PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g03 22/6 hlm. 28-29
  • Mengamati Dunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengamati Dunia
  • Sedarlah!—2003
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Serigala Memancing
  • Dilatih menjadi Tiran Muda
  • Biro Perusak Perkawinan
  • Anak Jalanan​—Mengapa?
  • Para Misionaris Memilih Filantropi ketimbang Kristus
  • Bahaya Lanjutan Tembakau
  • Pantai Khusus bagi Anjing Laut yang Terancam Punah
  • Uang Plastik
  • Rokok−Apakah Anda Menolaknya?
    Sedarlah!—1996
  • Anjing Laut Biarawan Mediterania—Apakah Mereka Akan Selamat?
    Sedarlah!—2001
  • Jutaan Nyawa Melayang bersama Asap Rokok
    Sedarlah!—1995
  • Salesman Maut—Apakah Anda Pelanggannya?
    Sedarlah!—1989 (No. 31)
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2003
g03 22/6 hlm. 28-29

Mengamati Dunia

Serigala Memancing

Selama bertahun-tahun, serigala diduga hanya menyantap binatang darat seperti kijang. Namun, menurut Vancouver Sun dari Kanada, serigala yang tinggal di hutan hujan di sepanjang pesisir tengah British Columbia telah diamati memakan kupang, klam, retip, dan bahkan ikan salmon​—”sebanyak 20 ekor dalam satu jam”. Mereka secara diam-diam mengawasi seekor ikan, lalu ”dengan satu gerakan yang gesit dan mematikan, mereka meloncat ke dalam air dan menyerang”, dengan tingkat keberhasilan 4 berbanding 10. Akan tetapi, yang membingungkan para peneliti adalah kebiasaan serigala untuk memakan hanya kepala ikan salmon. Peneliti Christ Darimont menduga bahwa kepala itu mungkin mengandung gizi yang diinginkan atau bahwa tubuhnya mungkin mengandung parasit yang berbahaya. ”Serigala-serigala ini terus mengejutkan kami. Hal ini membuat saya bertanya-tanya berapa banyak lagi misteri yang ada di hutan hujan,” kata Darimont.

Dilatih menjadi Tiran Muda

”Anak-anaklah yang berkuasa di rumah kita!” kata mingguan Polandia Wprost. ”Untuk merekalah kita paling sering membeli pakaian, kosmetik, dan peralatan modern yang mahal. Dalam keluarga yang berpendapatan rendah dan sedang, sebanyak 80 persen anggaran rumah tangga dibelanjakan untuk remaja.” Sewaktu mengomentari penelitian yang diadakan oleh Małgorzata Rymkiewicz dari Warsaw University for Parents, laporan itu menunjukkan beberapa gejala perilaku lalim dalam diri anak-anak. Misalnya, bukannya berterima kasih kepada orang tua, ”mereka menuntut lebih banyak lagi, tidak senang dengan yang mereka dapatkan, agresif, [dan] tidak bertimbang rasa kepada orang lain”. Rymkiewicz berkata, ”Kita membuat kesalahan besar dalam membesarkan anak, dengan membiarkan bahkan anak kecil melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan.” Asosiasi Psikolog Polandia sependapat, dengan mengatakan, ”Batas-batas yang diakui seorang remaja bergantung pada batas-batas yang ditetapkan baginya sewaktu ia berusia antara satu dan empat tahun. . . . Dengan mengalah pada semua aksi protes dan agresi remaja, kita boleh dikatakan sedang mengasuh tiran-tiran.”

Biro Perusak Perkawinan

Beberapa pasangan suami istri yang tidak bahagia di Jepang membayar biro-biro untuk mengakhiri perkawinan mereka, kata sebuah laporan dalam surat kabar IHT Asahi Shimbun dari Tokyo. Apabila seorang suami ingin meninggalkan istrinya tetapi tidak punya dasar untuk bercerai, ia dapat membayar sebuah biro ’pemutus pasangan’ untuk mengutus seorang pria tampan yang ”secara kebetulan” akan bertemu dengan istri kliennya dan memulai hubungan gelap dengannya. Tak lama kemudian, sang istri menyetujui perceraian. Setelah tugasnya dilakukan, kekasih upahan itu menghilang. Apabila seorang istri ingin meninggalkan suaminya, biro tersebut mengutus seorang gadis yang menarik untuk menggoda suaminya berbuat serong. Menurut seorang wanita berusia 24 tahun, pria-pria yang ia dekati ”hampir tidak pernah menolak. Keberhasilan saya mencapai kira-kira 85 hingga 90 persen [secara keseluruhan]”. Direktur sebuah biro memecat para pekerja yang tingkat kegagalannya 3 berbanding 5, kata surat kabar itu. ”Mereka harus berhasil,” katanya. ”Itulah bisnisnya.”

Anak Jalanan​—Mengapa?

”Kekerasan dalam rumah tangga merupakan alasan utama anak-anak dan para remaja kabur dari rumah dan hidup di jalanan,” kata surat kabar Brasil O Estado de S. Paulo. Survei baru-baru ini atas 1.000 anak jalanan yang ditampung di Yayasan bagi Anak dan Remaja di Rio de Janeiro mengungkapkan bahwa 39 persennya telah menderita penganiayaan atau menyaksikan konflik di rumah. ”Anak-anak ini sedang mencari harga diri dan berkhayal bahwa mereka akan mendapatkannya di jalanan,” kata sosiolog Leni Schmitz. Penelitian tersebut menyingkapkan bahwa 34 persen anak itu turun ke jalanan untuk bekerja serabutan atau mengemis, 10 persen telah berbuat itu karena terlibat dengan narkoba, dan 14 persen sekadar mengatakan bahwa mereka menginginkannya. Menurut para peneliti, alasan terakhir ini sering kali menyembunyikan alasan yang lain, seperti penganiayaan seksual di rumah. Sekitar 71 persen anak tinggal dengan anak jalanan lainnya, menciptakan ”hierarki keluarga mereka sendiri, dan menganggap anak jalanan lain sebagai saudara, paman, ayah, atau ibu”, kata Schmitz.

Para Misionaris Memilih Filantropi ketimbang Kristus

”Terlalu banyak misionaris yang melalaikan Yesus.” Begitulah bunyi kutipan berita baru-baru ini dalam surat kabar Italia La Stampa. Alih-alih memberitakan tentang Kristus, para misionaris seperti itu memprioritaskan program sosial yang dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan penderitaan. Menurut situs Web Vatikan City, Kardinal Crescenzio Sepe, pejabat Jemaat Vatikan bagi Penginjilan Masyarakat, mengatakan tentang para misionaris Katolik, ”Godaan besar pada dekade-dekade terakhir ini . . . adalah mengabaikan pemberitaan terbuka tentang Kristus dan dimensi rohani dari misi ad gentes [terhadap orang-orang]. Ini telah menyebabkan beberapa misionaris membatasi pekerjaan mereka pada sejenis filantropi tanpa nilai rohani, sejenis kegiatan sosial yang, meskipun berguna, kurang berdimensi kerasulan seperti yang digemakan dalam buku Kisah Para Rasul.”

Bahaya Lanjutan Tembakau

”Para wanita yang merokok sebanyak tiga batang sehari saja dapat menggandakan risiko penyakit jantung dan kematian dini,” lapor The Daily Telegraph dari London. Penelitian selama 20 tahun atas 12.000 pria dan wanita Denmark menyingkapkan untuk pertama kalinya bahwa merokok beberapa batang saja per hari sudah berbahaya. Malahan, para perokok yang tidak menghirup asapnya mengalami peningkatan risiko kesehatan. Amanda Sandford, juru bicara wanita untuk organisasi Aksi terhadap Merokok dan Kesehatan, mengatakan bahwa berdasarkan fakta-fakta yang disingkapkan oleh penelitian ini, ”para perokok harus ingin berhenti merokok sama sekali”. Dalam penelitian lain, yang dilaporkan The Times dari London, para dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Athena di Yunani mendapati bahwa orang yang secara teratur menghirup asap rokok orang lain selama 30 menit saja per hari (kira-kira sama dengan merokok satu batang) dapat menambah risiko penyakit jantung sampai 47 persen untuk pria nonperokok, dan 56 persen bagi wanita.

Pantai Khusus bagi Anjing Laut yang Terancam Punah

Sejak tahun 1996, anjing laut biarawan Mediterania telah menjadi salah satu dari sepuluh satwa yang paling terancam punah di dunia, lapor Serikat Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam Internasional (IUCN). Antara 400 hingga 600 ekor dari anjing-anjing laut ini masih bertahan hidup di alam. Jumlahnya menurun sewaktu mereka menjadi sasaran para pemburu dan terbunuh oleh para nelayan. Kemudian, habitat mereka rusak gara-gara turisme dan pembangunan, jelas surat kabar Spanyol El Pais. Oleh karena itu, anjing laut mencari perlindungan di gua-gua. Tetapi, hantaman gelombang selama badai mengubah gua-gua itu menjadi perangkap maut bagi bayi-bayi mereka. Kini, pemerintah Spanyol dan Mauritania bekerja sama untuk menciptakan kawasan lindung di pantai dekat gua dan karang terjal di Cabo Blanco, Pesisir Atlantik Sahara Barat. Kawasan ini menampung hingga 150 anjing laut biarawan, kelompok yang terbesar. Campur tangan manusia jelas akan dijaga pada tingkat minimum.

Uang Plastik

Pada bulan Oktober 2002, Meksiko bergabung dengan negara-negara yang menggunakan uang plastik. Sedikit demi sedikit, lembaran uang kertas digantikan dengan uang plastik yang setara. Menurut surat kabar El Universal, uang plastik sudah digunakan di Australia, Brasil, Rumania, dan Selandia Baru. Kita berutang penggunaan uang kertas pada orang Cina, tetapi orang Australia-lah yang mengembangkan polimer yang darinya lembaran uang baru ini dihasilkan, lapor surat kabar itu. Uang plastik punya beberapa keuntungan. Selain lebih bersih, uang ini ”bertahan empat kali lebih lama ketimbang uang kertas, lebih tahan untuk penggunaan biasa, . . . lebih sulit dipalsukan, dan bisa didaur ulang pada akhir masa gunanya”.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan