1962, Venus telah dijelajahi oleh berbagai satelit Mariner dan Venus-Pioneer serta banyak pesawat Venera milik Soviet.

Akan tetapi, untuk pemetaan, hasil yang terbaik dihasilkan oleh satelit ruang angkasa Magellan, pembuat peta radar Venus yang diolah oleh Laboratorium Propulsi Jet milik NASA. Ia diluncurkan dari pesawat ulang-alik Atlantis tanggal 4 Mei 1989. Pesawat Magellan yang luar biasa ini membutuhkan waktu 15 bulan untuk mencapai Venus, tempat ia sekarang mengorbit planet itu setiap tiga jam dan 15 menit seraya ia merekam gambar-gambar radar dan mengirimkannya kembali ke bumi. Stuart J. Goldman, menulis dalam Sky & Telescope, mengatakan, ”Menyebut produk misi pesawat ruang angkasa Magellan sebagai suatu fenomena adalah sangat meremehkan. . . . Robot penjelajah ini memetakan 84 persen dari seluruh planet ke dalam ukuran sebesar sebuah stadion sepakbola selama 8 bulan pertama dalam orbitnya. . . . Jumlah data yang telah dikirimkan kembali oleh Magellan kepada para ilmuwan yang begitu ingin tahu belum ada duanya. Menjelang awal tahun 1992, pesawat ruang angkasa itu telah mengirimkan unit informasi sebanyak 2,8 triliun. Ini merupakan tiga kali banyaknya data yang ditayangkan oleh gabungan seluruh pesawat ruang angkasa sebelumnya.”

Inilah contoh dari kombinasi pesawat ulang-alik berawak dan robot yang telah mendatangkan hasil-hasil yang luar biasa. Manfaatnya? Pengetahuan yang lebih besar tentang tata surya kita. Dan semua ini diperoleh dengan biaya yang relatif murah, karena Magellan dalam tingkat tertentu merupakan proyek suku cadang, menggunakan banyak suku cadang sisa pesawat ruang angkasa Voyager, Galileo, dan Mariner.

NASA dan Satelit-Satelit Mata-Mata

Pencarian akan pengetahuan sains bukanlah satu-satunya motif untuk menjelajahi ruang angkasa. Hal lain yang mendorong adalah keinginan untuk mendapatkan keuntungan militer atas musuh potensial mana pun. Selama bertahun-tahun, program antariksa telah digunakan oleh Amerika Serikat maupun Uni Soviet yang dulu sebagai sarana untuk meluaskan jangkauan mata-mata mereka. Bruce Murray berkata dalam bukunya Journey Into Space, ”Orbit Bumi sejak semula merupakan suatu arena pengintaian dan kegiatan militer lainnya, suatu bidang persaingan strategi yang serius dan mematikan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.”

Joseph J. Trento melaporkan dalam bukunya Prescription for Disaster bahwa ”pada tahun 1971, CIA dan Angkatan Udara A.S. mulai merancang rangkaian satelit mata-mata yang disebut Keyhole atau KH. Pada tanggal 19 Desember 1976, Keyhole pertama diluncurkan”. Satelit fotografi ini dapat tinggal di orbit selama dua tahun dan mengirimkan informasi kembali ke bumi melalui transmisi digital. Seberapa efektifkah mereka? Trento melanjutkan, ”Uraian mereka begitu hebat sehingga nomor plat kendaraan bermotor pada mobil-mobil yang sedang diparkir pun terbaca dengan jelas. Lebih jauh, satelit digunakan untuk memotret pesawat ruang angkasa Soviet dalam orbit dan pesawat-pesawat pembom strategis yang sedang terbang.”

Pesawat Ulang-Alik yang Rumit

Di tahun-tahun belakangan ini, dunia tergetar melihat pesawat pengorbit ulang-alik berawak yang diluncurkan ke ruang angkasa. Pernahkah Anda berpikir seberapa rumit keseluruhan operasi? Seberapa besarkah kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kemungkinan bencana? Sebagai contoh, para insinyur telah berjuang mengatasi problem-problem seperti bagaimana cara menjaga agar mesin pesawat ulang-alik tetap dingin pada saat peluncuran untuk mencegah agar ia tidak meleleh karena panas yang dihasilkannya sendiri. ”Pada uji-coba selama beberapa tahun pertama, mesin-mesin satu demi satu meleleh dan meledak” tulis Trento. Kemudian, terdapat kebutuhan untuk menyalakan kedua roket pendorong dari bahan bakar padat secara serentak mutlak supaya seluruh perangkat tidak meluncur berputar-putar hingga hancur. Faktor-faktor ini tentu saja turut menaikkan biaya.

Peluncuran yang berhasil pertama kali terjadi pada tanggal 12 April 1981. Seraya dua awak pesawat yaitu John Young dan Robert Crippen duduk mengenakan sabuk pengaman di tempat duduk mereka, masing-masing dari tiga mesin pesawat ulang-alik ini menghasilkan daya tolak sebesar 170.000 kilogram. Menurut Trento, beberapa ilmuwan bertanya-tanya, ”Apakah ini akan menjadi kemenangan atau apakah impian akan meluncur berputar-putar masuk ke rawa-rawa Florida? Andaikan bahan bakar padat tersebut masing-masing tidak terbakar satu sama lain dalam satu detik, maka akan terjadi kebakaran besar di landasan 39A. . . . Pada hitungan nol, bahan bakar terbakar. Uap putih memenuhi cakrawala dan menara penyangga mulai terlepas. Para awak dapat mendengar suara raungan. Mereka merasakan ayunan kendaraan tersebut dan gelombang energi.” Mereka berhasil. ”Untuk pertama kalinya dalam sejarah A.S., orang-orang Amerika telah menaiki roket yang belum diketahui kesanggupannya untuk terbang dan menerbangkannya. . . . Kendaraan paling canggih yang pernah dibuat sungguh berhasil.” Keturunan dari Columbus-Columbus yang baru telah lahir. Tetapi bukannya tanpa bahaya—dan bukannya tanpa pengorbanan. Bencana Challenger tahun 1986 yang mengakibatkan tewasnya tujuh astronot merupakan saksi dari fakta tersebut.

Pada penerbangan perdana itu, foto-foto berwarna memperlihatkan bahwa lantai kedap panas, yang penting untuk kembali memasuki bumi pada suhu 1.100 derajat Celcius, hilang dari dasar pesawat pengorbit. Para ilmuwan perlu lebih mengamati dari dekat untuk memperkirakan kerusakannya. Tidak ada kamera di bumi yang cukup kuat untuk memberikan gambar yang jelas dari perut Columbia yang rusak. Maka, bagaimana penyelesaiannya? Satelit mata-mata KH-11 berada di sana pada orbit di atas pesawat ulang-alik. Diputuskan untuk membuat terbalik pesawat pengorbit itu, jika di lihat dari bumi sehingga perut pesawat akan menghadap satelit. Hasilnya dikirimkan ke bumi, meyakinkan orang-orang NASA bahwa ukuran lantai yang hilang tidaklah besar. Misi tersebut tidak dalam bahaya.

Program Pesawat Ulang-Alik—Untuk Perang atau untuk Damai?

Sejarah NASA merupakan pertikaian yang terus-menerus antara orang-orang yang memandang badan tersebut sebagai sarana eksplorasi ruang angkasa untuk tujuan perdamaian dan orang-orang yang memandangnya terutama sebagai suatu kesempatan untuk mengungguli Soviet dalam Perang Dingin. Pada tahun 1982, konflik kepentingan ini diringkaskan oleh Harold C. Hollenbeck, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, sewaktu ia berkata kepada Dewan Komite Sains dan Teknologi, ”Tragedinya adalah masyarakat Amerika tidak sadar terhadap masuknya unsur-unsur politik dan militer ke dalam badan antariksa sipil. . . . Kita diorbitkan ke bulan oleh tim yang beranggotakan orang-orang sipil . . . Saya sendiri tidak menghendaki program antariksa yang sangat mahal yang merupakan bagian dari program Perang Bintang Pentagon. . . . Saya hanya dapat berharap generasi orang-orang Amerika berikutnya tidak akan mengenang kembali orang-orang di antara kami di sini sekarang sebagai pemimpin-pemimpin yang duduk berdiam diri seraya Amerika mengubah upaya-upaya yang mulia menjadi mesin perang antar-bintang.”

Ia melanjutkan dengan suatu komentar yang meringkaskan kekacauan yang dibuat manusia atas masa depannya, ”Kita dahulu menjelajahi ruang angkasa sebagai lahan baru dan sekarang kita menyeret kebencian dan kepedihan dari bumi ke langit seolah-olah adalah hak manusia untuk menyulut perang di setiap tempat.” Kepentingan-kepentingan bisnis besar dan politik dan militer berupaya untuk mengambil alih NASA. Miliaran dolar dan ribuan lapangan pekerjaan (dan hak pilih) tersangkut dalam masa depannya.

Pertanyaan yang masuk akal sekarang adalah, Manfaat-manfaat apa yang telah manusia dapatkan dari eksplorasi ruang angkasa, dan bagaimana masa depannya?

[Catatan Kaki]

a Kegagalan invasi ke Kuba yang terjadi pada tanggal 17 April 1961.

[Gambar di hlm. 8, 9]

1. Kendaraan jip bulan dari Apollo

2. Modul bulan dengan astronot Edwin E. Aldrin, Jr., (20 Juli 1969)

3. Vehicle Assembly Building (Gedung Perakitan Kendaraan), kemungkinan merupakan konstruksi tunggal terbesar di dunia

4. Pesawat ulang-alik di atas kendaraan pengangkut menuju landasan peluncuran

5. Satelit yang akan diluncurkan

6. Pesawat ulang-alik ”Challenger” dengan tangan-tangan robot yang kelihatan

7. Wanita pertama di ruang angkasa, Valentina Tereshkova

8. Pria pertama di ruang angkasa, Yuri A. Gagarin

9. Tangan-tangan robot mengumpulkan sampel di Mars

[Keterangan]

Foto 1-6 dari NASA; 7, 8 dari Tass/Sovfoto; 9 dari NASA/JPL

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan