PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g04 22/4 hlm. 3
  • Harapan​—Apakah Benar-Benar Ada Pengaruhnya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Harapan​—Apakah Benar-Benar Ada Pengaruhnya?
  • Sedarlah!—2004
  • Bahan Terkait
  • Harapan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Di Mana Anda Dapat Menemukan Harapan Sejati?
    Sedarlah!—2004
  • Harapan​—Perlindungan Vital dalam Dunia yang Suram
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Harapan yang Tidak Akan Mengecewakan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2023
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2004
g04 22/4 hlm. 3

Harapan​—Apakah Benar-Benar Ada Pengaruhnya?

DANIEL baru berusia sepuluh tahun, tetapi ia telah bertarung melawan kanker selama setahun. Para dokternya telah putus asa, begitu pula orang-orang lain yang dekat dengan anak laki-laki itu. Tetapi, Daniel tidak putus asa. Ia percaya bahwa ia akan bertumbuh menjadi peneliti dan ikut menemukan obat kanker suatu hari kelak. Ia khususnya sangat mengharapkan kedatangan seorang dokter yang berspesialisasi dalam mengobati jenis kanker yang diidapnya. Namun, sewaktu hari itu tiba, sang spesialis terpaksa membatalkan kunjungannya karena cuaca yang buruk. Semangat Daniel terpuruk. Untuk pertama kalinya, ia lunglai. Ia mati beberapa hari kemudian.

Kisah Daniel diceritakan oleh seorang perawat kesehatan yang meneliti dampak harapan dan keputusasaan terhadap kesehatan. Anda mungkin pernah mendengar cerita yang mirip. Misalnya, seorang lanjut usia terbaring menjelang ajalnya tetapi berhasrat untuk mencapai suatu peristiwa penting yang sudah lama dinanti-nantikan​—entah kunjungan dari seseorang yang dikasihi entah sekadar suatu hari peringatan tahunan. Sewaktu peristiwa itu tiba dan berlalu, kematian segera menyusul. Kekuatan apa yang terlibat dalam kasus-kasus seperti itu? Apakah harapan benar-benar bisa seampuh yang dipercayai beberapa orang?

Semakin banyak peneliti medis yang mengemukakan bahwa optimisme, harapan, dan emosi positif lainnya memang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kehidupan dan kesehatan seseorang. Tetapi, tidak semua orang sependapat dengan pandangan semacam itu. Beberapa peneliti menolak segala macam pernyataan tersebut dan menganggapnya sebagai dongeng yang tidak ilmiah. Mereka lebih suka menganggap bahwa penyakit fisik disebabkan hanya oleh alasan-alasan fisik.

Tentu saja, sikap skeptis terhadap pentingnya harapan bukan hal yang baru. Ribuan tahun yang lalu, filsuf Yunani Aristoteles diminta mendefinisikan harapan dan menjawab, ”Itu adalah mimpi di siang bolong.” Dan, pada masa kita, negarawan Amerika Benjamin Franklin mengomentari dengan ketus, ”Dia yang hidup berdasarkan harapan akan mati tanpa harapan.”

Kalau begitu, apa kebenaran tentang harapan? Apakah itu sekadar angan-angan, cara orang-orang mencari penghiburan dalam mimpi yang hampa? Atau, apakah ada alasan yang sah untuk melihat bahwa harapan bukan sekadar mimpi, melainkan sesuatu yang kita semua butuhkan demi kesehatan dan kebahagiaan, sesuatu yang memiliki dasar yang nyata dan manfaat yang nyata?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan