PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g99 8/6 hlm. 22-23
  • Kopi, Teh, atau Guarana?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kopi, Teh, atau Guarana?
  • Sedarlah!—1999
  • Bahan Terkait
  • Surat Pembaca
    Sedarlah!—2000
  • Dilema Kopi
    Sedarlah!—1991
  • Pertanyaan Pembaca
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Kopi Berkualitas​—Dari Pohonnya Hingga ke Cangkir Anda
    Sedarlah!—1999
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1999
g99 8/6 hlm. 22-23

Kopi, Teh, atau Guarana?

OLEH KORESPONDEN SEDARLAH! DI BRASIL

”ANDA mau minum apa?” tanya seorang pelayan yang cantik. ”Kopi, teh, atau guarana?” Pertanyaan itu lazim diajukan dalam acara ramah tamah di Brasil. Tetapi, tamu-tamu asing tampak bingung mendengar pertanyaan itu. Menanggapi kebingungan mereka, sang pelayan memperlihatkan kepada para tamu sebuah botol berlabel gambar tiga biji dari sejenis buah beri berwarna merah. Para tamu lega setelah mengetahui bahwa guarana bukan sejenis binatang amfibi yang eksotis melainkan adalah refrigerante, atau minuman ringan.

Anda sendiri mungkin belum pernah mendengar tentang guarana. Kalau kopi dan teh digemari di seputar dunia, maka guarana khususnya populer di Brasil. Meskipun demikian, ketiga minuman ini memiliki kesamaan: Ketiga-tiganya mengandung kafein. Malahan, kadar kafein dalam secangkir guarana tiga kali lebih banyak daripada dalam secangkir kopi! Karena penasaran, para tamu memilih guarana. Sambil menyesap minuman segar itu dan menikmati aromanya yang tajam dengan rasa buah, mereka mendengarkan kisah tentang guarana.

Akhirnya mereka mengetahui bahwa guarana adalah sejenis tumbuhan berkayu yang merambat dan merupakan tanaman asli lembah Amazon. Guarana tumbuh liar di dekat kota Maués dan Parintins serta di bagian-bagian lain dari negara bagian Amazona. Akan tetapi, guarana juga dibudidayakan di negara-negara bagian Brasil lainnya seperti Pará, Goiás, dan Mato Grosso.

Tumbuhan itu dapat merambat hingga ketinggian sepuluh meter. Cabang-cabangnya yang bernuansa gelap memiliki daun-daun berbentuk oval dengan tepian bergerigi dan tandan-tandan bunga bertangkai pendek. Setelah berumur tiga tahun, pada bulan Januari atau Februari, tanaman merambat ini mulai berbuah. Tanaman yang berumur lima tahun dapat menghasilkan sekitar tiga kilogram buah.

Buah guarana, kira-kira sebesar buah anggur, berisi satu atau dua biji yang licin dan berbentuk oval. Buahnya berwarna merah cerah di bagian atas dan menguning ke arah bawah. Untuk mendapatkan pulpa guarana, buahnya direndam. Perendaman ini memisahkan lapisan yang empuk dari bijinya. Kemudian, biji-biji itu dicuci, dikeringkan, disangrai, dan dihaluskan menjadi serbuk. Setelah itu, serbuk yang mengandung kafein tersebut dicampur dengan air dan bisa juga dengan cokelat dan singkong.

Lama berselang sebelum penduduk koloni Brasil mengetahui tentang guarana, buah ini telah dianggap bernilai oleh orang-orang Indian. Untuk menghasilkan minuman berkualitas tinggi, orang-orang Indian hanya memilih buah yang matang, tidak mencampurnya dengan yang masih muda atau yang telah mengalami fermentasi. Kemudian, biji-biji dihancurkan dan dicampur air untuk membentuk adonan. Adonan itu kemudian dibentuk menjadi batangan sepanjang 15 sentimeter dan berdiameter 2,5 sentimeter. Batang-batang ini kemudian dikeringkan hingga sekeras batu​—bentuk awal dari pengawetan makanan di tempat-tempat beriklim panas dan lembap. Selanjutnya, batang-batang guarana kering itu diparut pada tulang langit-langit sejenis ikan besar yang disebut pirarucu. Serbuknya kemudian ditambahkan ke air atau sari buah.

Orang-orang Indian Brasil menganggap minuman ini berharga karena nilai terapeutiknya. Para tabib pada umumnya meresepkan minuman guarana dalam berbagai bentuk bagi orang sakit. Dan, orang-orang Indian juga menggunakan guarana untuk mengobati kelelahan setelah melakukan pekerjaan yang berat dalam/selama waktu yang panjang.

Kira-kira pada tahun 1816, guarana tiba di Prancis. Kemudian, pada tahun 1826, botanikus Jerman, Karl von Martius, menyuruh saudara laki-lakinya, Theodore, membuat analisis kimia yang pertama terhadap buah itu. Akan tetapi, penggunaan guarana di Eropa tetap terbatas karena ahli terapi di sana lebih menyukai produk-produk lain yang lebih murah.

Meskipun demikian, di Brasil sendiri, semakin banyak orang menganggap guarana sebagai obat mujarab. Pada tahun 1905, Luis Pereira Barreto, seorang dokter Brasil, memuji orang yang pertama kali mencicipi guarana dan mengetahui khasiatnya sebagai salah satu pemberi manfaat terbesar bagi kemanusiaan.

Para penggemar minuman guarana masih menganggap minuman ini bernilai tinggi. Beberapa berpendapat bahwa itu bukan sekadar tonik kebugaran, tetapi juga obat penenang untuk jantung dan obat yang efektif untuk melawan arteriosklerosis, yakni pengerasan pembuluh nadi. Guarana juga dianggap bermanfaat untuk menyembuhkan diare, disentri, dan migren, serta neuralgia, atau nyeri saraf. Tentu saja, pendapat-pendapat ini masih harus dibuktikan melalui pemeriksaan medis yang cermat. Bagaimanapun, sejak tahun 1929, guarana telah menjadi minuman ringan yang populer di Brasil.

Bagi para tamu, pembahasan ini memberikan banyak penerangan. ”Ada yang masih mau menambah guarana?” tanya sang pelayan. Serempak, mereka mengangguk setuju. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga ingin mencicipi guarana?

[Gambar di hlm. 23]

Guarana​—sebelum dijadikan minuman

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan