PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g93 8/9 hlm. 20
  • Apakah Katekismus Baru Akan Membalikkan Keadaan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Katekismus Baru Akan Membalikkan Keadaan?
  • Sedarlah!—1993
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Gereja Kehilangan Pengaruh?
    Sedarlah!—1996
Sedarlah!—1993
g93 8/9 hlm. 20

Apakah Katekismus Baru Akan Membalikkan Keadaan?

Oleh koresponden Sedarlah! di Italia

”KATEKISMUS untuk Tahun 2000”, ”Daftar Dosa yang Baru”, ”Citra Baru Gereja”​—ini adalah beberapa kepala berita terbaru dalam surat kabar Italia sehubungan dengan Catechism of the Catholic Church yang baru, yang sejauh ini telah diterbitkan dalam bahasa Italia, Jerman, Prancis, dan Spanyol. Di Italia, penjualan katekismus meningkat menjadi 110.000 eksemplar dalam waktu kurang dari tiga minggu. Tentu saja, di negeri Katolik yang terdiri dari hampir 58 juta orang, angka itu tidaklah terlalu tinggi. Seorang penulis Italia mengatakan bahwa siapa pun yang membelinya ”hanya untuk mencari katalog dari dosa-dosa baru” akan mendapatkan ”kekecewaan”.

Pada tanggal 7 Desember 1992, Paus Yohanes Paulus II secara resmi menyajikan buku 450 halaman yang disebutnya sebagai ”ikhtisar iman dan moral Katolik”. Untuk menerbitkan buku tersebut, dibutuhkan lebih dari enam tahun untuk penataan dan penataan ulang, disertai banyak kritik dari dunia Katolik sendiri. Tentu saja, buku itu melestarikan misteri Susunan Kristen ”mengenai Tritunggal Maha Suci . . . , pusat misteri dari iman”. Buku itu juga mengatakan bahwa ”setiap jiwa rohani diciptakan langsung oleh Allah . . . , dan itu bersifat tak berkematian”. (Bandingkan 1 Korintus 15:28; Matius 24:36; lihat juga Yehezkiel 18:4, 20.) Tetapi mengapa suatu katekismus baru dipandang perlu?

Seorang sarjana Katolik menulis, ”Banyak katekismus yang diterbitkan oleh pusat-pusat katekisasi keuskupan benar-benar ceroboh, penuh kekeliruan dogmatis dan hal yang dibesar-besarkan.” Namun, katekismus-katekismus tersebut telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengindoktrinasi orang-orang Katolik yang setia. Publikasi Katolik La Civiltà Cattolica menyatakan bahwa naskah yang baru tersebut adalah untuk memberikan ”bantuan yang penting dalam menjamin persatuan iman”, yang telah diguncangkan pada dekade belakangan ini. Paus sendiri menyatakan, ”Tidaklah mudah untuk melihat perkembangan yang akan dihasilkan katekismus ini. Akan tetapi, . . . katekismus itu dapat menjadi alat yang berharga dan jitu untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam dan pembaruan rohani dan moral secara autentik.”

Apakah halnya akan benar demikian? Apakah katekismus ini akan mengatasi perpecahan umat Katolik? Perpecahan ini telah jelas terlihat sehubungan cara umat Katolik seluas dunia bereaksi terhadap masalah-masalah seperti aborsi, kontrasepsi, teologi pembebasan, dan partisipasi dalam apa yang disebut perang adil (sekalipun itu mengakibatkan orang Katolik membunuh sesama Katolik). Pada tingkat yang lebih tinggi, antipati dan perpecahan telah timbul antara Opus Dei yang sekarang berkuasa, yang didukung oleh paus dan banyak anggota yang berpengaruh dari hierarki, dan kaum Yesuit, yang sekarang tidak begitu disukai paus.

Apakah katekismus ini akan mengubah hati dan tingkah laku ribuan pemimpin politik dan bisnis Italia yang baru-baru ini terlibat dalam korupsi dan skandal? Seberapa dalamkah dokumen ini akan benar-benar mempengaruhi tingkah laku kaum elit yang berkuasa di Italia? Jika itu gagal mengubah etika golongan yang berkuasa, mengapa orang-orang Katolik pada umumnya mau dipengaruhi? Mengingat buku itu terdiri dari 450 halaman​—dan membaca bukanlah kegiatan yang paling populer dalam misa—​apakah pengaruh yang bertahan lama atas perilaku dapat diharapkan?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan