PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 8/8 hlm. 28-29
  • Mengamati Dunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengamati Dunia
  • Sedarlah!—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kejahatan​—Bisnis yang Menggiurkan
  • Membaca Buku Masih Populer
  • Kembali ke Air
  • Kini​—Hepatitis G
  • ”Cacat Milenium”
  • Satwa-Satwa Pemecah Rekor
  • Sulitnya Menangkap Lalat!
  • Krisis Penyu Laut
  • Kode Morse di Ambang Kepunahan Setelah 150 Tahun
  • Tahun 2000​—Apakah Crash Komputer Akan Mempengaruhi Anda?
    Sedarlah!—1999
  • Surat Pembaca
    Sedarlah!—1998
  • Sistem Navigasi Penyu
    Sedarlah!—2011
  • Mengamati Dunia
    Sedarlah!—2000
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 8/8 hlm. 28-29

Mengamati Dunia

Kejahatan​—Bisnis yang Menggiurkan

Kejahatan terorganisasi di Italia diperkirakan mengeruk 200-240 miliar dolar AS setiap tahun, kata Laporan Tahun 1997 dari Konfederasi Komersial, sebuah asosiasi para pengusaha Italia. Sekurang-kurangnya 18 miliar dolar dikabarkan mengalir dari perdagangan obat bius, 11 miliar dolar dari pelacuran, dan 15-18 miliar dolar dari riba dan penipuan. ”Tiga dari setiap sepuluh perusahaan komersial dikelola oleh individu atau perusahaan yang ada kaitannya dengan organisasi kejahatan; 20 hingga 25 persen dari transaksi perbankan yang berlangsung setiap hari mempunyai asal usul yang meragukan,” demikian surat kabar La Repubblica menyatakan.

Membaca Buku Masih Populer

Teknologi komputer belum mengubah kebiasaan membaca orang-orang Inggris, menurut sebuah survei oleh Lembaga Penelitian Kebijakan. Sebagaimana dilaporkan dalam The Times, ”hampir setengah dari orang-orang yang disurvei mengatakan bahwa mereka sedang membaca sebuah buku untuk waktu santai, perbandingan yang tidak banyak berubah sejak tahun 1989”. Wanita lebih banyak membaca daripada pria, dan orang-orang berusia di atas 55 tahun adalah kelompok pembaca terbanyak. Yang paling populer adalah buku masak, diikuti oleh cerita kejahatan atau cerita yang menegangkan, novel asmara, dan fiksi abad ke-20. Meskipun 30 persen dari rumah tangga memiliki komputer, hanya 7 persen yang diperlengkapi untuk mengoperasikan CD-ROM, saingan dari buku. Dan berbeda dengan komputer laptop, kata The Times, sebuah buku yang menarik tidak akan rusak oleh butiran pasir sewaktu dibaca di pantai atau oleh hiruk-pikuk orang di kereta api bawah tanah yang sibuk, dan sebuah buku yang dibuat dengan indah dapat ”sama bagusnya secara estetika karena isinya yang bergizi”.

Kembali ke Air

”Akhirnya pencarian yang lama akan bahan kimia antiapi yang tidak merusak lapisan ozon telah menuntun kepada . . . air,” demikian New Scientist menyatakan. ”Setelah memadamkan ratusan kobaran api dalam percobaan, Laboratorium Penelitian Kebakaran Norwegia di Trondheim menyimpulkan bahwa semprotan air yang halus adalah pengganti yang cocok untuk zat halon yang merusak ozon, yang masih digunakan secara luas dalam pemadam api.” Halon​—campuran karbon, bromin, dan fluorin​—menyebabkan api kekurangan oksigen. Titik-titik air melakukan hal yang sama, menguap dan mengembang 1.700 kali lipat dari volume aslinya sehingga mengusir oksigen. Satu-satunya keadaan sehingga halon lebih efektif adalah api kecil yang redup yang suhunya tidak cukup untuk menguapkan air. Tetapi pengganti buatan untuk halon masih dalam pencarian, karena air mendatangkan problem lain: Tidak banyak keuntungan didapat dari penjualannya.

Kini​—Hepatitis G

Para dokter di Jepang telah meneguhkan bahwa dalam waktu satu bulan setelah menerima transfusi darah, para pasien terinfeksi virus hepatitis G, jenis baru yang diidentifikasi pada tahun 1995 di Amerika Serikat. Dengan memeriksa ulang darah para pasien kanker hati yang menjalani pembedahan antara tahun 1992 dan 1994 di Rumah Sakit Toranomon, Tokyo, para dokter mendapati bahwa 2 dari 55 pasien telah terinfeksi sebelum pembedahan dan bahwa 7 orang lainnya terinfeksi setelah operasi. Darah tercemar yang diterima oleh ke-7 pasien itu berasal dari kira-kira 71 donor, kata para dokter, menunjukkan bahwa 1,4 persen pasokan darah yang digunakan tercemar oleh virus baru tersebut. Tidak banyak yang diketahui mengenai virus hepatitis G atau seberapa banyak dari mereka yang terinfeksi akan mengembangkan hepatitis atau kanker hati, kata Asahi Evening News.

”Cacat Milenium”

”Dikenal sebagai Cacat Milenium, Problem Tahun 2000, atau ’Y2K’,” ini adalah ”salah satu kekuatan paling berpotensi merusak yang dikenal oleh perkomputeran modern,” kata U.S.News & World Report. Peristiwanya bermula pada tahun 1960-an sewaktu komputer masih mahal dan memorinya masih terbatas. Untuk menghemat tempat, para pemrogram menulis tanggal dengan menggunakan hanya dua angka terakhir dari tahun. Bagi komputer, tahun 1997 hanyalah ”97”. Problemnya? ”Pada tanggal 1 Januari 2000, kira-kira 90 persen dari perangkat keras dan lunak komputer sedunia akan ’berpikir’ inilah hari pertama dari tahun 1900.” Kekeliruan telah terjadi. ”Di salah satu penjara negara bagian, cacat itu mengakibatkan komputer salah menghitung hukuman dari beberapa tahanan yang kemudian dibebaskan,” kata Newsweek. ”Beberapa kartu kredit ditolak di toko-toko dan restoran karena tanggal berlakunya yakni ’00’ membingungkan komputer. Dan di beberapa negara bagian, para pengemudi truk mendapati SIM antarnegara bagian mereka dibatalkan karena komputer tidak sanggup menangani permohonan pembaruan dengan tanggal setelah milenium.” Perusahaan-perusahaan di seluas dunia terpaksa membelanjakan sekitar 600 miliar dolar AS untuk mengubah kode-kode tanggal​—dan mereka berharap dapat melakukannya dalam waktu dua tahun yang tersisa.

Satwa-Satwa Pemecah Rekor

Selama musim panas tahun 1996, seekor camar-kecil-biasa mencetak rekor untuk ”penerbangan terpanjang yang pernah dilakukan oleh seekor binatang sewaktu bermigrasi” dan untuk itu kita memiliki buktinya, kata surat kabar Italia Corriere della Sera. Setelah berangkat dari Finlandia, tempat ia dipasangi cincin, camar tersebut ditangkap 18 minggu kemudian di negara bagian Victoria di Australia Tenggara​—setelah menempuh perjalanan sejauh 24.400 kilometer, dengan rata-rata 200 kilometer per hari. Rekor sebelumnya dipegang oleh seekor camar kecil yang terbang 22.530 kilometer dari Rusia ke Australia pada tahun 1955. Beberapa satwa lain yang migrasinya meliputi ribuan kilometer adalah ikan salmon merah, belut, kupu-kupu raja, penyu hijau, dan ikan paus bongkok.

Biasanya ikan paus bongkok membutuhkan kira-kira 102 hari untuk bermigrasi dari Alaska ke Hawaii, tetapi para peneliti telah mendapati bahwa ada seekor paus bongkok yang hanya membutuhkan 39 hari untuk mengarungi jarak 4.465 kilometer tersebut! Itu berarti rata-rata kecepatannya mendekati lima kilometer per jam. Ikan paus yang sama terlihat juga di Meksiko. Ikan-ikan paus bongkok bermigrasi ke Hawaii untuk berkembang biak karena anak-anak mereka tidak memiliki cukup lemak untuk bertahan hidup di perairan Alaska yang membekukan. Migrasi mereka adalah salah satu yang terpanjang yang dicapai oleh mamalia laut, demikian The Times dari London melaporkan.

Sulitnya Menangkap Lalat!

Mengapa sangat sulit untuk menepuk lalat? Bagaimana ia sanggup melarikan diri sedemikian gesitnya? Rahasianya terletak pada sebuah struktur dari otaknya yang disebut serat raksasa. Ini adalah sebuah sel berbentuk pita yang berkomunikasi secara elektris, bukan secara kimiawi, dengan bagian lain dari otak lalat. Hasilnya, aliran listrik mengalir dengan cepat ke bagian otak yang mengaktifkannya meloncat dan terbang, memungkinkan si lalat lolos dari bahaya dalam waktu sepersekian ribu detik. Sebagai perbandingan, manusia pada umumnya membutuhkan sekitar seperempat detik sebelum tangan kita menanggapi apa yang dilihat oleh mata. Diperlengkapi dengan pengetahuan mengenai lalat ini, para peneliti di Sussex University, Inggris, berharap dapat mengembangkan sejenis insektisida yang akan dengan sukses menghambat reaksi lalat, demikian The Times dari London melaporkan.

Krisis Penyu Laut

Populasi penyu laut mencapai tingkat rendah yang berbahaya karena perburuan yang berlebihan di perairan Asia-Pasifik, lapor The Weekend Australian. Ini menggerakkan Australia dan Indonesia untuk menyelenggarakan konferensi di Jawa guna memperbaiki metode-metode konservasi. Karena penyu mempunyai kebiasaan bermigrasi sehingga ia bukan milik satu bangsa mana pun, program konservasi terbaik di satu negara tidak akan banyak gunanya jika negara lain yang disinggahinya memburu penyu tanpa mempertimbangkan jumlahnya di masa depan. ”Diperkirakan 50.000 ekor penyu dibunuh setiap tahun di Bali saja untuk cendera mata turis,” kata surat kabar itu, ”dan ratusan ribu telur penyu dipanen untuk makanan.” Papua Niugini juga memperdagangkan penyu laut, termasuk penyu Bromo dan penyu belimbing yang rentan serta penyu hijau. Spesies-spesies lain yang terancam adalah penyu sisik, Natator depressa, dan penyu sisik semu.

Kode Morse di Ambang Kepunahan Setelah 150 Tahun

Lebih dari 150 tahun yang lalu, Samuel Morse, seorang penemu asal Amerika, menetapkan kode tertentu berupa titik dan tanda hubung untuk setiap huruf abjad. Ini memungkinkan pesan-pesan radio dikirimkan melalui gelombang radio dengan sebuah alat yang dikenal sebagai kunci Morse. Ribuan jiwa diselamatkan di laut sewaktu kapal yang berada dalam bahaya mengirimkan kode darurat SOS. Bala tentara di seluas dunia juga memanfaatkan sarana komunikasi yang sederhana ini, demikian pula dengan tak terhitung banyaknya amatir radio yang saling mengirim pesan sebagai hobi. Manfaat terbesar dari kode Morse terletak pada kejelasannya, faktor yang penting bila seorang operator radio memiliki aksen yang kental atau tidak dapat berbicara bahasa di tempat tujuan pesan. Tetapi pesan-pesan Morse lambat laun sedang digantikan oleh kontak radio dengan suara dan sistem komunikasi satelit. Pada tahun 1993, kode itu tidak lagi menjadi tuntutan bagi kapal yang akan berlayar. Prancis meninggalkan sistem Morse pada awal tahun ini, dan menjelang tahun 1999 ini akan ditinggalkan di seluruh dunia.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan