PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g93 8/5 hlm. 23-25
  • Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Percintaan yang Gagal?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Percintaan yang Gagal?
  • Sedarlah!—1993
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Begitu Sulit?
  • Anda Tetap Dicintai
  • Bila Perpisahan Sebenarnya Suatu Berkat
  • Mengatasi Perasaan
  • Masa-Masa yang Lebih Cerah di Hadapan
  • Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Patah Hati?
    Sedarlah!—1988 (No. 26)
  • Jika Putus Hubungan
    Sadarlah!—2015
  • Bagaimana Aku Bisa Pulih Setelah Putus?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Bagaimana Aku Bisa Pulih Setelah Putus?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1993
g93 8/5 hlm. 23-25

Pertanyaan Kaum Muda . . .

Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Percintaan yang Gagal?

”IA MEMBUAT saya merasa begitu istimewa. Saya merasakan hal-hal yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Tetapi kemudian ia mengatakan bahwa tak ada gunanya meneruskan hubungan kami. Saat itu saya merasa mau mati saja. Saya menangis siang-malam. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, berat badan saya susut 15 kilogram dalam beberapa bulan, dan bahkan saya terkena bronkhitis. Hidup tak ada artinya lagi bagi saya.”​—Renee.

Jika Anda pernah terluka karena hubungan romantis yang gagal, keluhan ini mungkin lazim. Anda tahu benar apa artinya memiliki perasaan yang sangat dalam kepada seseorang, namun ternyata harapan Anda hancur berkeping-keping. Perasaan ditolak seperti itu sangat menekan dan memalukan. Seraya Anda berjuang mengatasi kepedihan tersebut, Anda mungkin bertanya-tanya, ’Mengapa saya tidak dapat mengabaikannya begitu saja​—melupakan orang itu dan meneruskan hidup saya?’ Halnya tidak semudah itu.

Mengapa Begitu Sulit?

Sebuah penelitian memperlihatkan bahwa ikatan kasih-sayang romantis bisa menjadi kuat. Ikatan itu bahkan dibandingkan dengan ikatan antara orang-tua dan anak. Meskipun tidak diragukan bahwa dibutuhkan waktu yang lama bagi cinta kasih untuk tumbuh sedemikian kuat, namun getaran emosinya dapat sangat terasa sejak semula. Anda tidak dapat begitu saja menghidupkan dan mematikannya sebagaimana Anda menyalakan dan mematikan tombol lampu. Dan jika Anda berada pada tahap yang Alkitab sebut sebagai ”mekarnya masa remaja”, keinginan seksual yang terbangkitkan dapat sangat berkuasa. (1 Korintus 7:​36, NW) Itulah sebabnya kehilangan kekasih sangat sulit untuk diterima, bagi pria atau wanita.

Kecenderungan untuk berkhayal mungkin juga berperan penting. Sebuah penelitian oleh para ilmuwan menjelaskan bahwa remaja-remaja ”lebih rapuh jika mengalami kehilangan karena ketika mereka memulai hubungan romantis, mereka cenderung untuk berkhayal tentang masa depan bersama pasangan mereka. Khayalan ini dapat mencakup angan-angan untuk menikah, mempunyai anak-anak, dan hidup bersama seumur hidup mereka”. Angan-angan demikian bisa sulit untuk dibuang, sekalipun mereka tidak banyak memiliki dasar yang nyata.

Anda Tetap Dicintai

Kemudian, penelitian yang sama menyatakan bahwa ”kehilangan kekasih . . . dapat mengarah kepada perasaan gagal dan tidak mampu”. Jeanette mengenang, ”Anda merasa tertekan, seolah-olah tak ada lagi yang memperhatikan Anda. Anda menjadi tidak peduli lagi. Anda merasa tersisih.” Seperti dia, banyak orang merasa tertekan, bersalah, tidak berharga, tidak dapat berkonsentrasi. Beberapa bahkan sampai bunuh diri.

Jadi ini dapat menjadi masa yang berbahaya bagi Anda. Namun, ingatlah, Yesus mendesak agar ’mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri’. (Markus 12:31) Kasih terhadap diri sendiri dalam taraf tertentu diperlukan dan pantas. Kenyataan bahwa seseorang tidak dapat membalas cinta kasih Anda tidak berarti bahwa Anda tidak patut dicintai, bukan? Anda tidak akan langsung beranggapan bahwa tak ada lagi yang tertarik kepada Anda ataupun menginginkan Anda, bukan? Bukankah Anda memiliki anggota keluarga dan teman-teman yang mencintai Anda?

Lebih penting lagi, bagaimana perasaan Allah terhadap Anda? Lea, seorang wanita yang hidup pada zaman Alkitab, pasti merasa sangat pedih karena merasa tersisih. Ia tahu benar bahwa suaminya, Yakub, dijebak untuk mengawininya, dan bahwa Yakub lebih mencintai adiknya, Rahel. Tidak mengherankan ia merasa ”dibenci” (NW), dan malang nasibnya. Namun, Allah menemukan banyak kebaikan dalam diri Lea. Allah memberkati Lea dengan memberinya banyak anak, dan garis keturunan imam maupun raja​—yang menghasilkan Mesias​—datang melaluinya, bukan melalui Rahel.​—Kejadian 29:​30-35.

Penolakan sebesar apa pun tidak dapat mengubah kenyataan akan berkat dan kasih Allah. Ingatlah, Pencipta alam semesta sangat mengasihi Anda sehingga mengizinkan Putra-Nya menderita dan mati bagi Anda. (Yohanes 3:16) Anda patut dicintai, dan Anda jelas berharga.

Bila Perpisahan Sebenarnya Suatu Berkat

Anda mungkin merasa bahwa perpisahan ini merupakan salah satu hal yang paling buruk yang pernah Anda alami, namun bisa jadi malah sebaliknya. Meskipun mungkin sulit untuk dipercaya, kemungkinan besar berakhirnya percintaan Anda merupakan suatu berkat. Bagaimana mungkin? Kebanyakan hubungan romantis remaja tidak memiliki jaminan nyata akan keberhasilannya. Kaum muda masih bertumbuh dan berubah; mereka mudah kena hasrat yang cepat berlalu serta perasaan cinta yang keliru. Meskipun demikian, setiap tahun ribuan remaja menikah, namun terlambat menyadari bahwa melakukan hal itu sebenarnya merupakan kekeliruan. Seorang eksekutif surat kabar menyatakan setelah perceraiannya, ”Benar-benar suatu kekeliruan untuk menikah terlalu muda. Ketika itu saya tidak mengerti bahwa kami memiliki nilai-nilai dan latar belakang yang sangat berbeda.”

Perkawinan remaja memiliki tingkat kegagalan yang luar biasa tinggi. Maka, betapa pun pedihnya perasaan Anda sekarang, yakinlah akan satu hal​—Anda akan merasa jauh lebih buruk bila terperangkap dalam perkawinan yang tidak bahagia. Tanyalah diri Anda apakah Anda telah siap untuk perkawinan seumur hidup, dengan segala tanggung jawabnya, termasuk membesarkan anak. Dan apakah orang yang Anda cintai benar-benar telah siap dan matang? Ingatlah, perpisahan dalam masa berpacaran tidak terlalu menyakitkan dibanding perpisahan dalam perkawinan.

Perpisahan tersebut khususnya merupakan berkat jika Anda membuat kekeliruan karena berhubungan dengan seseorang yang tidak menghormati prinsip-prinsip dan standar moral ilahi. (2 Korintus 6:14) Shana mengenang bahaya moral karena memiliki kekasih orang dunia, ”Ia selalu mengatakan bahwa ia mencintai saya. Tetapi kemudian ia meminta saya untuk berhubungan seksual dengannya. Saya selalu berkata tidak. Saya menyadari perbuatan itu salah. Setelah beberapa waktu, ia tidak lagi mengunjungi saya. Saya menangis setiap malam​—sungguh sulit kehilangan dia!” Namun, jelas perpisahan ini menyelamatkan Shana dari malapetaka rohani.

Jadi, Anda mungkin dapat memandang perpisahan tersebut sebagai pengalaman yang memberi pelajaran. Sebagaimana dikatakan Amsal 22:3, ”Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.” Apakah pengalaman ini akan membuat Anda lebih bijak, sehingga akan terhindar dari masalah di kemudian hari?

Mengatasi Perasaan

Akan tetapi, bahkan jika perpisahan merupakan hal yang terbaik bagi Anda, hal itu tetap menyakitkan. Bagaimana Anda dapat menangani perasaan-perasaan yang tampaknya tak mau hilang? Satu hal yang penting, berpura-pura tidak merasakan apa-apa tidak akan membantu. Sebagaimana majalah ’Teen baru-baru ini katakan mengenai pokok ini, ”Anda tidak dapat lari maupun sembunyi dari perasaan. Lambat laun Anda akan dipergoki.”

Adalah wajar bagi Anda untuk merasa gusar, dan begitu terganggu atas hal ini. Namun, jangan sembunyikan perasaan Anda, lalu tidur malam demi malam dengan perasaan putus asa. Turutilah nasihat Alkitab yang bijaksana, ”Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” (Efesus 4:26) Utarakan diri Anda kepada seorang sahabat atau teman yang Anda percayai. ”Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak,” kata Amsal 15:22. Orang-tua Anda atau para penatua Kristen dapat sangat membantu dalam situasi seperti ini. Anda mungkin akan mendapati bahwa mereka pernah mempunyai pengalaman menyakitkan serupa ketika mereka masih muda.

Bantuan lain dalam mengatasi perasaan Anda adalah dengan terus menyibukkan diri. Anda mungkin akan cenderung menarik diri, menyendiri, melamun, dan kehilangan semangat hidup. Jeanette mengenang, ”Anda tidak berminat melakukan apa pun. Anda hanya banyak tidur.” Tetapi sebagaimana Amsal 18:1 peringatkan, ”Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.” Maka, sebaliknya, teruslah sibuk. Segeralah kembali kepada pergaulan dengan orang-orang yang akan menganjurkan Anda ke haluan yang benar.

Suatu cara yang sangat baik untuk menyalurkan energi Anda adalah dengan menyibukkan diri dalam pelayanan Kristen. Rasul Paulus menulis, ”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58) Hidup Anda tidak perlu terasa hampa atau tanpa arti. Membagikan kabar baik kepada orang-orang lain mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan.​—Kisah 20:35.

Juga ingat, bahwa untuk sementara waktu Anda akan mengalami hari-hari yang baik dan hari-hari yang buruk. Pada hari-hari yang buruk Anda mungkin merasa tidak akan pernah melewatinya. Namun kebenarannya adalah, Anda akan membaik. Menyembuhkan suatu luka​—luka apa pun—​membutuhkan waktu. Jangan memperlambat proses tersebut dengan berkubang dalam musik yang romantis atau sentimentil dan melamunkan kekasih Anda yang hilang. Bersandarlah pada Yehuwa untuk kekuatan. Ia tahu persis apa yang Anda alami dan rasakan. ”[Yehuwa] itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.”​—Mazmur 34:19.

Masa-Masa yang Lebih Cerah di Hadapan

Sebagai seorang remaja, salah satu berkat Anda yang terbesar adalah waktu. Ada begitu banyak waktu di hadapan Anda untuk belajar dan mendapatkan pengalaman. Maka, gunakan milik yang berharga ini dengan bijaksana; kembangkan sifat-sifat yang akan membantu Anda menjadi orang dewasa yang stabil dan kokoh. Dengan demikian, Anda akan dapat membuat keputusan-keputusan yang bijaksana berkenaan berpacaran dan perkawinan di kemudian hari.

Betapa pun sulitnya, masa kepedihan akan berlalu, dan Anda mungkin akan semakin berhikmat karenanya. Renee yang dikutip sebelumnya, berkata, ”Sekarang saya dapat mengatasi perasaan-perasaan saya dengan lebih baik. Saya telah belajar begitu banyak. Saya telah belajar bahwa hanya dengan melakukan segala sesuatu sesuai cara Allah, segala sesuatu akan berjalan baik.”

[Gambar di hlm. 24]

Alangkah sakitnya bila Anda menyaksikan orang yang Anda sukai tertarik kepada orang lain

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan