PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/12 hlm. 14-16
  • Apakah Menjadi Sahabat Allah Akan Membantu Saya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Menjadi Sahabat Allah Akan Membantu Saya?
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Persahabatan dengan Allah
  • ”Kepercayaanku sejak Masa Muda”
  • Allah Membantu Kita Mengikuti Jalan yang Benar
  • ”Gunung Batu Hatiku”
  • Bagaimana Saya Dapat Memperoleh Sahabat Sejati?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Memupuk Persahabatan yang Terbaik di Seluruh Alam Semesta
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1985 (s-11)
  • Anda Bisa Bersahabat dengan Yehuwa
    Hidup Bahagia Selamanya!—Pelajari Caranya dari Alkitab
  • Mengapa Saya Tidak Dapat Mempertahankan Persahabatan?
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/12 hlm. 14-16

Pertanyaan Kaum Muda . . .

Apakah Menjadi Sahabat Allah Akan Membantu Saya?

DEWASA ini, banyak orang muda tumbuh dewasa di bawah keadaan stres yang mungkin tidak terbayangkan oleh generasi yang lalu. Pencetus suatu survei nasional atas 160.000 anak muda menjelaskan, ”Kaum remaja memberi tahu kami bahwa banyak dari kekacauan mereka berasal dari tekanan yang mereka rasa tidak sanggup mereka atasi; dari perasaan kecil hati dan kesedihan yang merongrong kepercayaan diri mereka; dan dari orang-tua yang tidak peka terhadap problem mereka.” Anda mungkin juga merasa bahwa orang-orang lain tidak mengerti betapa menyakitkan kehidupan itu kadang-kadang bagi seorang remaja.

Tentu, Anda mungkin mempunyai sahabat karib yang dapat Anda andalkan untuk mendapat dukungan emosi, dan hal ini dapat membawa kelegaan. Namun tidakkah benar bahwa ada kesulitan-kesulitan luar biasa yang Anda harus hadapi sendiri? Betapa benarnya bahwa kadang-kadang hanya ”hati [Anda sendiri yang] mengenal kepedihan [Anda]”. (Amsal 14:10) Tetapi ada Pribadi yang mengerti Anda sepenuhnya, dan Ia menawarkan persahabatan dengan-Nya. Banyak remaja telah mendapati bahwa persahabatan dengan-Nya merupakan bantuan yang besar bahkan selama masa-masa yang paling menyakitkan.

Persahabatan dengan Allah

Seorang remaja ditanya apa yang membuatnya paling berterima kasih kepada Allah Yehuwa. Jawabannya, ”Bahwa kita dapat mengenal Dia dan menjadi sahabat-sahabat karib-Nya.” Ya, halnya mungkin untuk menjalin persahabatan yang terbaik di alam semesta. Sang pemazmur menulis, ”[Yehuwa] bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia.”​—Mazmur 25:14.

”Bergaul karib dengan Yehuwa”​—sungguh suatu kesempatan yang berharga! Kata Ibrani aslinya mengandung gagasan tentang pembicaraan yang terbuka dan konfidensial dengan seseorang yang adalah sahabat istimewa. Maka, itu adalah hubungan akrab yang didasarkan atas kasih, keintiman istimewa yang dihasilkan dari saling percaya. Sebagai sahabat Allah, Anda merasa bahwa harga diri Anda yang sejati sebagai seorang pribadi dinilai oleh Pribadi ini yang benar-benar mengerti Anda. Tetapi apa saja manfaat dari persahabatan ini?

”Kepercayaanku sejak Masa Muda”

Banyak remaja, meskipun kelihatannya berani, tidak punya rasa percaya diri di dalam batin. ”Saya mengutarakan pendapat saya dan seseorang kemudian menyatakan pendapatnya dan mengubah pendapat saya sama sekali,” keluh Judy yang berusia 13 tahun. ”Saya tidak begitu yakin mengenai diri saya sendiri.” Akan tetapi, Sahabat kita yang ada di surga melalui Firman-Nya yang tertulis, Alkitab, menyediakan bimbingan yang spesifik untuk dapat hidup dengan berhasil. Malahan, nasihat yang diberikan dalam Kitab Amsal dalam Alkitab dirancang untuk memberikan ”pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda”, sehingga memungkinkan dia membuat jalan-jalannya lurus. (Amsal 1:1-4; 3:1-6) Hal ini dapat memberi Anda rasa percaya diri! Anda dapat mengetahui cara terbaik untuk hidup.

Alkitab, beserta dengan alat bantu Alkitab seperti majalah ini, menyediakan nasihat mengenai hampir setiap aspek kehidupan​—mulai dari cara memilih teman hingga sikap yang sepatutnya terhadap orang-tua Anda. (Amsal 1:8, 9; 13:20) Maka mereka yang mengindahkan petunjuk demikian dapat ”terhindar dari jerat maut”. (Amsal 14:27) Misalnya, seorang gadis bernama Mae melihat saudara perempuan kandungnya mencemoohkan prinsip Alkitab. Ia mati muda dengan tragis karena gaya hidupnya yang serba bebas. Mae menjelaskan bagaimana ia sanggup menolak perbuatan amoral seperti itu, ”Saya dengan jelas dapat membayangkan prinsip-prinsip Yehuwa mengenai moral, dan hal ini membentengi saya. Prinsip-prinsip ini membantu saya melihat betapa nyata Yehuwa itu dan bahwa jalan-Nya adalah yang terbaik.”

Akan tetapi, bersahabat dengan Yehuwa melibatkan lebih daripada sekadar mempelajari standar-standar-Nya. Anda dapat merasakan minat pribadi-Nya dalam kehidupan Anda. Alkitab memberi tahu tentang Raja Daud, yang diajar oleh Allah sejak masa mudanya. Daud menjadi sahabat Allah, dan meskipun ia mengalami ”banyak kesusahan”, ia benar-benar melihat kerja nyata Allah dalam kehidupannya. Daud berbicara tentang ”perbuatan [Allah] yang ajaib” demi kepentingannya dan tentang ’tangan’, atau kekuatan Yehuwa yang bekerja dalam kehidupannya. Atas dasar pengalaman pribadi semacam itu, Daud menulis, ”Engkaulah harapanku, ya [Yehuwa], kepercayaanku sejak masa muda.” (Mazmur 71:5, 17, 18, 20) Anda dapat memiliki keyakinan yang sama ini seraya Anda merasakan berkat Yehuwa dalam kehidupan Anda. Seraya Anda berjuang mengikuti bimbingan-Nya​—meskipun ada tantangan​—Anda akan benar-benar berjalan dengan Allah dalam hubungan yang berharga.​—Bandingkan Kejadian 6:9.

Allah Membantu Kita Mengikuti Jalan yang Benar

Dengan adanya semua godaan dan tekanan dalam hidup ini, mengikuti bimbingan Allah tidaklah mudah. Hal ini terutama demikian bagi Peggy, yang semasa remaja ketagihan obat bius dan menjadi pelacur. Ia dapat mengatasi kecanduannya dan membuat perubahan moral dengan mempelajari Alkitab, dan dengan demikian ia mengembangkan persahabatan dengan Allah. Tetapi Peggy terus menghadapi tekanan yang sama yang telah menyebabkannya mencari pelarian melalui obat bius. Ketika ditanya bagaimana ia dapat tetap bertahan, ia menjawab, ”Saya hanya dapat mengatakan bahwa ini semua berkat roh Yehuwa.”

Peggy tahu bahwa Allah memberikan roh kudus, atau tenaga aktif-Nya, kepada sahabat-sahabat-Nya dan bahwa hal ini dapat menguatkan mereka untuk hidup menurut standar-standar-Nya. (Kisah 5:32; 1 Korintus 6:9-11) ”Sekarang pun, adakalanya saya merasakan kembali perasaan-perasaan lama itu, terutama bila saya sendirian,” demikian pengakuan Peggy, ”tetapi saya langsung mulai berdoa. Kesanggupan untuk mengatasi problem-problem ini lebih menggairahkan bagi saya dibandingkan prestasi apa pun yang pernah saya raih dalam hidup ini.” Sungguh menganjurkan untuk mengetahui bahwa sebagai sahabat, Allah dapat membantu kita ”sesuai dengan kuasanya yang bekerja dalam diri kita [dan] melakukan lebih daripada berlimpah-limpah melampaui segala perkara yang kita minta atau bayangkan dalam pikiran”.​—Efesus 3:20.

Roh Allah membantu kita mengembangkan sifat-sifat seperti panjang sabar, kelemahlembutan, dan pengendalian diri. (Galatia 5:22, 23) Juga, di dalam sidang-sidang dari Saksi-Saksi Yehuwa, para penatua, atau gembala-gembala, yang dilantik oleh roh kudus, disediakan oleh Allah untuk memberikan bantuan praktis. Peggy menambahkan, ”Saya mendapat banyak dukungan dari sidang, terutama dari para penatua. Itu merupakan bantuan besar.”

”Gunung Batu Hatiku”

”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Demikian bunyi Amsal 17:17. Seorang sahabat terutama dibutuhkan selama masa ”kesukaran”. Sang pemazmur, Asaf, mengalami kekacauan emosi yang berat, namun ia telah mendekat kepada Allah sebagai seorang sahabat. Maka, meskipun ’hatinya merasa pahit’ karena penderitaan batin, ia mengatakan, ”Allah adalah gunung batu hatiku.” (Mazmur 73:21, 26, 28, NW) Yehuwa, yang benar-benar mengerti perasaan Asaf, memberikan dukungan emosi kepadanya. Yehuwa merupakan pengaruh yang mendatangkan kestabilan bagi Asaf sehingga ia tidak kehilangan harapan dan ketabahan.

Demikian pula, Sahabat kita yang ada di surga dapat menjadi fondasi yang bagaikan gunung batu bagi Anda selama masa kesukaran. Seorang remaja mendapati hal ini melalui pengalaman pribadi. Sewaktu Bonnie berusia 13 tahun, beberapa siswi di sekolahnya di suatu desa yang kecil, mulai bergosip dengan nada fitnah dan keji mengenai dia. Bagi Bonnie tampaknya seolah-olah setiap orang percaya akan dusta ini. Banyak dari teman sekelasnya memperlakukan dia dengan dingin, bahkan memanggilnya dengan nama-nama ejekan. ”Sering kali di malam hari saya pulang dan menangis,” demikian Bonnie menjelaskan. ”Saya bahkan merasa ingin bunuh diri karena hati saya sangat pedih.” Ia mencoba mencari dukungan dari beberapa sahabatnya. ”Saya berupaya berbicara kepada orang-orang, tetapi mereka tampaknya tidak mengerti. Mereka membuat problem saya kedengarannya sepele. Kadang-kadang saya merasa begitu kesepian.” Apa yang membuat ia tidak kehilangan harapan walaupun mengalami kekacauan seperti itu? Ia melanjutkan, ”Jika bukan karena Yehuwa, saya sudah bunuh diri. Saya sangat mengasihi-Nya. Ia adalah sahabat terbaik saya.” Sekarang ia tahu bahwa persahabatannya dengan Allah telah membantunya bertahan menghadapi pengalaman tersebut yang menghancurkan secara emosi.

Mengetahui bahwa Yehuwa mengerti keadaan kita dan mengetahui secara persis apa yang telah terjadi merupakan penghiburan besar bila orang-orang lain tidak memperlihatkan kepada kita kepekaan yang mungkin kita harapkan. Juga, mengetahui bahwa Sahabat kita adalah ”Bapak belas kasihan yang lembut” merupakan bantuan yang besar bila kita diperlakukan dengan tidak baik hati atau bahkan dianiaya. Kadang-kadang hati kita sendiri mungkin mengutuki kita, tetapi ”Allah lebih besar daripada hati kita dan mengetahui segala sesuatu”. (2 Korintus 1:3, 4; 1 Yohanes 3:20) Memiliki sudut pandangan Yehuwa mengenai suatu masalah dapat benar-benar menghibur. Misalnya, seorang anak lelaki yang berusia 13 tahun secara brutal diperkosa oleh tiga pria. ”Setelah itu, saya sangat malu dan menyalahkan diri saya sendiri atas apa yang telah terjadi pada saya,” demikian pengakuannya. ”Saya sangat tertekan.” Kemudian ia mulai melakukan riset dalam publikasi-publikasi yang berdasarkan Alkitab dari Lembaga Menara Pengawal mengenai topik pemerkosaan. ”Sewaktu saya membaca informasi ini, saya tidak dapat mengendalikan emosi saya lagi dan menangis. Saya merasa seolah-olah beban berat telah diambil dari pundak saya. Saya telah menjadi korban. Dengan mengandalkan Yehuwa, keluarga, dan sahabat-sahabat, saya mampu melewati masa-masa yang penuh guncangan ini.” Sungguh, kata-kata yang berdasarkan Alkitab itu memberikan dukungan!

Persahabatan dengan Allah dapat membantu dalam banyak hal! Kita dapat memiliki rasa percaya diri yang sesungguhnya dalam kehidupan, mengembangkan kekuatan batiniah untuk mengikuti jalan Allah, dan memiliki dukungan yang bagaikan gunung batu selama masa kesukaran. Tetapi bagaimana kita dapat membangun persahabatan demikian? Artikel yang akan datang dalam seri ini akan menjelaskannya.

[Gambar di hlm. 15]

Allah dapat menjadi ’gunung batu hati Anda’

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan