PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g94 8/8 hlm. 11-12
  • Sekolah Lagi—Mengapa?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Sekolah Lagi—Mengapa?
  • Sedarlah!—1994
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Menjadi Masalah?
  • Menempuh Pendidikan Tambahan atau Tidak?
    Sedarlah!—1994
  • Pendidikan yang Bertujuan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Orang Tua​—Masa Depan Apa yang Kalian Inginkan bagi Anak Kalian?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Apakah Alkitab Menentang Pendidikan?
    Sedarlah!—1998
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1994
g94 8/8 hlm. 11-12

Sekolah Lagi—Mengapa?

UPAYA Robert mencari pekerjaan merupakan pengalaman yang mengecewakan yang berlangsung selama tiga tahun. Akhirnya, pada usia 21 tahun, ia diterima bekerja sebagai penasihat di perkemahan musim panas. Meskipun merasa sedikit lega sekarang, Robert telah dibuat lelah oleh pencarian pekerjaan yang membosankan. ”Orang-tua kita benar-benar tidak mengerti,” katanya. ”Zaman sekarang, mencari pekerjaan jauh lebih sulit.”

Seperti halnya Robert, tak terhitung banyaknya anak muda yang baru lulus dari sekolah memasuki angkatan kerja setiap tahun. Mereka punya harapan. Mereka punya rencana. Tetapi, semakin banyak anak muda mendapati bahwa mereka tidak bisa memperoleh pekerjaan yang telah mereka harapkan.

Maka, banyak anak muda sedang menambah pendidikan mereka.a ”Jika tahun-tahun Tujuh Puluhan memberikan isyarat negatif tentang manfaat pendidikan,” kata majalah Fortune, ”tahun-tahun Delapan Puluhan mengguncang masyarakat dengan isyarat yang berbeda: Raih gelar sarjana atau rasakan sendiri akibatnya.”

Mengapa Menjadi Masalah?

Mengapa pendidikan tambahan sering kali dibutuhkan? Pertama-tama, sejumlah besar pekerjaan dewasa ini membutuhkan tingkat keterampilan yang lebih tinggi. ”Kasir bank yang kerjanya hanya melayani deposito telah digantikan oleh ATM (Mesin Kasir Otomatis),” kata seorang pejabat Departemen Tenaga Kerja AS. ”Sekarang, [kasir] harus memberikan informasi kepada nasabah tentang tiga jenis deposito pasar modal dan menjelaskan kepada nasabah mengapa jenis yang satu lebih baik daripada jenis yang lain.” William D. Ford, ketua Komisi Pendidikan dan Perburuhan Kongres AS, berkata, ”Pekerjaan-pekerjaan yang sederhana sudah tidak ada lagi.”

Kedua, ada yang berpendapat bahwa sekolah tidak memberikan pendidikan yang memadai bagi para siswa. Mereka mengatakan bahwa penekanan pada masalah-masalah penyalahgunaan obat bius, AIDS, dan pencegahan kehamilan mengalahkan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Dr. Robert Appleton, seorang guru selama 27 tahun, mengeluh bahwa sistem pendidikan kelihatannya telah menjadi ”lembaga pelayanan sosial” yang melakukan tugas berat ”mengurus masalah-masalah yang dahulu dianggap tidak ada sangkut-pautnya dengan peranan sekolah”.

Sebagai akibat dari kegagalan beberapa sekolah dalam mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan, banyak lulusan sekolah menengah tidak bisa mencari nafkah bagi diri mereka sendiri. ”Mereka belum pernah diajar untuk bekerja,” kata Joseph W. Schroeder, manajer sebuah kantor dari Departemen Tenaga Kerja Florida. ”Pada waktu mengurus kaum muda ini, masalah yang tidak henti-hentinya dikeluhkan para majikan kepada saya adalah bahwa mereka tidak dapat membaca dan menulis dengan baik. Mereka tidak dapat menulis surat lamaran pekerjaan.”

Alasan ketiga mengapa pendidikan tambahan mungkin dibutuhkan adalah bahwa di banyak negara terdapat kelebihan jumlah lulusan perguruan tinggi yang membanjiri pasaran tenaga kerja. ”Lulusan perguruan tinggi melebihi jumlah permintaan akan keterampilan mereka,” kata The New York Times. ”Mempertimbangkan adanya kelebihan ini,” laporan itu menambahkan, ”para majikan tidak mau mengambil risiko dengan mempekerjakan lulusan sekolah menengah.”

Agar memenuhi syarat bagi jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk menafkahi diri sendiri secara memadai, banyak yang bersekolah lagi. Di Amerika Serikat, 59 persen melanjutkan pendidikan mereka sebagai tambahan sekolah menengah. Ini merupakan kenaikan yang besar yaitu lebih dari 50 persen angka yang bertahan selama puluhan tahun.

Kecenderungan serupa juga didapati di negara-negara lain. Misalnya, sejak tahun 1960-an, Inggris telah mengalami kenaikan yang berarti dalam proporsi siswa yang menempuh pendidikan sebagai tambahan batas wajib belajar. Dalam satu tahun belakangan ini, Australia memiliki 85 persen lulusan sekolah menengah yang melamar ke berbagai universitas dan perguruan tinggi. Kira-kira 95 persen pelajar di Jepang menempuh ujian untuk mendapatkan pendidikan lanjutan selama tiga tahun, agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk mencari pekerjaan atau masuk ke perguruan tinggi.

Akan tetapi, pendidikan tambahan tidak selalu memberikan keuntungan yang diinginkan. Apa untung-ruginya?

[Catatan Kaki]

a Sebutan bagi tingkat-tingkat pendidikan berbeda di tiap-tiap negara. Dalam artikel-artikel ini, ”sekolah menengah” merupakan tingkat pendidikan tertinggi yang diwajibkan oleh undang-undang. ”Perguruan tinggi”, ”universitas”, ”politeknik”, dan ”akademi” memaksudkan bentuk-bentuk pendidikan tambahan yang tidak diwajibkan oleh undang-undang namun dapat ditempuh kalau dihendaki.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan