PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/2 hlm. 16-18
  • Apabila Anak-Anak Diculik Orang yang Tidak Dikenal

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apabila Anak-Anak Diculik Orang yang Tidak Dikenal
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pengalaman yang Mengerikan
  • Apakah Masyarakat Mempunyai Andil dalam Kesalahan Itu?
  • Lindungi Anak Anda dari Pornografi
    Bantuan untuk Keluarga
  • Eksploitasi Seksual atas Anak-Anak—Problem Seluas Dunia
    Sedarlah!—1997
  • Pornografi​—Sekadar Hiburan atau Racun Pikiran?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Bahaya Akibat Pornografi
    Sedarlah!—2003
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/2 hlm. 16-18

Apabila Anak-Anak Diculik Orang yang Tidak Dikenal

”BANTULAH KAMI MENCARI DIA. TOLONG, TOLONGLAH SARA!”

Isak tangis kedua orang-tua yang sangat sedih ini disiarkan melalui televisi ke seluruh Amerika Serikat dalam upaya menemukan kembali putri mereka yang berusia 12 tahun, Sara Ann Wood. Ia telah diculik tiga minggu sebelumnya ketika ia pulang dengan bersepeda di daerah pedesaan tempat ia tinggal.

SEROMBONGAN besar pencari menyusuri daerah hutan, ladang, dan danau di sekitar situ untuk mencari jejak gadis yang hilang tersebut. Kira-kira pada waktu yang sama, Tina Piirainen, orang-tua lainnya yang sangat sedih di negara bagian tetangga, juga muncul di televisi meratapi anaknya yang hilang. Di sepanjang jalan setapak sebuah hutan, Holly yang berumur sepuluh tahun hilang dalam waktu kurang dari satu jam. Kemudian mayatnya ditemukan di sebuah ladang.

Kehidupan orang-tua yang kehilangan anak merupakan suatu penderitaan yang menyiksa. Setiap hari mereka bergumul dengan ketidakpastian mengenai apakah anak mereka masih hidup, mungkin dianiaya secara fisik atau seksual, atau mati, seperti kasus yang menimpa Ashley yang masih kecil. Ashley pergi bersama keluarganya menyaksikan saudara laki-lakinya yang ikut dalam pertandingan sepak bola. Karena jemu menonton, ia pergi berjalan menuju lapangan bermain​—dan hilang. Kemudian, mayat Ashley ditemukan di dekat sebuah tanah lapang. Ia telah mati dicekik.

Pengalaman yang Mengerikan

Di Amerika Serikat, setiap tahun, dari 200 sampai 300 keluarga akan mengalami pengalaman yang mengerikan karena mempunyai anak yang diculik dan kemudian bisa jadi tidak akan pernah melihat anak itu lagi dalam keadaan hidup. Walaupun jumlahnya kelihatan kecil dibanding tindak kriminal lainnya, perasaan takut dan ngeri yang menyebar ke seluruh masyarakat mempengaruhi ribuan orang. Dalam keadaan terkejut mereka bertanya-tanya, ’Bagaimana mungkin tragedi demikian terjadi di sini? Apakah anak saya akan menjadi korban berikutnya?’

Di Amerika Serikat, setiap tahun jumlah kasus yang dilaporkan sehubungan anak-anak yang diculik adalah antara 3.200 sampai 4.600. Dua per tiga atau lebih dari antaranya diserang secara seksual. Ernest E. Allen, presiden National Centre for Missing and Exploited Children, mengemukakan, ”Alasan utamanya adalah seksual, yang berikutnya adalah keinginan untuk membunuh.” Juga, menurut Departemen Kehakiman, lebih dari 110.000 penculikan lainnya dilakukan setiap tahun, kebanyakan oleh pengendara mobil, biasanya pria, yang berupaya membujuk seorang anak untuk masuk ke mobil mereka. Negeri-negeri lain juga mengalami badai kekerasan terhadap anak-anak.

Apakah Masyarakat Mempunyai Andil dalam Kesalahan Itu?

Sehubungan pembunuhan anak, seorang peneliti berkebangsaan Australia memperlihatkan bahwa hal ini ”bukanlah peristiwa yang tidak disengaja”. Dalam bukunya Murder of the Innocents​—Child-Killers and Their Victims, Paul Wilson menyatakan bahwa, ”baik pembunuh maupun yang dibunuh terjebak dalam suatu lingkaran setan yang telah diciptakan oleh masyarakat itu sendiri”.

Mungkin kelihatannya aneh untuk berpikir bahwa masyarakat bisa jadi bertanggung jawab atas, atau paling tidak menyumbang kepada, tragedi ini, mengingat kebanyakan orang merasa bahwa eksploitasi dan pembunuhan anak-anak merupakan tindakan yang menakutkan. Sekalipun demikian, masyarakat industri, dan bahkan banyak masyarakat yang kurang berkembang, sarat dengan film, produksi TV, dan bahan bacaan yang memuja seks dan kekerasan.

Sekarang semakin banyak film yang bertemakan pornografi yang menonjolkan anak-anak dan bahkan orang dewasa yang didandani agar mirip anak-anak. Film-film ini mempertunjukkan seks dan kekerasan secara terang-terangan yang melibatkan anak-anak. Wilson mengemukakan lebih jauh dalam bukunya bahwa ada judul-judul film seperti Death of a Young One (Kematian Seorang Anak), Lingering Torture (Penganiayaan yang Tak Habis-Habisnya), dan Dismembering for Beginners (Petunjuk Memotong-motong Bagi Pemula). Seberapa luas orang menonton kekerasan yang sadis dan pornografi? Ini adalah industri miliaran dolar!

Kekerasan dan pornografi yang terang-terangan memiliki pengaruh yang sangat besar atas kehidupan orang-orang yang mengeksploitasi anak-anak. Seorang narapidana yang telah membunuh lima orang anak laki-laki karena seks mengaku, ”Saya seorang homoseksual penderita pedofilia [hubungan seks dengan menggunakan anak-anak sebagai objek] yang dihukum karena membunuh, dan pornografi adalah faktor yang menentukan kejatuhan saya.” Profesor Berit Ås dari Universitas Oslo, menjelaskan pengaruh dari pornografi anak, ”Kita telah membuat kesalahan besar pada akhir tahun 1960-an. Kita percaya bahwa pornografi dapat menggantikan kejahatan seksual dengan menyediakan jalan keluar bagi para pelanggar seksual, dan kita menyingkirkan larangannya. Sekarang kita tahu kita salah: pornografi demikian mengesahkan kejahatan seksual. Hal ini membuat para pelanggar berpikir, ’Jika saya boleh menonton ini, pasti tidak ada masalah untuk melakukannya.’”

Keinginan seorang dewasa akan rangsangan meningkat seraya ia menjadi ketagihan pornografi. Sebagai akibatnya, ada yang rela menggunakan pemaksaan atau kekerasan agar mendapatkan anak-anak untuk tujuan mereka yang bejat, termasuk memerkosa dan membunuh.

Ada penyebab-penyebab lain untuk penculikan anak. Di beberapa negeri hal ini telah meningkat akibat buruknya kondisi perekonomian. Tergiur oleh jumlah uang tebusan yang besar yang dibayar oleh keluarga-keluarga kaya, para penculik menjadikan anak-anak sebagai sasaran. Setiap tahun banyak bayi yang dicuri dan dijual kepada komplotan adopsi yang membawa mereka ke luar dari negeri itu.

Siapa yang merupakan bagian utama dari anak-anak hilang? Apa yang terjadi atas mereka? Dua artikel berikut akan meninjau masalah ini.

[Kotak di hlm. 18]

Jutaan Pelacur Anak

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kira-kira sepuluh juta anak, kebanyakan di negara-negara berkembang, telah dipaksa menjadi pelacur, banyak di antaranya karena diculik. Pekerjaan yang keji ini telah meningkat di Afrika, Asia, dan Amerika Latin sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan asing. Di beberapa daerah, dari antara jutaan turis, khususnya dari negeri-negeri yang lebih makmur, kira-kira dua per tiga adalah ”turis seks”. Namun ada satu hari pembalasan, karena kejahatan manusia ”tersingkap secara terbuka di mata dia yang terhadapnya kita bertanggung jawab”, Allah Yehuwa.​—Ibrani 4:13.

[Gambar di hlm. 17]

Merupakan pengalaman yang mengerikan bila seorang anak diculik

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan