PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g94 8/7 hlm. 21-23
  • Olahraga Maut—Pantaskah Saya Mencobanya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Olahraga Maut—Pantaskah Saya Mencobanya?
  • Sedarlah!—1994
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa Daya Tariknya?
  • Benarkah Itu Riskan?
  • Bagi Orang-Orang Kristen?
  • Berpikir Dahulu Sebelum Anda Meloncat
  • ”Olahraga Ekstrem”​—Mestikah Anda Mengambil Risiko?
    Sedarlah!—2000
  • Pencari Sensasi​—Mengapa Keranjingan Atraksi Maut?
    Sedarlah!—2002
  • Mengabdi kepada Allah atau Fokus pada Olahraga?
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2019
  • Apakah Saya Sebaiknya Bergabung dengan Tim Olahraga?
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1994
g94 8/7 hlm. 21-23

Pertanyaan Kaum Muda . . .

Olahraga Maut—Pantaskah Saya Mencobanya?

”INI merupakan saat yang paling mencekam dalam kehidupan Anda,” Anda diberi tahu seraya Anda dengan gemetar berdiri di atas panggung. Penghitungan mundur mulai, ”Lima, empat, tiga, dua, satu​—LONCAT!” Terempasnya Anda membuat napas Anda serasa terhenti. Anda jatuh dengan cepat sehingga Anda merasa berada di ambang maut, tetapi tiba-tiba Anda merasa ada suatu tarikan mendadak dari seutas tali tambang yang elastis. Seketika itu juga Anda diliputi perasaan lega. Anda masih hidup!

Loncat Bungee.a Olahraga ini telah menarik minat sekitar satu atau dua juta partisipan di Amerika Serikat saja. Ini baru satu dari banyak olahraga yang popularitasnya meroket akhir-akhir ini​—panjat tebing, paragliding (sebuah para-glider adalah semacam tirai terpal berbentuk persegi dengan tali-tali untuk diikatkan ke tubuh. Pilotnya meluncurkan dirinya dengan terjun dari sisi gunung atau perbukitan), arung jeram rafting, dan berselancar di angkasa, adalah beberapa di antaranya. ”Tahun 90-an adalah dekade olahraga maut,” kata seorang promotor loncat bungee.

Kegiatan yang riskan bukanlah semata-mata milik orang-orang berada. Orang-orang kota yang mendambakan kegiatan yang mendebarkan terlibat dalam perbuatan nekat yang begitu berbahaya (dan ilegal) semacam itu seperti selancar lift (menunggangi bagian atap dari lift yang sedang bergerak), tunneling (berlari-lari melalui sistem saluran dari bangunan-bangunan besar), selancar kereta bawah tanah (menunggangi atap kereta-kereta bawah tanah yang sedang bergerak), dan selam tangga (meluncur ke bawah melalui tangga-tangga yang diminyaki).

Apa Daya Tariknya?

”Saya akan mencoba segala hal yang membuat saya merasa tercekam,” kata pemuda Norbert. ”Saya menyukai semua olahraga​—baseball, bola basket​—tetapi loncat bungee dari jembatan membuat saya tercekam! Itu sangat unik.” Douglas yang masih muda setuju. ”Olahraga biasa memang menyenangkan, namun penuh perhitungan,” katanya, ”Anda selalu dibatasi. Saya menyukai perasaan pada saat jatuh. Dan kecepatannya . . . Anda tidak pernah mendapatkan perasaan itu dalam olahraga lain.”

Olahraga maut tidak sekadar menantang kemampuan atletik Anda; olahraga tersebut membawa Anda berhadapan langsung dengan maut! Para partisipan tampaknya menikmati saat-saat tubuh mereka meningkatkan produksi adrenalin! Beberapa pakar menyatakan bahwa orang-orang tertentu secara genetika terprogram sebagai kepribadian Tipe-T, atau suka menantang maut. Akan tetapi, kebanyakan orang muda terlibat dalam beberapa jenis olahraga yang riskan; hal itu merupakan cara mereka menguji batas keberanian dan mengembangkan rasa percaya diri.

Sayangnya, kaum muda tidak selalu menggunakan pertimbangan yang baik dalam melakukan hal itu. ”Hiasan orang muda ialah kekuatannya,” kata Amsal 20:29. Namun beberapa orang tampaknya berpikir bahwa kekuatan mereka tidak terbatas. Dr. David Elkind mengatakan bahwa para remaja sering kali berpikir ”mereka istimewa dan unik​—luput dari hukum probabilitas yang berlaku atas diri orang lain. Perasaan diri istimewa inilah, terbungkus dalam jubah kekebalan, yang menyumbang kepada mayoritas keputusan para remaja untuk mengambil risiko”. Dr. Robert Butterworth dengan cara yang sama menyatakan, ”Ketika Anda melakukan sesuatu seperti terjun bebas, hal itu memberikan Anda perasaan melawan hukum probabilitas, menentukan nasib Anda sendiri.”

Namun, mengambil risiko juga dapat didorong oleh motif-motif yang buruk. Dalam bukunya Childstress!, pengarang Mary Susan Miller menyatakan bahwa banyak anak muda yang nekat mengambil risiko yang bodoh hanya karena mereka tidak dapat mengatasi stres dalam kehidupan mereka. Dengan demikian olahraga maut bisa jadi menyingkapkan kecenderungan untuk mencelakai diri sendiri atau bahkan bunuh diri. ”Mereka dengan sengaja menempatkan diri dalam situasi yang berbahaya,” kata Miller, ”seolah-olah mereka menantang nasib untuk mengambil nyawa mereka.”

Benarkah Itu Riskan?

Apa pun daya tariknya, olahraga maut dapat berbahaya. ’Menyeberang jalan pun dapat berbahaya,’ sanggah beberapa orang. Namun seseorang yang menyeberang jalan tidak dengan sengaja mencari bahaya atau sesuatu yang mendebarkan. Dan meskipun banyak olahraga, seperti loncat bungee, memiliki rekor keamanan yang relatif baik, hal-hal di luar perhitungan bisa saja terjadi. Mark Bracker, M.D., menyatakannya begini, ”Dengan banyaknya olahraga berisiko tinggi ini, jika sesuatu terjadi di luar perhitungan, hal itu dapat merupakan bencana. Semakin besar hal yang mendebarkan, semakin tinggi risikonya, apakah itu meloncat ke luar dengan menggunakan parasut dari pesawat terbang atau gantole atau mengendarai sepeda motor.” Seorang peloncat bungee muda berusia 20 tahun meloncat dari sebuah balon udara yang sedang melayang pada ketinggian 58 meter di atas permukaan tanah. Masalahnya? Panjang tali tambangnya adalah 79 meter! Loncatannya mengakibatkan ia tewas secara mengenaskan.

Tentu saja, beberapa kegiatan, seperti bersepeda motor, dapat dinikmati dengan cara yang relatif aman dan bersahaja. Namun seorang pakar dalam kedokteran olahraga berkata sehubungan orang-orang yang suka menantang maut, ”Seraya keterampilan mereka semakin baik, mereka terus memilih yang lebih sulit, dan pada akhirnya mereka mengalami cedera.” Seorang pemuda mengakui, ”Saya ketagihan. Sekarang semakin sulit merasakan tingkat rasa takut tersebut dan perasaan berdebar.”

Bagi Orang-Orang Kristen?

Apakah Alkitab sama sekali melarang semua olahraga? Tidak. Ekstrem-ekstrem yang bodoh itulah yang dikutuk. Sebagaimana dicatat di Pengkhotbah 7:​17, Salomo bertanya, ”Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?”

’Hidup ini singkat. Bermainlah sepuas-puasnya,’ desak sebuah iklan sepatu olahraga. Namun kita memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap orang-orang yang mengasihi kita, dan terhadap Pencipta kita untuk menghargai kehidupan kita. Kehidupan adalah karunia dari Allah. (Mazmur 36:10) Pada zaman Alkitab hukuman yang serius dapat dijatuhkan jika kehidupan sampai hilang karena suatu kecelakaan. (Keluaran 21:29; Bilangan 35:22-25) Dengan demikian, umat Allah dianjurkan untuk menghindari risiko yang tidak perlu.​—Bandingkan Ulangan 22:8.

Orang-orang Kristen dewasa ini memiliki tanggung jawab untuk memperlihatkan respek terhadap kehidupan. Patutkah bila kita mengikuti kegiatan olahraga yang mengekspos diri Anda kepada risiko yang tidak perlu? Ketika Setan si Iblis berupaya mencobai Yesus, ia berkilah bahwa para malaikat akan menangkap Yesus jika ia menjatuhkan diri dari bubungan bait Allah. Yesus menanggapi, ”Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”​—Matius 4:5-7.

Selain itu, sekuat dan sesehat apa pun Anda, Anda sama sekali tidak kebal terhadap bahaya. Tidaklah realistis untuk berpikir, ’Saya tidak mungkin celaka.’ Alkitab memperingatkan kita bahwa ’waktu dan peristiwa yang tidak terduga menimpa kita semua’.​—Pengkhotbah 9:11, NW.

Berpikir Dahulu Sebelum Anda Meloncat

Masuk akal untuk berpikir serius tentang akibat-akibat yang mungkin terjadi karena loncat dari sebuah derek, terjun bebas dari sebuah pesawat, atau melakukan apa pun yang bisa jadi berisiko terlalu tinggi. Jangan semata-mata mengandalkan kabar angin atau laporan-laporan antusias dari anak-anak muda lain. (Amsal 14:15) Dapatkan fakta-faktanya.

Sebagai contoh, bagaimana dengan rata-rata kecelakaan bagi olahraga tertentu? Tindakan pencegahan apa yang telah dilakukan demi alasan keamanan? Seorang pakar berkata sehubungan menyelam scuba, ”[Orang-orang merasa bahwa] terjun ke air dari tengah-tengah udara adalah berbahaya. . . . Namun hal itu hanya berbahaya jika Anda melakukannya tanpa mengikuti instruksi yang tepat.” Maka hendaknya Anda bertanya, Pelatihan dan peralatan apa yang dibutuhkan untuk olahraga ini? Apakah terdapat manfaat yang logis seperti latihan jasmani? Apakah terdapat risiko kecelakaan, ataukah tujuan utama dari olahraga tersebut adalah untuk menantang maut?

Jika yang terakhir menjadi alasannya, Anda dapat bertanya kepada diri sendiri mengapa mengambil risiko begitu menarik bagi Anda. Apakah itu sekadar tanggapan dari rasa bosan atau stres? Kalau begitu mengapa tidak mencari cara yang lebih aman dan sehat dalam mengatasi perasaan-perasaan semacam itu?b Buku Teenage Stress mengingatkan kita bahwa kegiatan yang riskan adalah ”metode yang berbahaya dan pada dasarnya tidak efektif untuk mengatasi sisi negatif dari stres”.​—Bandingkan Amsal 21:17.

Setelah meneliti masalahnya secara saksama​—dan membicarakan hal itu dengan orang-tua Anda​—kemungkinan besar disimpulkan bahwa sebaiknya Anda menghindari olahraga yang ekstrem tersebut. Orang-tua Anda mungkin lebih suka Anda mengikuti kegiatan yang sifatnya tidak terlalu membahayakan kehidupan, antara lain seperti bersepeda, bermain sepatu es, ski, dan menyelam menggunakan snorkel. Tentu saja, bahkan olahraga yang secara relatif aman dapat menjadi berbahaya jika tindakan-tindakan pencegahan yang sepatutnya tidak diambil.

Ini terjadi atas sekelompok kecil remaja Kristen yang pergi mendaki gunung. Mereka berbalik dari jalan setapak dan mulai memanjat sebuah tebing yang sempit pada sebuah jurang yang curam. Tidak lama kemudian mereka mendapati diri benar-benar terjebak, tidak dapat dengan aman bergerak maju atau pun mundur. Lalu anak muda yang memimpin kelompok tersebut tiba-tiba mendengar suara. Dua rekannya jatuh dan tewas seketika. Betapa tragis!

Maka berhati-hatilah! ’Bersukarialah pada masa mudamu’, nikmati tenaga dan kekuatan yang dikaruniakan kepada Anda. (Pengkhotbah 11:9) Namun sebelum menerima undangan untuk melakukan sesuatu yang riskan, lakukan apa yang dilakukan pemuda bernama Brian. Ia berkata, ”Saya bertanya kepada diri sendiri, ’Bagaimana perasaan Yehuwa sehubungan hal ini? Bagaimana hal ini mencerminkan sikap saya terhadap karunia kehidupan yang Ia berikan kepada saya?’” Ya, pertimbangkan risikonya, selidiki motif Anda. Kehidupan terlalu mahal untuk digunakan dengan sia-sia.

[Catatan Kaki]

a ”Loncat bungee” adalah suatu olahraga yang para peloncatnya, diikat dengan seutas tali tambang elastis panjang yang disebut bungee, meloncat dari jembatan, derek, dan bahkan dari balon udara. Ini menyebabkan terjadinya terjun bebas sungguhan sebelum tali tambang tadi menegang dan menahan sehingga orang itu tidak jatuh.

b Jika Anda merasa depresi atau sedang berjuang melawan dorongan-dorongan yang mencelakakan diri sendiri, mengapa tidak berbicara kepada seseorang dan mendapatkan bantuan daripada mengambil risiko yang tidak perlu?​—Lihat ”Pertanyaan Kaum Muda . . . Is Suicide the Answer?” dalam terbitan Awake! tanggal 8 April 1994.

[Gambar di hlm. 22]

Pantaskah orang-orang muda Kristen ikut dalam olahraga maut seperti loncat ”bungee”?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan