PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 8/7 hlm. 9-11
  • Manakala Seluruh Bumi Menjadi Cagar Alam

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Manakala Seluruh Bumi Menjadi Cagar Alam
  • Sedarlah!—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa Penyebab Kegagalan Berbagai Upaya?
  • Satu-satunya Harapan yang Realistis untuk Cagar Alam Sedunia
  • Kebun Binatang—Harapan Terakhir Margasatwa?
    Sedarlah!—1997
  • Kebun Binatang Sekarang
    Sedarlah!—2012
  • ”Lihatlah, Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru!”
    ”Lihatlah, Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru!”
  • ”Tengok! Aku Membikin Segala Perkara Baru”
    ”Tengok! Aku Membikin Segala Perkara Baru”
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 8/7 hlm. 9-11

Manakala Seluruh Bumi Menjadi Cagar Alam

INGINKAH Anda melihat makhluk paling berbahaya di dunia? Lihatlah ke sebuah cermin! Ya, kita, umat manusia, adalah pemangsa terburuk di bumi! Kita bahkan membunuh satu sama lain dalam skala besar.

Agar bumi aman bagi margasatwa, bahkan di dalam kebun-kebun binatang​—khususnya jika ini menjadi tempat perlindungan yang terakhir​—perang, yang merupakan tulah umat manusia, harus disingkirkan. Hanya 91 dari 12.000 ekor satwa penghuni Kebun Binatang Berlin yang terselamatkan dari Perang Dunia II. Banyak kebun binatang lain mengalami hal serupa. Dalam perang Balkan belum lama ini, staf kebun binatang dengan berani mengungsikan banyak satwa ke tempat yang aman; tetapi ratusan lainnya, termasuk rusa, bangsa kucing liar, beruang, dan serigala, terbunuh. Baru-baru ini, di rimba raya Kamboja, menurut para pejabat yang dikutip dalam surat kabar The Australian, Tentara Khmer Merah sengaja membantai banyak satwa langka. Mengapa? Untuk menukarkan kulit dan produk-produk lain binatang tersebut dengan senjata!

Vandalisme ekologi, seperti yang dilakukan di Kepulauan Peron yang terpencil, di sebelah barat daya Darwin, Australia, adalah kejahatan lain yang harus diberantas demi kelangsungan hidup margasatwa​—di dalam atau di luar kebun binatang. Dua kali dalam tiga tahun, tempat perkembangbiakan burung pelikan di kepulauan ini telah dibakar, tanpa alasan lain kecuali untuk membunuh, dengan cara yang paling kejam, ribuan burung muda yang belum dapat terbang.

Akan tetapi, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, penyebab lenyapnya bagian terbesar dari spesies bukanlah karena niat jahat; melainkan efek sampingan dari bertambahnya populasi manusia yang sangat membutuhkan tempat untuk tinggal dan tanah untuk digarap. Karena pelanggaran habis-habisan terhadap habitat binatang berikut polusi yang menyertainya, The World Zoo Conservation Strategy memperingatkan, ”Prospek bagi seluruh sistem alami di bumi pada abad ke-21 adalah suram. Tidak ada sedikit pun indikasi bahwa penghancuran yang terjadi di hampir semua bagian bumi akan segera berhenti.”

Meninjau keprihatinan yang bertambah mengenai masa depan bumi, saat manakala seluruh planet akan menjadi cagar alam mungkin kedengarannya terlalu fantastis. Namun, harapan itu didasarkan dengan kokoh, bukan pada manusia yang berpandangan sempit​—yang, setidaknya 50 tahun yang lalu, menurut seorang penulis sains, tidak menyadari kehancuran ekologi dewasa ini​—tetapi pada pribadi yang sanggup melihat jauh ke depan, Allah Yehuwa. Lebih dari sembilan belas abad yang lalu, ia menubuatkan bahwa umat manusia, pada masa kita, akan terperangkap dalam tindakan yang ”membinasakan bumi”. (Penyingkapan 11:18) Diucapkan sewaktu jumlah manusia di bumi masih sedikit, nubuat itu mungkin tampak bagaikan fantasi bagi banyak orang yang hidup pada saat itu, tetapi betapa akuratnya nubuat itu terbukti sekarang!

Yang menjadi paradoks, pembinasaan ini terjadi pada saat sains dan teknologi tampaknya sanggup menghasilkan mukjizat: transmiter mikro dan satelit memonitor spesies yang terancam, penghancuran hutan tropis diukur setiap meter per seginya dari ruang angkasa, dan polusi air diukur dalam sepersejuta bagiannya. Namun, hampir tanpa kecuali, manusia tampaknya tidak sanggup bertindak sesuai dengan data yang menggunung ini. Barangkali manusia mirip dengan masinis sebuah kereta api yang melaju tak terkendali. Ia memiliki papan kontrol yang dipenuhi instrumen elektronik yang canggih dan monitor yang memberi tahunya semua yang sedang terjadi, tetapi ia tidak sanggup menghentikan kereta tersebut!

Apa Penyebab Kegagalan Berbagai Upaya?

Bayangkan bahwa dalam sebuah pabrik yang besar, seorang manajer yang angkuh dan tidak berprinsip mendengar kata-kata sang pemilik pabrik bahwa jabatannya tidak akan dinaikkan tetapi, sebaliknya, bahkan ia akan dipecat dalam beberapa bulan. Merasa sakit hati dan dengki, ia menggunakan dusta, uang suap, dan segala jenis tipu daya yang terselubung untuk mengumpulkan sejumlah pekerja guna menciptakan kekacauan. Mereka mengakibatkan kerusakan pada mesin-mesin, memperlambat produksi, dan menghasilkan produk-produk yang gagal​—namun dengan cara yang sedemikian licik sampai-sampai terhindar dari tuduhan. Sementara itu, para pekerja yang jujur, karena tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi, mencoba mengadakan perbaikan; tetapi semakin keras upaya mereka, semakin buruk keadaannya.

Dengan cara yang serupa, ”manajer” dunia ini yang tidak jujur telah membuat rencana yang licik terhadap umat manusia dan bumi. Tetapi dalam hal ini kita tidak perlu ”kurang pengetahuan akan rencana-rencananya”, karena Alkitab menyingkirkan kedoknya dan menyingkapkan sebuah makhluk roh yang sakit hati​—Setan si Iblis​—seorang malaikat yang menjadi megalomaniak dan sangat ingin mendapat penyembahan. (2 Korintus 2:11; 4:4) Allah membuang dia dari keluarga surgawi-Nya dan memvonisnya untuk dibinasakan.​—Kejadian 3:15; Roma 16:20.

Seperti sang manajer pabrik yang tidak jujur, ”bapak dari dusta” ini juga menggunakan segudang metode terselubung untuk melampiaskan kemarahannya. Ia membenci Allah Yehuwa dan ingin menghancurkan ciptaan-Nya. (Yohanes 8:44) Perkakas Setan yang paling efektif adalah propaganda yang tidak benar, ketamakan, materialisme, dan ajaran agama yang mencelakakan. Melalui metode-metode ini, ia telah ”menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk” dan mengubah manusia​—yang seharusnya menjaga bumi​—menjadi pemangsanya yang paling kejam, yang menonjol dari antaranya adalah murid-murid dari Nimrod purba, ”seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan [”yang menentang”, NW] TUHAN”.​—Penyingkapan 12:9, 12; Kejadian 1:28; 10:9.

Satu-satunya Harapan yang Realistis untuk Cagar Alam Sedunia

Akan tetapi, kemenangan atas kekuatan manusia dan kekuatan adimanusiawi yang mengakibatkan kepunahan bukanlah sesuatu yang mustahil. Pencipta yang Mahakuasa dari semua makhluk hidup dapat mengangkat kita dari pusaran yang mengerikan ini, dan Ia telah menjanjikan terlaksananya hal ini melalui pemerintahan surgawi-Nya. Ia berjanji untuk membinasakan para pemangsa itu yang sedang membinasakan bumi. Kita mendoakan hal ini sewaktu kita berkata, ”Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”​—Matius 6:9, 10, TB; Penyingkapan 11:18.

Apakah Anda memperhatikan bahwa kedatangan Kerajaan itu dikaitkan dengan terlaksananya kehendak Allah di atas bumi? Ini dikarenakan Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah atas bumi. Dan sebagai kerajaan, ia memiliki seorang raja​—Yesus Kristus, ”Raja atas raja-raja dan Tuan atas tuan-tuan”. (Penyingkapan 19:16) Kerajaan itu juga memiliki rakyat. Sesungguhnya, Yesus mengatakan, ”Berbahagialah orang-orang yang berwatak lemah lembut, karena mereka akan mewarisi bumi.” (Matius 5:5) Ya, orang-orang yang berwatak lemah lembut ini adalah rakyatnya di bumi, dan dengan bantuan Kerajaan Allah, mereka akan dengan penuh kasih merawat warisan mereka, mengubahnya menjadi firdaus yang berkembang dengan pesat dan dipenuhi dengan kehidupan. Menarik, Strategy menyatakan, ”Masa depan manusia dan alam hanya dapat terjamin jika seluruh umat manusia dapat hidup dengan keharmonisan yang baru dengan alam.”

Sejarah dan kodrat manusia yang tidak sempurna menunjukkan ketidakmungkinan bahwa ”seluruh umat manusia” dewasa ini akan pernah hidup dalam ”keharmonisan yang baru” semacam itu dengan alam, karena mereka mengabaikan Yehuwa. Sesungguhnya, satu alasan mengapa Allah telah membiarkan dunia ini sedemikian lamanya adalah untuk membuktikan kesia-siaan dari pemerintahan manusia atas dirinya sendiri. Tetapi tak lama lagi, orang-orang yang sangat merindukan pemerintahan Kristus akan menikmati perdamaian yang sempurna. Yesaya 11:9 meneguhkan hal ini, dan ayat ini juga menunjukkan alasan mengapa orang-orang ini saja yang dapat hidup dalam ”keharmonisan yang baru” dengan alam, ”Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.” Ya, pendidikan ilahi adalah kuncinya. Dan bukankah hal itu masuk akal, karena siapa selain Pengarang dari alam yang memiliki hikmat semacam itu?

Bagaimana dengan orang-orang yang berkanjang untuk mengabaikan Yehuwa? ”Tetapi orang fasik akan dipunahkan dari tanah itu,” kata Amsal 2:22. Ya, sikap agresif atau apatis mereka akan menelan kehidupan mereka dalam ”kesengsaraan besar” yang segera mendekat​—sarana yang Allah gunakan untuk menjalankan keadilan atas semua yang berkanjang dalam memanfaatkan dan merusak ciptaan-Nya dengan mementingkan diri sendiri.​—Penyingkapan 7:14; 11:18.

Inginkah Anda ambil bagian dalam program rehabilitasi bumi? Kalau begitu, cari tahulah apa yang Allah tuntut dari Anda dengan mempelajari Alkitab. Hanya Alkitablah yang memiliki kuasa untuk menyelaraskan pikiran Anda dengan pikiran Pencipta. (2 Timotius 3:16; Ibrani 4:12) Selanjutnya, dengan menerapkan apa yang Anda ketahui, Anda tidak hanya akan menjadi warga yang baik pada saat ini tetapi Anda juga akan membuktikan bahwa Anda benar-benar jenis orang yang kepadanya akan Yehuwa percayakan ”bumi baru” yang segera mendekat.​—2 Petrus 3:13.

Penerbit dari majalah ini atau sidang terdekat dari Saksi-Saksi Yehuwa akan dengan senang membantu Anda melalui pengajaran Alkitab di rumah dengan cuma-cuma atau lektur lain yang menjelaskan perkara-perkara ini jika Anda ingin.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan