PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 8/10 hlm. 24-25
  • Rahasia Tidur Lelapnya Satwa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Rahasia Tidur Lelapnya Satwa
  • Sedarlah!—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Jagoan Tidur
  • Tidur Sambil Terbang?
  • Istirahat di Bawah Air
  • Membiarkan Satu Mata Terbuka
  • Mengapa Tubuh Anda Membutuhkan Tidur
    Sedarlah!—1995
  • Bagaimana Supaya Aku Bisa Cukup Tidur?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Tidur​—Kemewahan atau Kebutuhan?
    Sedarlah!—2003
  • Tidur​—Seberapa Pentingkah?
    Sedarlah!—2011
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 8/10 hlm. 24-25

Rahasia Tidur Lelapnya Satwa

OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI KENYA

TIDUR​—kita menghabiskan sepertiga dari kehidupan kita dalam keadaan istirahat itu. Sebaliknya daripada dianggap sebagai pemborosan waktu, tidur tampaknya memenuhi sejumlah kebutuhan fisiologis dan psikologis. Jadi, tidur dapat dipandang sebagai karunia yang berharga dari Allah.​—Bandingkan Mazmur 127:2.

Tidak mengherankan, tidur juga memainkan peranan penting dalam dunia satwa. Malahan, banyak spesies tidur dengan cara yang memesona, kadang-kadang lucu, dan sering kali aneh. Mari kita perhatikan beberapa contoh.

Jagoan Tidur

Siapa pun yang pernah melihat seekor singa tidur dengan perut menghadap ke atas dan telapak kaki menggapai ke langit di bawah matahari pada tengah hari yang panas di Afrika boleh jadi menyimpulkan bahwa bangsa kucing yang ganas ini sejinak seekor kucing rumah. Akan tetapi, penampilan menipu. Penulis pada abad ke-17, Thomas Campion, menulis, ”Siapa yang berani mengusik seekor singa tidur?” Ya, bahkan singa yang perkasa membutuhkan tidur​—sekitar 20 jam setiap hari​—guna menjalani gaya hidupnya sebagai pemangsa.

Perhatikan juga, tuatara, satwa sebangsa kadal yang lesu yang ditemukan di Selandia Baru. Ia menghabiskan waktu setengah tahun dalam keadaan berhibernasi ringan. Ya, tuatara sedemikian lambannya sehingga ia bahkan tertidur sewaktu sedang mengunyah makanannya! Tetapi berdasarkan bukti, tidur membawa manfaat baginya, karena para ilmuwan memperkirakan bahwa beberapa tuatara dapat hidup sekitar 100 tahun!

Seperti Rip Van Winkle dalam cerita fiksi, makhluk-makhluk lain juga tidur untuk waktu yang lama. Dengan cara ini banyak dari antara mereka dapat bertahan melewati musim dingin yang membekukan. Sebagai persiapan, satwa menimbun lapisan lemak yang tebal sebagai makanan selama masa tidurnya yang panjang. Namun, apa yang mencegah satwa yang tidur lelap itu mati membeku? Sebagaimana dijelaskan oleh buku Inside the Animal World, otak memicu perubahan kimia dalam darah satwa, menciptakan semacam zat antibeku alami. Seraya suhu tubuhnya menurun hingga persis di atas titik beku, detak jantung melambat hingga sepersekian kali kecepatan normal; pernapasannya melambat. Kemudian mereka tidur lelap, dan ini dapat berlangsung hingga berminggu-minggu.

Tidur Sambil Terbang?

Beberapa satwa tidur dengan cara yang ganjil. Perhatikan burung laut yang disebut camar-kecil-warna-warni. Sewaktu camar muda ini meninggalkan sarangnya, ia menuju ke laut dan terus terbang selama beberapa tahun setelahnya! Karena ia tidak diperlengkapi dengan bulu yang kedap air dan ia tidak memiliki kaki berselaput seperti yang dimiliki camar lain yang dapat mendarat di air, camar-kecil-warna-warni menghindari terendam air. Ia berburu dengan mematuk ikan kecil dari permukaan air.

Tetapi bagaimana ia tidur? Buku Water, Prey, and Game Birds of North America mengatakan, ”Tampaknya kemungkinan besar mereka tidak tidur di lautan karena bulu mereka akan terendam air. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa burung-burung ini boleh jadi tidur sambil terbang.”

Istirahat di Bawah Air

Apakah ikan tidur? Menurut The World Book Encyclopedia, di antara vertebrata-vertebrata ”hanya reptil, burung, dan mamalia yang benar-benar tidur, dengan perubahan pola gelombang otak”. Meskipun demikian, ikan juga menikmati masa istirahat yang seperti tidur​—meskipun kebanyakan dari ikan tidak dapat menutup mata mereka.

Beberapa ikan tidur berbaring; yang lainnya, sambil jungkir balik atau secara vertikal. Beberapa ikan datar, seperti bangsa ikan sebelah, tinggal di dasar laut sewaktu terbangun. Sewaktu tidur, mereka mengambang beberapa sentimeter di atas dasar laut.

Parrot fish yang beraneka warna memiliki rutin sebelum tidur yang unik: Ia mengenakan ”gaun tidur”. Menjelang masa istirahatnya, ia mengeluarkan lendir yang membungkus seluruh tubuhnya. Tujuannya? ”Agaknya untuk mencegah pemangsa mendeteksi[nya],” kata penulis kehidupan alam, Doug Stewart. Ia keluar dari pelindungnya yang berlendir sewaktu bangun.

Demikian pula singa laut memiliki rutin yang menarik sebelum tidur. Mereka mengembangkan tenggorokan mereka seperti sebuah balon, menciptakan semacam pelampung alami. Sambil terapung dengan cara ini, mereka dapat tidur sambil terapung secara vertikal di dalam air dengan hidung berada di atas air untuk bernapas.

Membiarkan Satu Mata Terbuka

Tentu saja, tidur di alam liar membuat seekor satwa lebih rentan terhadap binatang pemangsa. Oleh karena itu, banyak makhluk tidur seolah-olah dengan satu mata terbuka. Otak mereka mempertahankan suatu taraf kesadaran selama tidur, memungkinkan mereka untuk menanggapi bunyi apa pun yang mengartikan bahaya. Makhluk lain lagi bertahan hidup dengan melakukan inspeksi keamanan secara teratur. Misalnya, burung-burung yang tidur dalam kelompok akan membuka mata mereka secara berkala dan mengintip, memeriksa apakah ada bahaya.

Demikian pula, kawanan antelop atau zebra di Afrika bergantian jaga selama masa istirahat. Kadang-kadang seluruh kawanan akan berbaring di tanah sambil kepala menengadah dalam keadaan waspada. Secara berkala, seekor satwa akan berguling ke samping dan berbaring untuk tidur lelap. Setelah beberapa menit, anggota lain dari kawanan akan mengambil giliran.

Dengan cara yang serupa, gajah tidur sebagai kawanan. Akan tetapi, gajah-gajah dewasa biasanya tetap berdiri dan tidur ringan, sambil membuka mata mereka dari waktu ke waktu, mengangkat dan membentangkan telinga mereka yang besar untuk menangkap bunyi apa pun yang berarti bahaya. Di bawah bayangan para penjaga yang besar ini, gajah-gajah yang lebih kecil bebas berbaring dan tidur lelap. Dalam bukunya Elephant Memories, penulis Cynthia Moss mengenang melihat seluruh kawanan tidur, ”Mula-mula gajah yang muda, kemudian yang lebih tua, dan akhirnya gajah betina dewasa semuanya berbaring dan tidur. Di bawah sinar bulan, mereka tampak bagaikan batu yang sangat besar dan berwarna keabuan, tetapi dengkuran mereka yang panjang dan penuh damai menyingkapkan sosok yang sesungguhnya.”

Masih banyak yang harus kita pelajari tentang kebiasaan tidur satwa-satwa. Tetapi bila Anda memperhatikan seberapa kecil yang kita ketahui sekarang, tidakkah Anda tergugah untuk merenungkan hikmat yang dahsyat dari Pribadi yang ”menciptakan segala sesuatu”?​—Penyingkapan 4:11.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan