PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 3/09 hlm. 18-20
  • Apakah Aku Butuh Sahabat yang Lebih Baik?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Aku Butuh Sahabat yang Lebih Baik?
  • Sedarlah!—2009
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Aspek Persahabatan #1​—Sifat yang Bagus
  • Aspek Persahabatan #2​—Standar yang Terpuji
  • Aspek Persahabatan #3​—Pengaruh Positif
  • Bagaimana Mendapat Sahabat yang Baik?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
  • Siapakah Teman Sejatiku?
    Sedarlah!—2011
  • Sahabat yang Baik​—Sahabat yang Buruk
    Sedarlah!—2004
  • Teman Macam Apa yang Anda Inginkan?
    Masa Remaja—Manfaatkanlah Sebaik-baiknya
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2009
g 3/09 hlm. 18-20

Kaum Muda Bertanya

Apakah Aku Butuh Sahabat yang Lebih Baik?

”Kalau lagi marah, aku perlu menumpahkannya kepada seseorang. Kalau lagi sedih, aku ingin ada yang menghibur. Kalau lagi bahagia, aku ingin ada yang turut merasakannya. Bagiku, sahabat itu suatu keharusan.”—Brittany.

KATANYA, anak kecil butuh teman, sedangkan remaja butuh sahabat. Apa bedanya?

Teman adalah orang yang menemanimu bermain.

Sahabat adalah orang yang juga seprinsip denganmu.

Alkitab pun menyatakan bahwa ”seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. (Amsal 17:17, Terjemahan Baru) Itu bisa jadi menggambarkan jenis persahabatan yang lebih dalam ketimbang yang kamu temukan di tempat bermain!

Fakta: Saat beranjak dewasa, kamu butuh sahabat yang

(1) Punya sifat yang bagus.

(2) Hidup menurut standar yang terpuji.

(3) Punya pengaruh positif terhadapmu.

Pertanyaan: Bagaimana kamu bisa tahu kalau sahabatmu memenuhi kriteria tersebut? Mari kita kupas satu per satu.

Aspek Persahabatan #1​—Sifat yang Bagus

Apa yang sebaiknya kamu ketahui. Tidak semua orang bisa menjadi sahabat dalam arti yang sebenarnya. Alkitab bahkan mengatakan bahwa ”ada teman yang cenderung menghancurkan satu sama lain”. (Amsal 18:24) Mungkin kedengarannya berlebihan. Tetapi, coba pikir: Pernahkah kamu punya ”sahabat” yang memanfaatkanmu? Bagaimana dengan orang yang menggunjingkan kamu atau menyebarkan kabar angin yang tidak benar tentang kamu? Pengalaman seperti itu bisa merusak kepercayaanmu.a Bicara soal sahabat, ingatlah selalu bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas!

Apa yang dapat kamu lakukan. Pilihlah sebagai sahabat orang-orang yang sifatnya patut ditiru.

”Setiap orang punya pandangan yang positif sekali tentang sahabatku Fiona. Aku juga ingin orang lain bicara yang baik-baik tentang aku. Aku ingin punya reputasi kayak dia. Bagiku, itu baru sahabat yang punya sifat bagus.”—Yvette, 17 tahun.

Coba latihan ini.

1. Baca Galatia 5:22, 23.

2. Tanyai dirimu, ’Apakah sahabatku mencerminkan sifat-sifat yang merupakan ”buah roh”?’

3. Tulis di bawah ini nama sahabat-sahabatmu. Di sebelah setiap nama, tulis sifat yang paling menggambarkan dirinya.

Nama Sifat

․․․․․ ․․․․․

․․․․․ ․․․․․

․․․․․ ․․․․․

Petunjuk: Jika hanya sifat negatif yang muncul dalam pikiranmu, mungkin sudah saatnya kamu mencari sahabat yang lebih baik!

Aspek Persahabatan #2​—Standar yang Terpuji

Apa yang sebaiknya kamu ketahui. Makin kamu menggebu-gebu ingin punya sahabat, makin besar kemungkinannya kamu salah pilih. Alkitab berkata, ”Ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.” (Amsal 13:20) Istilah ’orang bebal’ tidak berarti orang yang kurang pandai. Tetapi, ini menggambarkan orang yang menolak pertimbangan yang masuk akal dan mengikuti haluan yang tidak bijaksana secara moral. Kamu tidak butuh sahabat seperti itu!

Apa yang dapat kamu lakukan. Ketimbang bersahabat dengan siapa saja yang akan menerima kamu, bersikaplah selektif. (Mazmur 26:4) Ini tidak berarti bahwa kamu harus berprasangka. Dalam konteks ini, bersikap selektif memaksudkan bahwa kamu cukup tanggap untuk ’melihat perbedaan antara orang yang adil-benar dan orang yang fasik, antara orang yang melayani Allah dan orang yang tidak melayani dia’.—Maleakhi 3:18.

Allah tidak berat sebelah, tetapi Ia selektif sewaktu akan menerima orang yang menjadi ’tamu di kemah-Nya’. (Mazmur 15:1-5) Kamu bisa melakukan hal serupa. Hiduplah menurut standar yang lurus, dan orang lain yang sedang berjuang melakukan hal yang sama kemungkinan besar akan berkenalan denganmu. Akhirnya, mereka bakal menjadi sahabat yang terbaik untukmu!

”Aku bersyukur orang tua membantuku mendapatkan sahabat—yang sebaya dan bagus kerohaniannya.”—Christopher, 13 tahun.

Coba latihan ini.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

◼ Sewaktu bersama sahabat-sahabatku, apakah aku sering waswas kalau-kalau mereka berupaya memaksaku berbuat hal yang aku tahu salah?

□ Ya □ Tidak

◼ Apakah aku enggan memperkenalkan sahabatku, karena takut orang tuaku bakal tidak setuju?

□ Ya □ Tidak

◼ Petunjuk: Jika jawabanmu ya untuk kedua pertanyaan di atas, carilah sahabat yang punya standar yang lebih tinggi. Mengapa tidak memulainya dengan yang sedikit lebih tua daripadamu dan yang menjadi teladan dalam kehidupan Kristen?

Aspek Persahabatan #3​—Pengaruh Positif

Apa yang sebaiknya kamu ketahui. Alkitab menyatakan, ”Pergaulan yang buruk merusakkan akhlak yang baik.” (1 Korintus 15:33, Bahasa Indonesia Masa Kini) Remaja bernama Lauren berkata, ”Teman-teman sekolahku menerimaku karena aku menuruti semua yang mereka mau. Aku kesepian, jadi kuputuskan untuk bergaya seperti mereka supaya diterima.” Lauren akhirnya tahu bahwa kalau kita tunduk kepada standar orang lain, kita bisa menjadi seperti bidak catur, dan mereka sesukanya mengatur-ngatur kita. Kamu layak menerima yang lebih baik daripada itu!

Apa yang dapat kamu lakukan. Putuskan ikatan dengan orang-orang yang mengotot supaya kamu berubah agar cocok dengan gaya hidup mereka. Maka, kamu akan merasa lebih baik dan pintu persahabatan yang lebih baik pun akan terbuka—yang bakal mempengaruhimu dengan cara yang positif.—Roma 12:2.

”Sahabatku Clint orang yang berkepala dingin dan berempati, maka dia menjadi motivator terbaikku.”—Jason, 21 tahun.

Coba latihan ini.

Tanyai dirimu hal-hal berikut:

◼ Apakah aku mengubah cara berpakaian, berbicara, atau bergaya demi menyenangkan sahabatku?

□ Ya □ Tidak

◼ Apakah aku mendapati diriku pergi ke tempat yang meragukan secara moral yang tidak akan kudatangi kalau bukan demi sahabatku?

□ Ya □ Tidak

◼ Petunjuk: Jika jawabanmu ya untuk kedua pertanyaan di atas, mintalah nasihat dari orang tuamu atau orang dewasa lainnya. Kalau kamu Saksi Yehuwa, kamu juga bisa mendekati seorang penatua Kristen dan beri tahu dia bahwa kamu ingin dibantu dalam memilih sahabat yang akan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadapmu.

[Catatan Kaki]

a Tentu, setiap orang berbuat salah. (Roma 3:23) Jadi, sewaktu seorang sahabat menyakitimu tetapi kemudian menyatakan penyesalan yang tulus, ingatlah bahwa ”kasih menutup banyak sekali dosa”.—1 Petrus 4:8.

PIKIRKANLAH

◼ Sifat apa saja dalam diri seorang sahabat yang paling kamu hargai, dan mengapa?

◼ Sifat apa saja yang perlu kamu upayakan untuk menjadi sahabat yang lebih baik?

[Kotak/Gambar di hlm. 19]

APA KATA REMAJA LAIN

”Sewaktu orang tua menghalangiku bergaul dengan beberapa sahabatku, aku berkata kepada diri sendiri justru cuma dengan mereka aku ingin bergaul. Tapi, nasihat orang tuaku bagus, dan setelah dipikir-pikir, aku sadar masih banyak sahabat yang lebih baik.”—Cole.

”Ikut dalam pelayanan Kristen adalah cara terbaik bagiku untuk mengenal orang-orang di sidang. Di situlah aku bergaul dengan bermacam-macam orang, tua dan muda. Dan, mereka adalah orang-orang yang mengasihi Yehuwa.”—Yvette.

”Aku berdoa agar bisa punya sahabat, lalu aku sadar aku tidak berbuat apa-apa untuk itu. Jadi, aku mulai berinisiatif dan mengajak bicara orang lain di pertemuan Kristen. Tak lama kemudian, aku punya banyak sahabat baru. Aku hampir tidak pernah merasa kesepian lagi.”—Sam.

[Kotak di hlm. 20]

COBA SARAN INI

Ajak bicara orang tuamu tentang persahabatan. Tanyai mereka siapa saja sahabat mereka sewaktu mereka seumurmu. Apakah mereka pernah menyesal memilih sahabat? Kalau ya, mengapa? Tanyai mereka bagaimana kamu bisa menghindari beberapa problem yang mereka hadapi.

Perkenalkan sahabatmu kepada orang tuamu. Kalau kamu ragu, tanyai dirimu, ’Apa masalahnya?’ Adakah sesuatu tentang sahabatmu yang kamu tahu bakal membuat orang tuamu tidak suka? Kalau ya, kamu mungkin perlu lebih selektif dalam memilih sahabat.

[Kotak di hlm. 20]

TIGA CARA MEMPERTAHANKAN SAHABAT YANG BAIK

◼ Jadilah pendengar yang baik. Perlihatkan minat akan kesejahteraan dan keprihatinan sahabatmu.—Filipi 2:4.

◼ Jadilah pemaaf. Jangan mengharapkan kesempurnaan. ”Kita semua sering kali tersandung”.—Yakobus 3:2.

◼ Beri mereka keleluasaan. Tidak perlu terlalu bergantung pada mereka. Sahabat sejati selalu bersedia saat dibutuhkan.—Pengkhotbah 4:9, 10.

[Gambar di hlm. 18, 19]

Kalau kamu tunduk kepada standar orang lain hanya untuk diterima, kamu bisa menjadi seperti bidak catur, diatur-atur sesuka mereka

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan