PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/8 hlm. 8-9
  • Evolusi dan Anda

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Evolusi dan Anda
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa yang Telah Dihasilkan oleh Upaya Manusia?
  • Apa yang Diramalkan Alkitab
  • Sebuah Buku Mengejutkan Dunia
    Sedarlah!—1995
  • Dampak dari Teori Evolusi
    Sedarlah!—1995
  • Pro dan Kontra Seputar Evolusi—Mengapa?
    Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau Penciptaan?
  • Sewaktu Sains Angkat Bicara​—Bagaimana Cara Anda Mendengarnya?
    Sedarlah!—1998
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/8 hlm. 8-9

Evolusi dan Anda

SELAMA abad ke-19, The Origin of Species meyakinkan banyak orang bahwa manusia telah hidup terus tanpa adanya campur tangan ilahi dan akan terus hidup. Terpesona oleh kemajuan sains, banyak orang merasa bahwa Allah tidak lagi dibutuhkan dan bahwa sains dapat menyelamatkan ras umat manusia. Buku Age of Progress menunjukkan bahwa abad ke-19 ”disemangatkan oleh keyakinan bahwa upaya manusia yang diterapkan secara rasional dapat mengubah dunia”.

Akan tetapi, menjelang akhir abad itu, bahkan Charles Darwin tidak begitu optimis lagi. Menurut seorang sejarawan, Darwin khawatir kalau-kalau teori evolusi ”telah membunuh Allah dan konsekuensinya terhadap masa depan umat manusia tidak terhitung”. Alfred Russel Wallace, rekan yang lebih muda yang hidup sezaman dengan Darwin, teringat, ”Selama percakapan saya yang terakhir dengan Darwin [tidak lama sebelum kematian Darwin] ia mengutarakan suatu pandangan yang sangat suram tentang masa depan umat manusia.”

Apa yang Telah Dihasilkan oleh Upaya Manusia?

Sejarah abad ke-20 sejak itu telah menyingkapkan bahwa masa-masa yang suram memang akan datang. Prestasi teknologi sejak zaman Darwin hanyalah menyamarkan apa yang ternyata benar-benar menjadi abad yang paling gelap dan paling keras sepanjang sejarah umat manusia. Kita hidup di tengah-tengah apa yang dilukiskan sejarawan H. G. Wells sebagai ”suatu demoralisasi (atau kemerosotan akhlak) yang sesungguhnya”.

Sejak Wells membuat pernyataan itu (kira-kira 75 tahun yang lalu), dunia terus mengalami lebih banyak demoralisasi. Apa pun yang diupayakan oleh para ilmuwan, ahli ekonomi, lembaga-lembaga sosial, pemerintah manusia, atau agama-agama dunia ini tidak menyembuhkan situasi atau bahkan membendung gelombang demoralisasi. Keadaan terus memburuk.

Karena itu dalam kenyataannya, yang menjadi pertanyaan ialah: Apa yang telah dihasilkan oleh upaya umat manusia? Apakah sains dan teknologi telah mewujudkan suatu dunia yang lebih baik? ”Bila kita membuka surat kabar dan melihat apa yang sedang terjadi,” kata seorang biolog, Ruth Hubbard, ”masalahnya bukan bersifat ilmiah. Itu adalah masalah organisasi sosial, hal-hal yang telah menjadi terlampau sukar, masalah orang-orang yang mengejar keuntungan dan mengabaikan kebutuhan umat manusia.” Hubbard menambahkan, ”Saya tidak yakin benar bahwa dengan dibagikannya sumber-sumber daya secara rasional, sains akan dapat memecahkan banyak atau salah satu problem yang paling menyusahkan orang-orang di dunia.”

Sebenarnya, apa manfaatnya bila manusia dapat pergi ke bulan tetapi tidak dapat memecahkan problem-problem dasar keluarga umat manusia? Apakah penemuan senjata-senjata yang semakin menghancurkan, seperti bom atom, mengakhiri peperangan dan kekerasan etnik? Apakah hasil-hasil yang telah dicapai sains telah banyak mengurangi kejahatan, perpecahan keluarga, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, perbuatan-perbuatan amoral, bayi-bayi yang dilahirkan secara tidak sah, korupsi di kalangan tingkat tinggi, kemiskinan, kelaparan, tuna wisma, penyalahgunaan obat bius, polusi? Tidak, sebaliknya, sains telah membuat beberapa dari hal-hal ini menjadi lebih buruk. Dengan meninggalkan Allah dan menggantikannya dengan evolusi dan sains, keluarga umat manusia tidak membantu situasinya namun malahan merugikannya.

Tidak mengherankan, banyak orang kembali mempertimbangkan teori bahwa manusia berevolusi dari makhluk-makhluk seperti kera, bertentangan dengan gagasan yang menyatakan adanya suatu Allah yang menciptakan manusia pertama. Dalam suatu pol Gallup di Amerika Serikat disingkapkan bahwa hanya 9 persen orang Amerika percaya bahwa manusia berevolusi tanpa campur tangan ilahi; 47 persen menyetujui gagasan bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuknya sekarang.

Apa yang Diramalkan Alkitab

Sementara The Origin of Species meramalkan bahwa manusia akan bergerak maju ke arah kesempurnaan, Alkitab menubuatkan bahwa dunia akan diguncang oleh krisis moral. (Matius 24:3-12; 2 Timotius 3:1-5) Alkitab juga menubuatkan bahwa krisis ini akan mencapai klimaksnya, setelah itu warisan bagi umat manusia yang setia adalah suatu firdaus yang bebas dari problem-problem dewasa ini.​—Mazmur 37:10, 11, 29; Yesaya 11:6-9; 35:1-7; Penyingkapan 21:4, 5.

Harapan ini telah menyebabkan banyak orang memeriksa Alkitab dengan minat yang dalam. Apakah mungkin benar bahwa tujuan dari kehidupan bukan sekadar perjuangan untuk eksistensi? Apakah Alkitab mungkin memegang kuncinya, bukan hanya untuk masa lalu manusia namun juga masa depannya, termasuk masa depan Anda? Akan sangat bermanfaat bagi Anda untuk menyelidiki apa yang sebenarnya diajarkan Alkitab mengenai Allah dan maksud-tujuan-Nya untuk bumi ini dan manusia yang ada di atasnya. Jika Anda ingin mendapat lebih banyak informasi, Saksi-Saksi Yehuwa akan senang membantu Anda.

[Kotak di hlm. 9]

Jutaan orang telah dibantu untuk memeriksa kembali bukti akan adanya Allah pencipta, dengan menggunakan buku Kehidupan​—Bagaimana asal mulanya? Melalui evolusi atau melalui penciptaan?a Hingga saat ini, kira-kira 30 juta buku ini telah dicetak dalam 27 bahasa. Juga, majalah Sedarlah! terus menerbitkan informasi tentang apa yang diperlihatkan oleh fakta dari sains yang sejati sehubungan dengan kebenaran dari teori evolusi.

[Catatan Kaki]

a Diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

[Gambar di hlm. 8, 9]

Bertentangan dengan teori evolusi, Alkitab meramalkan krisis moral dewasa ini dan jalan keluarnya—firdaus yang bebas dari kesukaran

[Keterangan Gambar di hlm. 8]

Foto U.S. Coast Guard

[Keterangan Gambar di hlm. 8]

Anak yang kelaparan: foto WHO oleh P. Almasy

[Keterangan Gambar di hlm. 8]

Kanan: Foto U.S. National Archives

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan