PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 22/4 hlm. 3
  • Membunuh dalam Nama Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Membunuh dalam Nama Allah
  • Sedarlah!—1997
  • Bahan Terkait
  • Perang Yehuwa, Buku
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Orang Israel Zaman Dulu Berperang—Mengapa Kita Tidak?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
  • Pandangan Allah tentang Perang di Zaman Dulu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2015
  • Agama Manakah yang Diperkenan oleh Allah?
    Sedarlah!—1997
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 22/4 hlm. 3

Membunuh dalam Nama Allah

OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI PRANCIS

”Dalam Nama Allah, Kami Membunuh dan Akan Terus Membunuh”

DI BAWAH kepala berita yang dikutip di atas, International Herald Tribune mengamati, ”Abad ini, yang oleh segelintir orang yang optimis dianggap sebagai abad informasi, telah dinodai sebagaimana halnya pada abad-abad sebelumnya dengan kecenderungan yang mengerikan dari manusia untuk saling membunuh dalam nama Allah.”

Sang penulis menyorot contoh-contoh pembantaian agama pada abad-abad permulaan. Kemudian, menunjuk kepada pembantaian yang terjadi pada abad ke-20, ia menyimpulkan, ”Apa yang kita saksikan adalah kelanjutan yang mengerikan dari sikap tidak toleran yang biadab pada abad-abad silam. Agama senantiasa dijadikan dalih untuk kekerasan politik dan penaklukan wilayah.”

Ada pihak yang berupaya membenarkan perang-perang agama dewasa ini dengan menunjukkan bahwa Allah berkenan kepada pembunuhan bangsa Kanaan oleh bangsa Israel purba. Namun, itu bukan alasan untuk membenarkan orang-orang yang mengaku Kristen untuk mengadakan peperangan dewasa ini. Mengapa? Karena bangsa Israel secara langsung diinstruksikan oleh Allah untuk bertindak sebagai eksekutor dari penghakiman-Nya yang adil-benar terhadap para penyembah hantu, yang ibadatnya mencakup perbuatan seksual yang amoral dan bejat serta pengorbanan anak-anak.​—Ulangan 7:1-5; 2 Tawarikh 28:3.

Suatu bukti bahwa perang-perang Israel purba bukanlah konflik biasa adalah kemenangan-kemenangan bersifat mukjizat yang diberikan Allah kepada bangsa itu. Misalnya, bangsa Israel purba pernah diperintahkan untuk menggunakan sangkakala, buyung, dan obor​—jelas bukan peralatan untuk peperangan biasa! Pada kesempatan lain, para penyanyi ditempatkan di barisan depan pasukan Israel yang sedang berhadapan dengan pasukan yang menyerbu dengan kekuatan yang sangat besar yang berasal dari beberapa bangsa.​—Hakim 7:17-22; 2 Tawarikh 20:10-26.

Lagi pula, pada saat-saat tertentu ketika bangsa Israel mengadakan peperangan yang tidak ditetapkan oleh Allah, mereka tidak diberkati oleh-Nya dan mereka mengalami kekalahan. (Ulangan 28:15, 25; Hakim 2:11-14; 1 Samuel 4:1-3, 10, 11) Oleh karena itu, perang-perang bangsa Israel tidak dapat dijadikan alasan untuk membenarkan perang-perang yang dikobarkan oleh Susunan Kristen.

Dalam nama agama, orang-orang Hindu berperang melawan orang Islam dan Sikh; orang Islam Syiah berperang melawan orang Islam Sunni; dan di Sri Lanka, orang Buddha dan Hindu membantai satu sama lain.

Yang khas dari pembunuhan dalam nama Allah adalah perang-perang yang terjadi di Prancis pada abad ke-16. Kisah tentang peperangan ini termasuk masa-masa paling berdarah dalam sejarah Katolik Roma dan agama-agama Protestan di Eropa. Mari kita menyelidiki peperangan ini, dan melihat apa yang dapat kita pelajari darinya.

[Keterangan Gambar di hlm. 3]

Foto U.S. Army

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan