PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g93 8/7 hlm. 12
  • Petunjuk Praktis bagi Orang-Tua Tiri

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Petunjuk Praktis bagi Orang-Tua Tiri
  • Sedarlah!—1993
  • Bahan Terkait
  • Problem Khas Keluarga Tiri
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Keluarga Tiri Dapat Berhasil
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Menjaga Hubungan dengan Kerabat Keluarga Tiri Anda
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Bagaimana Saya Dapat Menerima Bila Orang-Tua Saya Kawin Lagi?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1993
g93 8/7 hlm. 12

Petunjuk Praktis bagi Orang-Tua Tiri

BIRO Sensus AS memperkirakan bahwa jumlah keluarga tiri akan melebihi jumlah keluarga tradisional menjelang tahun 1995. Pada saat itu, 59 dari setiap 100 anak akan tinggal dalam ”keluarga bauran” (keluarga dengan orang-tua tiri) sebelum mereka berusia 18 tahun. Berikut ini terdapat beberapa saran untuk membantu orang-tua tiri yang kian bertambah jumlahnya.

Beri Waktu: Orang-tua tiri harus mengingat bahwa dibutuhkan waktu bagi anak-anak tiri untuk menerima orang-tua yang baru. Seorang pakar kesehatan mental bernama Mavis Hetherington menjelaskan mengapa bulan-bulan​—atau tahun-tahun pertama​—dapat begitu sulit, ”Dalam tahap-tahap awal perkawinan kembali, anak lelaki maupun anak perempuan bersikap bermusuhan, merajuk, bersikap negatif dan marah bukan hanya kepada ayah tiri mereka tetapi kepada ibu mereka. Mereka marah . . . kepada ibu mereka karena kawin lagi.” Orang-tua tiri harus berupaya memahami perasaan anak-anak, sesulit apa pun hal itu.​—Lihat Amsal 19:11.

Bina Hubungan yang Baik Terlebih Dahulu: Joy Conolly, dalam bukunya Stepfamilies, dengan bijaksana memperingatkan bahwa orang-tua tiri akan lebih baik posisinya untuk mengoreksi perilaku anak-anak tiri mereka setelah mereka membina hubungan yang baik dengan anak-anak tiri mereka. Sementara hubungan dibina, mungkin paling baik bila orang-tua kandung yang memberikan disiplin yang dibutuhkan. (Bandingkan Amsal 27:6.) Di lain pihak, orang-tua tiri dapat memberikan perasaan tenang kepada anak-anak dengan mendukung rutin yang telah lama dinikmati anak-anak​—seperti bepergian atau melakukan permainan bersama-sama. Namun, orang-tua tiri hendaknya tidak menggunakan saat makan bersama sebagai kesempatan untuk menggurui keluarga.

Hindari Pilih Kasih: Ayah tiri atau ibu tiri hendaknya sedapat mungkin menghindari tanda-tanda pilih kasih dalam bentuk apa pun terhadap anak kandungnya, sekalipun hal itu kadang-kadang sangat sulit.​—Bandingkan Roma 2:11.

Menjadi Akrab disertai Kehati-hatian: Suatu penelitian mengenai keluarga tiri baru-baru ini mendapati bahwa sering kali sulit khususnya bagi ayah tiri dan anak perempuan tiri menjadi akrab satu sama lain. Seorang penulis mengatakan sebagai berikut, ”Ayah tiri berupaya berkomunikasi, namun sang anak perempuan merasa enggan. Ayah tiri berupaya memberikan disiplin, namun sang anak perempuan melawannya.” Penulis tersebut meringkaskan, ”Kelihatannya sejak awal, ayah tiri tidak dapat berbuat apa-apa terhadap anak perempuan tirinya.” Oleh karena itu, kesabaran dan empati yang besar dibutuhkan. Meskipun anak-anak perempuan menghargai pujian yang diucapkan ayah tirinya, mereka sering kali merasa risih dengan gerakan fisik, misalnya memeluk. Ayah tiri hendaknya waspada bahwa anak perempuan mungkin bersikap seperti itu. Jika memang demikian, sang ayah hendaknya lebih menandaskan pujian lisan dan pembicaraan daripada mempertunjukkan kasih sayang secara fisik.​—Bandingkan Amsal 25:11.

Waspada terhadap Kecemburuan: Pengalaman memperlihatkan bahwa banyak anak perempuan tiri cenderung menganggap ibu tiri mereka sebagai saingan. Oleh karena itu, ibu tiri yang mengantisipasi dan bersikap empati terhadap perasaan sang anak perempuan dapat dengan bijaksana mencegah pertengkaran yang tidak perlu. Sang ayah dapat berbuat banyak untuk mengendurkan ketegangan dengan meyakinkan anak perempuannya akan kasih dan penghargaan ayah yang tiada habisnya. (Amsal 15:1) Para peneliti memperingatkan bahwa ibu tiri sering kali berupaya terlalu keras dan terlalu tergesa-gesa untuk menjadi figur orang-tua bagi anak perempuan tirinya yang baru. Sekali lagi, kesabaran adalah kuncinya.

Menjadi orang-tua tiri memang tidak mudah. Namun itu bisa diatasi, sebagaimana diperlihatkan oleh ribuan teladan orang-tua tiri yang berhasil. Dan ingat, Alkitab memberikan nasihat yang terbaik demi keberhasilan keluarga dalam keadaan bagaimanapun tatkala ia mengatakan, ”Kenakanlah pada dirimu kasih, karena itu adalah ikatan pemersatu yang sempurna.”​—Kolose 3:14, NW.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan