PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g93 8/10 hlm. 3-5
  • Dunia Baru—Apakah Benar-Benar Akan Datang?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Dunia Baru—Apakah Benar-Benar Akan Datang?
  • Sedarlah!—1993
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Tidak Ada yang Benar-Benar Baru
  • Kegagalan Upaya Manusia
  • Alasan untuk Berharap?
  • Umat Manusia Mendambakan Suatu Dunia Baru
    Sedarlah!—1992
  • Dunia Baru Sesuai dengan Janji Allah
    Tetaplah Berjaga-jaga!
  • Barisan yang Panjang Dari Kuasa-Kuasa Dunia Mendekati Akhirnya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Dunia Baru Sudah Dekat!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1993
g93 8/10 hlm. 3-5

Dunia Baru—Apakah Benar-Benar Akan Datang?

PADA tanggal 13 April 1991, George Bush, yang ketika itu menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, menyampaikan pidato di Montgomery, Alabama, berjudul, ”Kemungkinan Terwujudnya Suatu Tatanan Dunia Baru”. Pada kata penutupnya, ia menyatakan, ”Dunia baru yang ada di hadapan kita . . . , adalah suatu dunia penemuan yang indah.”

Dua bulan kemudian, The Bulletin of the Atomic Scientists mengatakan bahwa dengan tumbangnya rezim Komunis di Eropa Timur, ”suatu tatanan dunia baru yang didasarkan atas perdamaian, keadilan, dan demokrasi kelihatannya sudah di ambang pintu.”

Pembicaraan semacam itu mengenai suatu dunia baru telah berlanjut hingga tahun 1993. The New York Times pada bulan Januari memberi laporan berkenaan suatu traktat yang berisi ikrar pengurangan senjata nuklir. Surat kabar itu mengatakan, ”Hal itu menempatkan Amerika dan Rusia ’di ambang suatu dunia baru yang penuh harapan’, menurut kata-kata yang dipilih dengan baik oleh Presiden Bush.”

Dua minggu sesudahnya, presiden AS yang baru, Bill Clinton, pada pidato pelantikannya memproklamasikan, ”Kini, seraya tatanan yang lama berlalu, dunia baru lebih merdeka namun kurang stabil.” Ia bahkan menyatakan, ”Dunia baru ini telah memperkaya kehidupan jutaan orang Amerika.”

Jadi, sudah ada banyak pembicaraan mengenai suatu dunia baru​—suatu dunia yang berbeda dan lebih baik. Menurut perhitungan, selama jangka waktu yang relatif singkat, George Bush berbicara sebanyak 42 kali dalam pernyataan di hadapan umum mengenai suatu ”Tatanan Dunia Baru”.

Namun, apakah pembicaraan demikian unik? Apakah pembicaraan itu pernah terdengar sebelumnya?

Tidak Ada yang Benar-Benar Baru

Pada bulan Mei 1919, tepat setelah Perang Dunia I, Dewan Federal Gereja-Gereja Kristus di Amerika mengadakan suatu pertemuan di Cleveland, Ohio, dan di sana ’kemungkinan suatu dunia yang baru dan yang lebih baik’ diumumkan. Salah seorang pembicara menegaskan, ”Itu akan merupakan suatu dunia baru yang di dalamnya prinsip persaingan akan tunduk kepada prinsip pergaulan dan kesetiakawanan. Itu akan merupakan suatu dunia baru yang di dalamnya prinsip persatuan sudah akan menggantikan prinsip perpecahan . . . Itu akan merupakan suatu dunia baru yang di dalamnya persaudaraan dan persahabatan akan menggantikan semua antagonisme, kecuali perang melawan kejahatan.”

Bagaimana gereja-gereja percaya bahwa dunia baru ini akan datang? Apakah melalui pemerintahan Kerajaan Allah sebagaimana dijanjikan dalam Alkitab? Tidak. Mereka mengharapkan suatu organisasi politik mendatangkan dunia baru itu. Seorang pemimpin gereja berkata, ”Apa yang kita bahas hari ini sebagai Liga Bangsa-Bangsa adalah suatu implikasi yang mutlak dibutuhkan dan tidak dapat dielakkan dari seluruh iman Kristen dan upaya kita di dunia ini.” Pemimpin-pemimpin gereja pada masa itu bahkan mempromosikan Liga Bangsa-Bangsa sebagai ”pernyataan politik dari Kerajaan Allah di bumi”.

Di lain pihak, seorang pemimpin yang berkuasa di Jerman, Adolf Hitler, menentang Liga Bangsa-Bangsa dan pada tahun 1930-an mendirikan Kekaisaran Jerman Ketiga. Ia menyatakan bahwa Kekaisaran itu akan bertahan selama seribu tahun dan akan mewujudkan apa yang menurut Alkitab hanya dapat dilakukan oleh Kerajaan Allah. ”Saya sedang memulainya dengan kaum muda,” kata Hitler. ”Bersama mereka, saya dapat membuat suatu dunia baru.”

Hitler mendirikan sebuah stadion raksasa di Nuremberg untuk mempertunjukkan kekuatan Nazi. Menarik sekali, 144 pilar raksasa didirikan di atas sebuah panggung yang panjangnya hampir 1.000 kaki (atau 300 meter). Mengapa 144 pilar? Alkitab berbicara mengenai 144.000 orang yang akan memerintah bersama ”Anak Domba” Yesus Kristus, dan bahwa pemerintahan mereka akan berlangsung selama seribu tahun. (Wahyu 14:1; 20:4, 6) Jelaslah, 144 pilar yang didirikan di stadion Nuremberg bukanlah suatu angka kebetulan, karena bahasa dan lambang Alkitab yang digunakan para pejabat Nazi didokumentasi dengan jelas.

Apa hasil upaya manusia untuk menggenapi apa yang Alkitab katakan akan dicapai hanya oleh Kerajaan Allah?

Kegagalan Upaya Manusia

Sejarah membuktikan dengan jelas bahwa Liga Bangsa-Bangsa gagal untuk mengantarkan suatu dunia baru yang penuh damai. Organisasi itu runtuh ketika bangsa-bangsa dilanda Perang Dunia II. Lebih jauh, setelah hanya 12 tahun, Kekaisaran Ketiga hancur berkeping-keping. Itu adalah kegagalan total, suatu aib bagi umat manusia.

Sepanjang sejarah, upaya manusia untuk menciptakan suatu dunia baru yang damai dalam segala hal terbukti tidak berhasil. ”Setiap peradaban yang pernah ada telah runtuh sama sekali,” demikian pengamatan mantan Sekretaris Negara AS, Henry Kissinger. ”Sejarah adalah suatu dongeng tentang upaya-upaya yang gagal, tentang aspirasi yang tidak terwujud.”

Lalu, bagaimana dengan tatanan dunia baru yang akhir-akhir ini digembar-gemborkan para pemimpin dunia? Ledakan kekerasan etnik telah membuat setiap gagasan tentang suatu dunia baru demikian menjadi olok-olok. Misalnya, pada tanggal 6 Maret yang lalu, kolumnis William Pfaff mengejek, ”Tatanan dunia baru telah tiba. Itu berfungsi baik dan sama sekali baru, menghalalkan invasi, agresi dan pembinasaan ras sebagai tingkah laku internasional yang dapat diterima.”

Pergolakan yang parah dan kekejaman yang telah terjadi sejak tumbangnya Komunisme begitu mengerikan. Bahkan George Bush, tidak lama sebelum meletakkan jabatannya pada bulan Januari, mengakui, ”Pada waktunya, dunia baru bisa jadi sama berbahayanya dengan dunia yang lama.”

Alasan untuk Berharap?

Apakah ini berarti bahwa situasinya tidak memberikan harapan? Apakah suatu dunia baru hanyalah suatu impian yang muluk? Jelaslah, umat manusia tidak mampu menciptakan suatu dunia baru. Namun bagaimana dengan janji sang Pencipta untuk melakukan hal itu? ”Sesuai dengan janjiNya [Allah], kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru,” kata Alkitab.​—2 Petrus 3:13.

Langit baru yang Allah janjikan adalah suatu pemerintahan baru atas bumi. Pemerintahan baru ini adalah Kerajaan Allah, pemerintahan surgawi-Nya yang Yesus ajarkan untuk didoakan umat manusia. (Matius 6:​9, 10) Pemerintahan surgawi itu akan terdiri dari Yesus Kristus dan 144.000 rekan penguasa, dan bumi baru adalah masyarakat baru dari umat manusia. Ya, mereka akan hidup dalam suatu dunia baru yang gilang-gemilang, yang dengan loyal mendukung pemerintahan Allah.

Pemerintahan Kerajaan Allah akan memerintah atas dunia baru yang dijanjikan. Jadi, dunia baru ini bukanlah buatan manusia. ”Kerajaan Allah tidak pernah mengartikan suatu tindakan yang diambil manusia atau suatu keadaan yang mereka rancang,” demikian penjelasan salah satu ensiklopedia Alkitab. ”Kerajaan itu adalah suatu tindakan ilahi, bukan prestasi manusia bahkan bukan prestasi umat Kristen yang berbakti.”​—The Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible.

Dunia baru di bawah Kerajaan Allah pasti datang. Anda dapat mengandalkan janji akan kedatangannya karena janji itu diucapkan oleh ”Allah yang tidak berdusta”. (Titus 1:2) Silakan mempertimbangkan dunia macam apa dunia baru Allah kelak.

[Keterangan Gambar di hlm. 3]

Foto NASA

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan