PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/12 hlm. 5-6
  • Mencari Pendidikan yang Lebih Baik

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mencari Pendidikan yang Lebih Baik
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mencari Penyelesaiannya
  • Hasil-Hasil yang Berbeda
  • Pendidikan yang Baik Sangat Penting
  • Apa yang Terjadi di Sekolah-Sekolah Zaman Sekarang?
    Sedarlah!—1995
  • Kunci-Kunci Menuju Pendidikan yang Baik
    Sedarlah!—1995
  • Sekolah Sedang Mengalami Krisis
    Sedarlah!—1994
  • Orang Tua​—Masa Depan Apa yang Kalian Inginkan bagi Anak Kalian?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/12 hlm. 5-6

Mencari Pendidikan yang Lebih Baik

PENDIDIKAN yang baik mempersiapkan anak-anak untuk dengan sukses menjalani kehidupan dalam masyarakat zaman sekarang. Pendidikan membekali mereka dengan keterampilan akademis, termasuk kesanggupan untuk membaca dan menulis dengan baik serta untuk berhitung. Lagi pula, hal ini mempengaruhi interaksi mereka dengan orang-orang lain dan dengan positif membentengi standar-standar yang sehat berkenaan moralitas.

Akan tetapi, karena masa yang kritis ini, sangatlah sulit untuk menyediakan pendidikan semacam itu. Seorang mantan guru sekolah berkebangsaan Australia mengeluh, ”Kelas-kelas terdiri dari anak-anak yang suka akan kekerasan, yang menggunakan bahasa kotor dan kasar; anak-anak yang kelelahan karena kurang tidur gara-gara menonton TV; anak-anak yang kekurangan gizi atau kelaparan; dan anak-anak yang dibesarkan tanpa disiplin.” Dan guru-guru akan memberi tahu Anda, ”Anak-anak yang tidak bisa diatur mustahil untuk diajar.”

Albert Shanker, presiden dari Federasi Guru Amerika, melukiskan dilema para guru, ”Mereka berkewajiban untuk memberikan pendidikan tentang obat bius dan alkohol, pendidikan seks, . . . pelatihan berkenaan harga diri pelajar, pendeteksian anggota geng, . . . dan segudang hal lain. Segalanya kecuali pengajaran yang sesungguhnya. . . . Apa yang sebenarnya dituntut dari mereka adalah menjadi pekerja sosial, mama, papa, ahli terapi, polisi, ahli gizi, petugas kesehatan masyarakat, teknisi medis.”

Mengapa hal ini dituntut dari para guru? Alasannya ditunjukkan oleh suatu tinjauan sekilas atas kelompok murid-murid yang pada umumnya terdapat dalam salah satu kelas di satu kota besar di Amerika Serikat bagian timur laut. The New York Times melaporkan pernyataan dari seorang pakar mengenai kelas yang biasanya terdiri dari 23 siswa. Ia mengatakan bahwa ”8 hingga 15 siswa kemungkinan hidup dalam kemiskinan; 3 siswa mungkin dilahirkan dari ibu yang kecanduan obat bius; 15 siswa hidup bersama orang-tua tunggal”.

Jelaslah, keluarga sedang mengalami proses kehancuran. Di Amerika Serikat, hampir 1 dari setiap 3 kelahiran terjadi di luar nikah dan 1 dari setiap 2 perkawinan berakhir dengan perceraian. Namun persentase dari anak di luar nikah di Denmark, Inggris, Prancis, dan Swedia bahkan lebih tinggi. Upaya apa yang sedang dibuat untuk menghadapi krisis yang terjadi di sekolah?

Mencari Penyelesaiannya

Berbagai sekolah percobaan dan sekolah alternatif telah didirikan. Sekolah-sekolah ini biasanya lebih kecil​—memungkinkan adanya pengawasan yang lebih ketat​—dan banyak dari sekolah-sekolah ini mengembangkan kurikulum sendiri guna memenuhi kebutuhan anak-anak secara lebih baik. Di New York City, 48 sekolah berukuran kecil semacam itu telah dibuka sejak tahun 1993, dan 50 sekolah lagi sedang dalam perencanaan. ”Kekerasan [di sekolah]-lah yang mendorong dimulainya percobaan itu,” demikian kata The New York Times. Pada tahun 1992 lebih dari 500 sekolah alternatif telah dimulai di Rusia, dengan jumlah siswa lebih dari 333.000.

Di lain pihak, The Toronto Star melaporkan, ”Ribuan orang mengirim anak-anaknya ke sekolah-sekolah swasta yang eksklusif.” Di propinsi Ontario Kanada saja hampir 75.000 anak masuk sekolah-sekolah swasta. Sekolah semacam itu sekarang juga terdapat di seluruh Rusia, dan majalah China Today mengatakan bahwa sekolah-sekolah ini telah bermunculan di Cina ”bagaikan tunas-tunas bambu seusai hujan musim semi”. The Handbook of Private Schools menyediakan daftar gratis untuk hampir 1.700 dari sekolah-sekolah semacam itu di Amerika Serikat, yang uang sekolah per tahunnya berkisar antara 20.000 dolar AS atau lebih.

Namun, para orang-tua lainnya memilih untuk mendidik anak-anak mereka di rumah. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa jumlah anak yang bersekolah di rumah meningkat dari sekitar 15.000 pada tahun 1970 menjadi sebanyak satu juta pada tahun 1995.

Hasil-Hasil yang Berbeda

Tidak semua sistem sekolah di seluruh dunia memberikan hasil yang sebanding. Pada bulan Juli 1993, Shanker memberi tahu sekelompok pendidik AS, ”Negara-negara lain mengoperasikan sekolah dan mereka memperoleh hasil yang pada dasarnya lebih baik daripada kita.” Untuk melukiskan, ia menceritakan tentang pertemuannya dengan sepasang suami-istri dari Rusia yang telah pindah ke Amerika Serikat. Ia bercerita, ”Mereka mengatakan bahwa meskipun mereka memasukkan anak mereka di sekolah swasta yang sangat baik, anaknya yang duduk di kelas dua SMP belajar apa yang telah ia pelajari di kelas tiga SD di Rusia.”

Bekas negara Uni Soviet mengembangkan suatu sistem sekolah yang mengajar hampir semua dari rakyatnya agar dapat membaca dan menulis. Sebaliknya, menurut prakiraan Departemen Pendidikan AS, 27 juta orang Amerika tidak dapat membaca rambu jalan atau nomor di bus. Surat kabar Australia Canberra Times melaporkan bahwa ”hingga 25 persen anak-anak sekolah dasar memasuki sekolah menengah tanpa dapat membaca dan menulis”.

Krisis yang sekarang terjadi di sekolah-sekolah hingga taraf tertentu terjadi hampir di mana-mana. Buku Education and Society in the New Russia yang diterbitkan tahun 1994 mengatakan bahwa ”72,6 persen guru-guru di Soviet yang diwawancara setuju bahwa sistem sekolah sedang mengalami krisis yang parah”. Menurut Tanya, seorang mantan guru di Moskwa, faktor utama dari krisis itu adalah bahwa ”orang-tua dan siswa itu sendiri tidak lagi menghargai pendidikan”. Misalnya, ia memperhatikan bahwa ”seorang guru memperoleh penghasilan setengah dari yang diperoleh supir bus biasa​—atau bahkan kurang”.

Pendidikan yang Baik Sangat Penting

Seraya masyarakat manusia menjadi semakin lebih kompleks, pendidikan yang baik menjadi semakin penting. Di banyak tempat tingkat pendidikan yang dibutuhkan seseorang yang baru dewasa untuk dapat memperoleh pekerjaan guna menafkahi dirinya dan calon keluarganya kelak telah semakin tinggi. Karena itu, orang-orang yang telah menguasai keterampilan akademis dasar akan mempunyai kesempatan kerja yang jauh lebih baik. Para majikan khususnya mengutamakan kriteria yang paling penting​—apakah si pelamar dapat melakukan pekerjaan dengan baik.

Pimpinan dari kantor jasa penyediaan tenaga kerja mengatakan tentang banyak lulusan sekolah menengah, ”Mereka belum pernah diajarkan cara bekerja.” Ia menambahkan, ”Sehubungan dengan problem anak muda, yang terus-menerus dikatakan para majikan kepada saya adalah bahwa anak-anak muda ini tidak dapat membaca atau menulis dengan baik. Mereka tidak dapat mengisi lamaran pekerjaan.”

Orang-tua pasti menginginkan pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka, dan kaum muda jelas menginginkan pendidikan demikian bagi mereka sendiri. Tetapi sangatlah penting untuk menggunakan kunci-kunci yang dibutuhkan. Apa kunci-kunci ini, dan bagaimana cara menggunakannya?

[Blurb di hlm. 6]

Di Rusia, ”seorang guru memperoleh penghasilan setengah dari yang diperoleh supir bus biasa”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan