PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/2 hlm. 18-20
  • Apabila Orang-tua Menculik

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apabila Orang-tua Menculik
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Kekerasan secara Psikologis”
  • Alasan-Alasan Lain
  • Perwalian Anak​—Pandangan yang Seimbang
    Sedarlah!—1997
  • Problem-Problem Keluarga Diselesaikan dengan Nasihat Alkitab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-30)
  • Perwalian Anak​—Agama dan Hukum
    Sedarlah!—1997
  • Orang Tua Tunggal, Banyak Tantangannya
    Sedarlah!—2002
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/2 hlm. 18-20

Apabila Orang-tua Menculik

SETELAH bertahun-tahun menderita pemukulan yang kejam dan penganiayaan emosi yang bertubi-tubi di tangan suaminya dan kemudian akhirnya dikhianati karena suaminya menyeleweng dengan wanita lain, Cheryl minta cerai.a Dengan hak perwalian sepenuhnya atas anak-anaknya yang diberikan oleh pengadilan, suasana lambat laun kembali tenang seraya ia mulai menata kembali serpihan kehidupannya​—sampai pada suatu hari ketika telepon berdering. Telepon itu dari mantan suaminya. Ia mengatakan, ”Jika kamu ingin bertemu dengan anak-anakmu lagi, kamu harus setuju untuk rujuk denganku lagi!” Dilarang untuk kembali kepada ibu mereka setelah kunjungan selama satu bulan kepada ayah mereka di negeri asalnya, anak-anak Cheryl diculik.

Dengan hancur hati, Cheryl memohon kepada Departemen Negara Bagian AS tetapi tidak mendapatkan cara yang sah untuk memperoleh kembali anak-anaknya di negeri lain. Perasaan tanpa harapan sama sekali yang telah ia alami selama bertahun-tahun karena pemukulan muncul kembali. ”Ini adalah hal yang hampir sama,” ia menjelaskan. ”Anda tidak tahu cara menghentikannya.”

”Kekerasan secara Psikologis”

Penculikan oleh orang-tua telah diberi istilah ”suatu tindak kekerasan secara psikologis yang tertinggi” yang dilancarkan terhadap salah satu orang-tua dan anak. Carolyn Zogg, direktur eksekutif Child Find of America, Inc., mengatakan sehubungan para penculik semacam itu, ”Banyak orang-tua yang berbuat demikian adalah untuk balas dendam, dan mereka mengadakan pembalasan dengan cara yang seburuk mungkin dan dalam bidang yang mudah diserang. Itu adalah bidang yang terdekat kepada [orang-tua yang memiliki hak perwalian]​—permata hati mereka, anak-anak mereka. . . . Mereka tidak memikirkan anak itu, hanya diri mereka sendiri dan pembalasan​—balas dendam.”

Penculikan seorang anak yang bukan saja membuat orang-tuanya merasa marah, kehilangan, ketidakberdayaan, dan kecemasan tetapi hampir selalu merusak kesehatan emosi anak itu sampai tingkat tertentu. Dalam beberapa kasus, seorang anak mungkin dipaksa untuk terus hidup dalam pelarian, menjauhkan ikatan yang erat dan mendengar pemutarbalikan dan dusta mengenai orang-tua yang satunya. Pengalaman itu mungkin menimbulkan munculnya gangguan, seperti mengompol, tidak bisa tidur, perilaku yang tidak mandiri, takut kepada jendela dan pintu, ketakutan yang luar biasa. Bahkan pada anak-anak yang lebih besar, ini dapat menimbulkan kepedihan hati dan kemarahan.

Di Amerika Serikat, setiap tahun ada lebih dari 350.000 kasus sehubungan salah satu dari orang-tua merampas seorang anak yang merupakan pelanggaran atas keputusan pengadilan sehubungan dengan hak perwalian atau gagal untuk mengembalikan anak itu pada batas waktu yang ditetapkan. Dalam lebih dari 100.000 kasus ini, anak tersebut disembunyikan oleh seorang anggota keluarga dengan maksud menjauhkannya secara permanen dari orang-tua yang satunya. Beberapa dibawa ke luar dari negara bagian atau bahkan ke luar negeri.

Alasan-Alasan Lain

Apakah keinginan untuk rujuk atau semangat balas dendam, yang selalu menggerakkan orang-tua untuk menculik anak-anak mereka? Michael Knipfing dari Child Find menjelaskan bahwa beberapa orang-tua takut kalah dalam perebutan hak perwalian dengan mantan teman hidup mereka dan ”didorong perasaan takut, mereka mengambil tindakan lebih dahulu”. Atau ketika hak perwalian telah diputuskan dan salah satu orang-tua tetap menolak hak berkunjung orang-tua lainnya, frustrasi timbul. Knipfing menjelaskan, ”Jika Anda mencintai anak Anda dan Anda tidak diizinkan menengok anak Anda, Anda cenderung berpikir bahwa Anda tidak mempunyai alternatif lain selain merebut anak itu dan melarikan diri.”

Ia juga menyatakan bahwa ’kebanyakan orang tidak menyadari akibat-akibat dari penculikan seorang anak. Mereka tidak menyadari bahwa mereka akan mendapat kesulitan memperoleh pekerjaan. Surat perintah dikeluarkan untuk menangkap mereka. Mereka mengira problem tersebut hanya antara mereka dengan orang-tua yang lain. Mereka tidak menyadari bahwa polisi menjadi terlibat. Mereka membutuhkan dua pengacara sebaliknya daripada hanya satu karena sekarang mereka mendapat tuduhan melakukan tindak pidana yang perlu ditangani demikian juga problem hak sipil, yaitu siapa yang mendapat hak perwalian atas sang anak’.

Beberapa orang-tua mungkin menaruh curiga bahwa anak mereka disakiti oleh orang-tua yang lain. Jika sistem hukum bertindak lambat, maka orang-tua yang putus asa mungkin bertindak tanpa memedulikan konsekuensinya. Hal ini nyata dalam kasus Hilary Morgan yang berumur lima tahun. Seorang ahli ilmu jiwa anak menyarankan bahwa kunjungan-kunjungan antara Hilary dan ayahnya hendaknya dihentikan, mengingat bukti penganiayaan ”jelas dan meyakinkan”. Akan tetapi, pengadilan memutuskan bahwa penganiayaan itu bersifat samar-samar dan memberikan izin berkunjung tanpa pengawasan. Dr. Elizabeth Morgan, ibu Hilary, dengan melanggar keputusan pengadilan, menyembunyikan putrinya. Banyak simpati masyarakat yang diberikan kepada orang-tua demikian yang menculik dan melarikan diri untuk memberikan perlindungan.

Dalam kasus Elizabeth Morgan, ia kehilangan praktek bedahnya, mendekam dua tahun lebih di penjara, utang yang menumpuk untuk medis dan hukum sebesar lebih dari 1,5 juta dolar. Ia menjelaskan kepada U.S.News & World Report, ”Para ahli memberi tahu saya bahwa sekarang anak saya akan menjadi gila secara permanen seandainya saya tidak menghentikan penganiayaan itu. . . . Saya harus melakukan pekerjaan yang ditolak pengadilan untuk dilakukan: Menyelamatkan anak saya.”

Sungguh benar pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti bernama Greif dan Hegar sehubungan penculikan oleh orang-tua, ”Ini adalah peristiwa yang sangat kompleks yang, seperti kolam air yang dalam, kelihatan sedikit berbeda bergantung dari sudut pandangannya; setiap kali seseorang menatap ke dalam air, sesuatu yang baru terlihat.”​—When Parents Kidnap​—The Families Behind the Headlines.

Selain dari anak-anak yang diculik oleh salah satu orang-tua atau orang yang tidak dikenal, ada jutaan anak hilang lainnya di seluruh dunia​—yang dibuang dan yang melarikan diri. Siapakah mereka, dan apa yang terjadi dengan mereka?

[Catatan Kaki]

a Nama telah diubah.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan