PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g03 8/3 hlm. 31
  • Pria yang Memilih untuk Menaati Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pria yang Memilih untuk Menaati Allah
  • Sedarlah!—2003
  • Bahan Terkait
  • Mereka Menepati Janji!
    Sedarlah!—1999
  • Terimalah Penghiburan​—Hiburlah Orang Lain
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Meski Saya Pemalu, Saya Tetap Akan Buat Keputusan yang Sama!
    Kisah Hidup Saksi-Saksi Yehuwa
  • Pekerjaan yang Dapat Membuat Saudara Bahagia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2003
g03 8/3 hlm. 31

Pria yang Memilih untuk Menaati Allah

PADA masa-masa suram tahun 1937, sewaktu ideologi-ideologi yang saling bertentangan menimbulkan ketegangan di banyak negeri Eropa, orang Kristen sejati menghadapi pilihan yang sulit. Haruskah mereka menaati Allah atau manusia? (Kisah 5:29) Para pemuda di usia wajib militer tahu bahwa ketaatan kepada Allah dapat berarti kehilangan nyawa mereka.

Antonio Gargallo adalah seorang pemuda Spanyol berusia 19 tahun yang menghadapi pilihan demikian. Perang sipil di Spanyol telah berlangsung kira-kira satu tahun ketika ia dipanggil untuk dinas militer oleh pasukan nasionalis Jenderal Franco. Setahun sebelumnya, Antonio telah dibaptis menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, dan ia telah membaca nasihat Alkitab bahwa hamba-hamba Allah harus tetap netral dan bahkan tidak belajar perang. (Yesaya 2:4; Yohanes 17:16) Karena tidak bersedia menjadi tentara dan membunuh sesama senegaranya, Antonio berupaya melarikan diri ke Prancis. Namun, ia tertangkap dan dibawa ke barak tentara di Jaca, Huesca, dekat perbatasan Prancis.

Pengadilan militer menawarinya pilihan yang sangat jelas: Angkat senjata atau dieksekusi. Antonio memutuskan untuk menaati Allah. Tidak lama sebelum ia dieksekusi, ia menulis surat berikut ini kepada ibu dan adik perempuannya, yang bukan Saksi-Saksi Yehuwa,

”Saya telah ditangkap, dan bahkan tanpa sempat diadili, saya divonis mati. Malam ini adalah malam terakhir saya. Janganlah bersedih atau menangis . . . , karena saya telah menaati Allah. Bagaimanapun juga, saya tidak kehilangan apa-apa karena, jika Allah menghendaki, saya akan menikmati kehidupan yang baru dan yang lebih baik. . . . Saya merasa sangat tenang menjelang jam-jam terakhir saya. Terimalah peluk terakhir dari putramu dan kakakmu yang sangat mengasihi kalian.”a

Tiga tentara melaporkan bahwa dalam perjalanan menuju tempat ia dieksekusi, Antonio menyanyikan lagu pujian kepada Yehuwa. Pengorbanan demikian tidaklah luput dari perhatian Allah ataupun Putra-Nya. Kita dapat yakin bahwa orang-orang Kristen yang setia, seperti Antonio, akan menuai upah mereka melalui kebangkitan.​—Yohanes 5:28, 29.

[Catatan Kaki]

a Surat Antonio, yang disimpan selama puluhan tahun di arsip kemiliteran Spanyol, tidak pernah sampai ke tangan ibunya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan