PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g05 22/2 hlm. 22-23
  • Konk​—Makanan Khas Kepulauan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Konk​—Makanan Khas Kepulauan
  • Sedarlah!—2005
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Penangkapan dan Penggunaan
  • Makanan yang Lezat
  • Daftar Isi
    Sedarlah!—2005
  • Tentang Benua Amerika
    Sadarlah!—2016
  • Permata dari Tepi Laut
    Sedarlah!—2003
  • Mengamati Dunia
    Sedarlah!—2004
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2005
g05 22/2 hlm. 22-23

Konk​—Makanan Khas Kepulauan

Oleh penulis Sedarlah! di Bahama

”Empat porsi camilan konk!” ”Satu porsi konk bakar dan dua porsi salad konk!”

Begitulah lazimnya para pelanggan yang lapar memesan makanan bungkus di restoran, di Kepulauan Bahama ini. Aroma konk goreng yang menggoda bercampur dengan udara yang bergaram, merangsang selera makan. Tetapi, apa sebenarnya konk itu?

KONK (Inggris, conch) adalah moluska laut bercangkang tunggal, atau siput laut. Ada sejumlah varietas dari moluska ini, yang mencakup konk sayap falkon, konk susu, konk ekor ayam jantan, konk petarung, dan konk ratu, atau konk merah muda. Varietas yang khususnya dinikmati sebagai makanan di sini ialah konk ratu. Nama Latinnya adalah Strombus gigas dan terutama terdapat di perairan yang hangat dari Florida hingga Brasil.

Konk ratu memiliki cangkang yang berbentuk spiral dan besar dengan bibir yang melebar ke luar, dan konk dewasanya memiliki panjang antara 16 hingga 20 sentimeter. Para pengunjung biasanya menyebutnya ”konch” dan mereka agak heran sewaktu mendengar penduduk setempat menyebutnya ”konk”.

Penangkapan dan Penggunaan

Sebagai seorang remaja, Basil mengenang saat-saat ia berperahu bersama ayahnya untuk mencari konk. ”Ayah menggunakan ember kerucut besar yang bagian bawahnya lebih lebar dan terbuat dari kaca beserta sebuah galah panjang yang di ujungnya terdapat dua buah kait. Ia mencelupkan ember tersebut ke laut sehingga melalui dasar kacanya ia dapat melihat ke bawah dan mencari konk. Sambil memegang ember dengan tangan yang satu, ia menggunakan tangan yang lain untuk mengait konk dengan galah dan menariknya ke perahu.”

Dewasa ini, orang-orang lebih suka mengambil konk dengan menyelam ke dalam air dan mengambilnya dengan tangan. Sewaktu menyelam di perairan yang lebih dalam, mereka mungkin menggunakan snorkel, atau kompresor udara jika mereka punya izin pemerintah.

Untuk mengeluarkan daging konk, bagian bawah cangkangnya dilubangi. Lalu, pisau diselipkan ke lubang itu untuk mendorong daging konk ke mulut cangkang sehingga dapat ditarik. Konk terdiri dari empat bagian utama: kepala, organ bagian dalam, mantel, dan kaki muskular. Pada kakinya melekat sebuah penutup keras berwarna cokelat, atau operculum. Kulit yang liat melapisi kakinya, yang adalah bagian untuk dimakan. Kulit dan semua bagian yang tidak dapat dimakan dipotong, dan yang tertinggal hanyalah daging putih yang lezat.

Konk adalah sumber protein yang sangat bagus. Konk juga masih dianggap sangat berguna untuk pengobatan. Banyak orang menceritakan pengalaman tentang kondisi kesehatan mereka yang jauh lebih baik setelah dengan rutin mengkonsumsi banyak konk.

Dewasa ini, industri perhiasan cangkang konk berkembang dengan pesat. Cangkangnya, dengan bibir lebarnya yang berwarna merah muda, tampak indah dan sangat populer di kalangan kolektor cangkang. Namun, konk terutama digunakan untuk memanjakan lidah. Selama bertahun-tahun, para koki yang kreatif telah menemukan beragam cara untuk mengolah konk menjadi hidangan yang lezat.

Makanan yang Lezat

Sebelum kulkas digunakan secara umum di daerah ini, konk diawetkan dengan cara dikeringkan. Pertama, daging konk dipukuli dengan palu kayu supaya empuk. Lalu, daging itu diawetkan dengan cara digantung dan dijemur selama beberapa hari sampai kering. Sebelum dimasak, daging itu direndam dalam air selama beberapa jam agar menjadi lembut. Banyak orang masih menikmati cita rasa konk yang diawetkan dengan cara ini.

Masakan favorit penduduk setempat maupun para pengunjung adalah salad konk. Ya, konk dimakan mentah-mentah. Dagingnya dikeluarkan, dipotong kecil-kecil, lalu dicampur dengan seledri, paprika hijau, cabai, bawang merah, dan tomat. Lalu, dibubuhi garam, lemon segar, dan air jeruk. Jika Anda tidak menyukai makanan mentah, ada banyak resep masakan konk. Namun, ada hal yang harus diingat. Sewaktu memasak konk, empukkan dagingnya dulu dengan palu kayu. Jika tidak, konk akan menjadi kenyal seperti karet.

Konk bisa dikukus, direbus, didendeng, dibakar, digoreng kering, dibuat menjadi burger, dimasak bersama nasi atau sup​—daftarnya masih panjang. Konk goreng bumbu dan sup konk sering disajikan sebagai hidangan pembuka. Resep dasar untuk mengolah hidangan ini telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jadi, kalau Anda mengunjungi Kepulauan Bahama yang indah, jangan pulang sebelum mencicipi konk. Itu akan memberi Anda cita rasa khas kepulauan ini.

[Kotak/Gambar di hlm. 23]

Konk Goreng Kering (Terlihat di bawah)

Sandra, seorang ibu rumah tangga setempat, menjelaskan cara ia mengolah konk goreng kering yang lezat, ”Pertama, empukkan daging konk seluruhnya. Lalu, lapisi daging itu dengan tepung yang dibumbui garam dan lada, lalu celupkan dalam adonan telur. Gorenglah konk dengan minyak panas hingga cokelat keemasan. Tiriskan di atas serbet kertas, dan tambahkan perasan jeruk lemon.”

Konk yang diolah dengan cara ini biasanya disajikan dengan kentang goreng dan banyak saus tomat atau dengan kapri dan nasi. Konk goreng kering bisa juga dimakan dengan saus tartar. Konk yang dibekukan sering diekspor, maka Anda bisa menemukan konk di daerah Anda. Cicipilah konk! Barangkali, Anda menyukainya.

[Keterangan di hlm. 23]

Searah jarum jam: Cangkang konk ratu; pemancing konk menggunakan ember berdasar kaca dan galah; mengeluarkan daging konk; sup konk; salad konk; konk goreng bumbu; konk bakar dengan pisang tanduk dan singkong

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan