PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g97 22/12 hlm. 13-18
  • Moskwa​—Kota yang Telah Bertahan Hingga Hari Jadinya yang Ke-850

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Moskwa​—Kota yang Telah Bertahan Hingga Hari Jadinya yang Ke-850
  • Sedarlah!—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Bertahan pada Masa-Masa Awal
  • Bertahan Menghadapi Krisis yang Unik
  • Moskwa Bangkit dari Antara Debu
  • Bertahan Hidup dan Makmur
  • Moskwa Tampil dengan Wajah Baru
  • Bagaimana Pekerjaan Mendapat Pujian di Moskwa
    Sedarlah!—2001
  • Perjuangan Hukum Berakhir dengan Kemenangan!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • ”Kota yang Memiliki Fondasi yang Nyata”
    Sedarlah!—1994
  • Persatuan yang Mengagumkan Dunia
    Sedarlah!—1993
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1997
g97 22/12 hlm. 13-18

Moskwa​—Kota yang Telah Bertahan Hingga Hari Jadinya yang Ke-850

”DATANGLAH ke sini, saudaraku, ke Moskwa.” Undangan ini yang disampaikan oleh Yury Dolgoruky kepada seorang rekan pangeran pada tahun 1147 tampaknya merupakan sebutan nama Moskwa untuk pertama kalinya dalam catatan sejarah. Peristiwa ini​—850 tahun yang lalu​—telah diterima sebagai peristiwa berdirinya Moskwa, ibu kota Rusia, meskipun bukti arkeologi menunjukkan bahwa telah ada permukiman di lokasi tersebut jauh sebelumnya.

Menyambut hari jadi Moskwa yang ke-850, ratusan fasilitas kota tersebut direnovasi dan dipugar kembali​—stadion, teater, gereja, stasiun kereta api, taman, dan bangunan untuk umum. Sungguh perubahan yang luar biasa! ”Seluruh kompleks bangunan,” demikian pernyataan seorang warga Moskwa, ”telah berubah hingga tak dikenali lagi.”

Selama kunjungan ke Moskwa pada bulan Juni yang lalu, kami melihat para kru mengerjakan proyek-proyek pemugaran di seluruh pusat kota, dekat Lapangan Merah. Pekerjaan sedang berlangsung, 24 jam sehari. Dan di mana-mana, terdapat hal-hal yang mengingatkan akan hari jadi ke-850 itu​—di etalase toko, di Metro (kereta api bawah tanah), di tiang lampu jalan, pada barang dagangan yang diobral​—bahkan sebuah pertunjukan sirkus Moskwa yang kami hadiri menyinggung hal itu.

Pada bulan September, sewaktu ribuan pengunjung dari seluruh dunia hadir pada perayaan hari jadi ke-850 yang khusus itu, perbaikan terhadap wajah Moskwa tampak spektakuler. Ya, meskipun mengalami masa-masa kesengsaraan yang mengerikan sepanjang sejarahnya, Moskwa telah bertahan dan bertumbuh pesat.

Seorang sarjana Alkitab pastilah mengingat salah satu masa semacam itu dalam sejarah Moskwa sewaktu, pada awal abad yang lalu, ia mengomentari ”pertempuran” yang dikaitkan dengan ”Armagedon” di dalam Alkitab. (Wahyu 16:​14, 16, King James Version) Ia menyatakan bahwa beberapa orang menyebarkan desas-desus bahwa tempat terjadinya Armagedon adalah di Moskwa, meskipun ia sendiri tidak mendukung pandangan itu.a

Mengapa beberapa orang menyatakan hal itu? Nah, perhatikan sejarah Moskwa yang menarik dan sering kali tragis.

Bertahan pada Masa-Masa Awal

Moskwa terletak di persimpangan yang strategis dekat sungai-sungai utama (Oka, Volga, Don, dan Dnieper), serta rute-rute darat yang penting. Pangeran Dolgoruky ”meletakkan fondasi kota Moskwa”, lapor sebuah tarikh yang berasal dari tahun 1156, ini tampaknya memaksudkan bahwa ia membangun pertahanan yang pertama berupa kubu-kubu tanah liat yang dipagari dinding kayu. Kremlin, atau benteng, ini terletak di sebidang tanah berbentuk segitiga di antara Sungai Moskva dan anak sungai Neglinnaya.

Tragisnya, hanya 21 tahun kemudian, pangeran dari Ryazan, tidak jauh dari situ, ”menyerbu Moskwa dan membakar segenap kota”. Moskwa dibangun kembali, tetapi pada bulan Desember 1237, orang-orang Mongol di bawah pimpinan Batu Khan, cucu Jengis Khan yang termasyhur, merebut dan sekali lagi membakar Moskwa hingga rata dengan tanah. Orang-orang Mongol juga menjarah kota itu pada tahun 1293.

Tidakkah saudara merasa bahwa bertahan hidupnya Moskwa setelah setiap pukulan maut merupakan suatu hal yang luar biasa? Kota itu juga tampil sebagai pusat ibadat di Rusia pada tahun 1326, ketika pangeran Moskwa, Ivan Kalita, membujuk kepala Gereja Ortodoks Rusia untuk tinggal di Moskwa.

Akhirnya, pada masa pemerintahan Ivan yang Agung (sejak 1462 hingga 1505), Moskwa memperoleh kemerdekaan dari bangsa Mongol. Pada tahun 1453 kota Konstantinopel (kini Istambul) jatuh ke tangan orang-orang Turki Ottoman, sehingga para penguasa Rusia menjadi satu-satunya monarki Ortodoks yang tersisa di dunia. Sebagai hasilnya, Moskwa kemudian diidentifikasi sebagai ”Romawi Ketiga” dan para penguasa Rusia disebut tsar, atau kaisar.

Menjelang akhir pemerintahan Ivan yang Agung​—sewaktu Christoper Columbus sedang berlayar ke Amerika​—Kremlin diperluas, tembok dan menara dari batu bata dibangun, yang bertahan hingga sekarang dan nyaris tidak berubah. Tembok-tembok itu panjangnya lebih dari dua kilometer, tebalnya mencapai 6 meter, dan tingginya 18 meter, serta melingkungi kawasan Kremlin, seluas hampir 30 hektar.

Mungkin saudara terkejut mengetahui bahwa pada pertengahan tahun 1500-an, Moskwa dikatakan lebih besar dari London. Kemudian, malapetaka menimpa pada tanggal 21 Juni 1547, sewaktu kota itu mengalami kebakaran yang menghancurkan, sehingga nyaris seluruh penduduk kehilangan rumah. Sekali lagi, orang-orang Moskwa yang cerdik membangun kembali. Pada waktu ini juga dibangun Katedral St. Basil, yang bertujuan untuk merayakan kemenangan militer atas orang-orang Tatar, atau Mongol, di Kazan. Bahkan sekarang, mahakarya arsitektur di Lapangan Merah ini (rampung pada tahun 1561) menjadi lambang Moskwa yang dikenal luas.

Kira-kira sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1571, orang-orang Mongol Krimea menyerbu dan merebut Moskwa, mengakibatkan kerusakan yang sukar dipercaya. Kecuali Kremlin, hampir semuanya dibakar. Catatan sejarah menyingkapkan bahwa dari 200.000 penduduk kota, hanya 30.000 yang selamat. ”Sungai Moskwa sedemikian penuhnya dengan mayat sehingga alirannya beralih, dan airnya berwarna merah darah hingga berkilo-kilo meter menuju hilir,” demikian redaksi buku Time-Life melaporkan dalam Rise of Russia.

Sekali lagi, Moskwa harus dipugar kembali. Dan itulah yang terjadi! Belakangan, kota itu mengalami pemekaran yang dimulai dari Kremlin, dengan lapisan-lapisan tembok melingkungi kawasan-kawasan yang disebut Kitai-Gorod, White City, dan Wooden City. Denah melingkar Moskwa yang serupa masih ada hingga sekarang, berupa jalan lingkar sebaliknya daripada tembok-tembok yang mengelilingi Kremlin.

Pada masa ini, penduduk Moskwa sangat menderita di bawah pemerintahan yang lalim dari Ivan yang Mengerikan, cucu Ivan yang Agung. Kemudian, pada tahun 1598, Fyodor, putra dan penerus dari Ivan yang Mengerikan, meninggal tanpa ahli waris. Ini mengawali ”Masa Kesusahan”, yang oleh Rise of Russia disebut ”masa yang paling kacau dan membingungkan dalam sejarah Rusia”. Ini berlangsung sekitar 15 tahun.

Bertahan Menghadapi Krisis yang Unik

Tidak lama setelah Boris Godunov, ipar laki-laki dari Fyodor, menduduki takhta, Moskwa menderita musim kering dan kelaparan yang mengerikan. Selama masa tujuh bulan pada tahun 1602, 50.000 orang dilaporkan meninggal. Secara keseluruhan, lebih dari 120.000 orang di kota itu tewas antara tahun 1601 dan 1603.

Segera setelah malapetaka itu, seorang pria yang mengaku sebagai Pangeran Dmitry, putra Ivan yang Mengerikan, menyerbu Rusia dengan bantuan tentara Polandia. Sesungguhnya, bukti menunjukkan bahwa Dmitry yang asli telah dibunuh pada tahun 1591. Sewaktu Godunov mati mendadak pada tahun 1605, Dmitry gadungan ini memasuki Moskwa dan dinobatkan sebagai tsar. Setelah memerintah selama 13 bulan saja, ia dieksekusi oleh para penentangnya.

Menyusullah orang-orang lain yang berpura-pura menjadi pewaris takhta, termasuk Dmitry Gadungan kedua yang juga dibantu oleh Polandia. Intrik, perang saudara, dan pembunuhan merajalela. Raja Sigismund III Vasa dari Polandia, menyerbu Rusia pada tahun 1609, dan pada waktunya, sebuah perjanjian ditandatangani yang mengakui putranya, Władysław IV Vasa, sebagai tsar Rusia. Ketika orang-orang Polandia memasuki Moskwa pada tahun 1610, kota itu jatuh ke tangan Polandia. Tetapi tidak lama kemudian, orang-orang Rusia mengumpulkan kekuatan melawan orang-orang Polandia dan mengusir mereka dari Moskwa pada akhir tahun 1612.

Masa-masa kesusahan yang mengerikan ini mengubah Moskwa menjadi ’lahan tandus yang diliputi rumput duri dan lalang yang membentang sejauh berkilo-kilo meter menutupi tempat yang dulunya adalah jalanan’. Dinding Wooden City telah dibakar, dan bangunan-bangunan Kremlin dalam keadaan rusak. Seorang utusan berkebangsaan Swedia yang berkunjung menyimpulkan, ”Itu adalah akhir yang mengerikan dan membawa bencana dari kota Moskwa yang terkenal.” Akan tetapi, ia keliru.

Seorang tsar Rusia dari keluarga Romanov dipilih pada tahun 1613, dan dinasti tsar Romanov yang baru ini berkuasa selama lebih dari 300 tahun. Meskipun Michael, tsar baru yang masih muda tersebut, dilaporkan ”tidak memiliki tempat tinggal” karena kehancuran itu, Moskwa dibangun kembali dan sekali lagi menjadi kota utama di dunia.

Pada tahun 1712, tsar Peter yang Agung, cucu Michael, memindahkan ibu kota Rusia dari Moskwa ke St. Petersburg, yang telah dibangunnya di Laut Baltik. Tetapi Moskwa tetap menjadi ”jantung hati” Rusia yang dicintai. Bahkan, kaisar Prancis Napoléon Bonaparte, yang berupaya menaklukkannya, dilaporkan mengatakan, ’Jika saya merebut Petersburg, saya merebut kepalanya Rusia, dan jika saya merebut Moskwa, saya menghancurkan jantung hatinya.’

Napoléon memang menyerbu Moskwa, tetapi sebagaimana diperlihatkan sejarah, jantung hati-nya-lah yang hancur, bukan Moskwa. Apa yang telah terjadi di Moskwa sedemikian mengerikan sehingga ini pastilah yang menyebabkan beberapa orang mengaitkan kota tersebut dengan Armagedon.

Moskwa Bangkit dari Antara Debu

Pada musim semi tahun 1812, Napoléon menyerbu Rusia dengan kekuatan militer yang jumlahnya membengkak hingga sekitar 600.000 orang. Mengikuti politik ”bumi hangus”, orang-orang Rusia mundur dan tidak meninggalkan apa pun bagi musuh. Akhirnya, mereka memutuskan untuk meninggalkan bagi Prancis, Moskwa yang sudah tak berpenghuni!

Banyak sumber mengatakan bahwa warga Moskwa sendiri yang membakar kota mereka daripada membiarkan Prancis memilikinya. ”Angin yang kencang mengubah kebakaran itu menjadi lautan api,” lapor sebuah buku tentang sejarah Rusia. Akibatnya tidak ada makanan yang tersedia bagi orang-orang Prancis tersebut demikian pula untuk ternak, karena buku sejarah ini menjelaskan, ”Tak satu pun kantong tepung atau gerobak bermuatan rumput kering yang ditinggalkan orang-orang Rusia untuk tentara Prancis.” Tanpa pilihan lain, Prancis meninggalkan Moskwa kurang dari enam minggu setelah mendudukinya dan nyaris kehilangan segenap tentaranya sewaktu mundur.

Keberanian warga Moskwa telah menyelamatkan kota mereka yang termasyhur, dan dengan tekad yang bulat mereka membangkitkannya dari antara debu. Aleksandr Pushkin yang sering kali dianggap pujangga terbesar Rusia, berusia 13 tahun sewaktu Napoléon menyerbu Moskwa, kampung halaman yang dicintainya. Tentang Moskwa ia menulis, ”Betapa banyak kesan yang mengalir dari setiap orang Rusia yang setia saat mendengar kata itu! Alangkah nyaringnya gema yang terdengar!”

Bertahan Hidup dan Makmur

Banyak orang yang masih hidup dewasa ini mengenang, baik dari ingatan atau pun dari film, masa-masa yang sangat sulit yang dialami Moskwa selama revolusi Rusia yang dimulai pada tahun 1917. Namun, kota itu tidak hanya bertahan hidup​—malah semakin makmur. Sebuah sistem kereta api bawah tanah dibangun, begitu pula Terusan Moskwa-Volga untuk memasok air bagi kota itu. Buta aksara secara umum telah lenyap, dan menjelang pengujung tahun 1930-an, Moskwa memiliki lebih dari seribu perpustakaan.

Pada tahun 1937 mantan wali kota Manchester, Inggris, menulis dalam buku Moscow in the Making, ”Jika tidak perang yang hebat, . . . Saya percaya bahwa pada pengujung rencana sepuluh tahun, Moskwa akan menjadi kota besar yang paling terencana yang pernah ada jika ditinjau dari kesehatan, fasilitas, dan kemudahan hidup bagi segenap warga kota.”

Tetapi pada bulan Juni 1941, tanpa sebab-sebab yang jelas Jerman melancarkan serangan terhadap Rusia, sekutu yang dengannya Jerman telah menandatangani pakta nonagresi kurang dari dua tahun sebelumnya. Pada bulan Oktober, tentara Jerman mencapai jarak 40 kilometer dari kota Kremlin. Kejatuhan Moskwa tampaknya tidak terelakkan. Hampir setengah dari 4,5 juta penduduk Moskwa telah diungsikan. Sekitar 500 pabrik telah mengemas mesin-mesin mereka dan mengirimkannya ke lokasi baru di sebelah timur Rusia. Namun, Moskwa menolak untuk bertekuk lutut. Kota itu benar-benar menggali parit-parit, membendung dirinya, dan memukul mundur orang-orang Jerman.

Moskwa sangat menderita, sebagaimana halnya kota-kota lain di Rusia. ”Begitu banyak yang telah dialami Moskwa dalam satu abad,” tulis seorang reporter Amerika yang tinggal di sana pada tahun 1930-an dan 1940-an, ”sehingga saya heran bahwa ia bisa bertahan.” Ya, benar-benar menakjubkan bahwa Moskwa bertahan hingga menjadi salah satu kota yang terbesar dan terpenting di dunia modern ini.

Dewasa ini, Moskwa dihuni oleh lebih dari sembilan juta jiwa dan luasnya sekitar 1000 kilometer persegi, menjadikannya kota yang lebih besar dan lebih banyak penduduknya daripada New York City. Beberapa jalan lingkar mengelilingi Kremlin, Jalan Lingkar Moskwa sepanjang hampir 100 kilometer membentuk perbatasan luar Moskwa. Jalan-jalan besar yang lebar membentang ke luar dari pusat kota, seperti jari-jari sebuah roda.

Akan tetapi, kebanyakan warga Moskwa mengadakan perjalanan dengan menggunakan Metro kota yang sangat bagus, yang telah berkembang hingga mencakup sembilan jalur dan sekitar 150 stasiun untuk melayani semua bagian kota. Stasiun-stasiun Metro di Moskwa disebut ”yang paling indah di dunia”, oleh World Book Encyclopedia. Beberapa stasiun tampak bagaikan istana, dihiasi dengan chandelier (lampu gantung mewah), patung, gelas berwarna, dan marmer dalam jumlah yang banyak. Bahkan, keempat belas stasiun yang pertama kali dibangun berisi lebih dari 70.000 meter persegi marmer, lebih banyak daripada jumlah marmer yang terdapat dalam semua istana yang dibangun dinasti Romanov selama jangka waktu 300 tahun!

Moskwa Tampil dengan Wajah Baru

Selama kunjungan kami pada musim panas yang lalu, kami menumpang Metro untuk melihat salah satu proyek pemugaran terbesar​—Stadion Lenin berkapasitas 103.000 tempat duduk yang dibangun di sebelah selatan Moskwa pada tahun 1950-an. Kursi-kursi baru sedang dipasang sewaktu kami tiba, dan kami melihat sendiri atapnya yang dapat dibuka-tutup sehingga memungkinkan digunakannya stadion sepanjang tahun.

Bagian depan dari toserba GUM yang terkenal, di seberang Lapangan Merah dari Kremlin, memiliki wajah baru yang bagus. Di sisi lain dari Kremlin, tempat mengalirnya Neglinnaya sebelum dialihkan ke bawah tanah pada abad yang lalu, lanskapnya kini mencakup sebuah sungai kecil sebagai tiruan dari sungai yang sebelumnya. Tepat di seberang sungai kecil itu, sebuah mal perbelanjaan raksasa bawah tanah yang bertingkat, termasuk restoran dan fasilitas lain, sedang dibangun. Seorang penulis Moskwa menyebutnya ”pusat perbelanjaan terbesar di Eropa”, namun menambahkan, ”atau demikianlah pendapat orang-orang di Kantor Wali Kota”.

Di sebuah kawasan tidak jauh dari Kremlin, mesin derek seolah-olah ada di mana-mana dan pembangunan berlangsung dengan giatnya. Harta arkeologi ditemukan di lokasi penggalian, termasuk, di salah satu tempat, terdapat ruang rahasia berisi lebih dari 95.000 uang logam Rusia dan Eropa Barat dari abad ke-15 hingga abad ke-17.

Gereja-gereja dipugar dan beberapa dibangun kembali. Katedral Our Lady of Kazan, di Lapangan Merah, yang hancur pada tahun 1936 dan digantikan dengan sebuah toilet umum, telah selesai dibangun. Katedral raksasa Christ the Savior, yang dibangun untuk merayakan kemenangan atas Napoléon, diledakkan selama kampanye antiagama Komunis pada tahun 1931. Selama kunjungan kami, katedral itu hampir rampung dibangun di lokasinya dahulu, yang selama bertahun-tahun telah menjadi lokasi sebuah kolam renang air panas terbuka yang sangat besar.

Tur ke lokasi-lokasi pembangunan sangat menarik, khususnya sambil membayangkan wajah baru Moskwa menjelang akhir tahun 1997. Namun, yang mengesankan bagi kami dari Moskwa adalah orang-orangnya. ”Pengunjung terkesan dengan semua sikap bersahabat yang sudah menjadi sifat bawaan orang-orang Moskwa,” demikian seorang koresponden ke Moskwa pernah menyatakan. Kami mendapati hal itu benar, teristimewa sewaktu kami duduk berkerumun mengelilingi meja makan yang kecil, menikmati kehangatan dan keramahtamahan yang pengasih dari sebuah keluarga Rusia.

Sungguh membahagiakan, kami juga mendapati bahwa banyak warga Moskwa telah mempelajari makna Armagedon yang sebenarnya, suatu peperangan yang di dalamnya Pencipta kita akan membersihkan bumi untuk mendatangkan suatu masa manakala semua orang yang benar-benar mengasihi Dia dapat hidup bersama, tidak disertai prasangka dan kecurigaan, tetapi disertai pengertian dan kepercayaan, sebagai anak-anak Allah yang saling mengasihi dan yang melayani Allah dengan bersatu padu. (Yohanes 13:​34, 35; 1 Yohanes 2:​17; Penyingkapan 21:​3, 4)​—Disumbangkan.

[Catatan Kaki]

a Commentary on the Holy Bible, oleh Adam Clarke, Edisi Satu Jilid, halaman 1349.

[Gambar di hlm. 13]

Katedral St. Basil dan Tembok Kremlin, lambang Moskwa yang dikenal luas

[Gambar di hlm. 15]

Di mana-mana, terdapat hal-hal yang mengingatkan akan hari jadi ke-850 itu

[Gambar di hlm. 16]

Toserba GUM yang terkenal, dengan wajah barunya

[Gambar di hlm. 16]

Banyak stasiun Metro tampak bagaikan istana

[Gambar di hlm. 17]

Tass/Sovfoto

[Gambar di hlm. 17]

Memugar Stadion Lenin

[Gambar di hlm. 17]

Lanskap baru di luar Kremlin

[Gambar di hlm. 18]

Mesin derek seolah-olah ada di mana-mana, dan pembangunan berlangsung dengan giat

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan