PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 10/09 hlm. 6
  • Rahasia 4: Respek

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Rahasia 4: Respek
  • Sedarlah!—2009
  • Bahan Terkait
  • Bagaimana Agar Kata-Kata yang Menyakitkan Tidak Sampai Terlontar
    Sedarlah!—2013
  • Jika Suami Istri Berbeda Pendapat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Menyingkapkan Akar dari Cacian
    Sedarlah!—1996
  • Katakanlah Apa ’yang Baik untuk Membangun’
    ”Tetaplah Berada dalam Kasih Allah”
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2009
g 10/09 hlm. 6

Rahasia 4: Respek

”Biarlah semua . . . teriakan serta cacian disingkirkan darimu.”​—Efesus 4:31.

Apa artinya. Keluarga yang bermasalah maupun yang sukses tidak selalu bersepakat. Tetapi, dalam keluarga yang sukses, ketidaksepakatan dibahas tanpa menggunakan sindiran tajam, hinaan, dan berbagai bentuk cacian lain. Anggota-anggota keluarga memperlakukan satu sama lain sebagaimana mereka sendiri ingin diperlakukan.​—Matius 7:12.

Mengapa penting. Kata-kata bisa menjadi senjata yang menimbulkan akibat-akibat menghancurkan. Sebuah peribahasa Alkitab mengatakan, ”Lebih baik tinggal di padang belantara daripada tinggal dengan istri yang suka mengomel dan marah-marah.” (Amsal 21:19, Bahasa Indonesia Masa Kini) Tentu saja, hal yang sama bisa dikatakan tentang pria yang suka mengomel. Dan, mengenai mendidik anak, Alkitab menyatakan, ”Janganlah membuat anak-anakmu kesal, agar mereka tidak patah semangat.” (Kolose 3:21) Anak-anak yang terus-menerus diomeli mungkin akhirnya merasa bahwa orang tua mereka mustahil disenangkan. Mereka mungkin malah tidak mau mencoba lagi.

Coba hal ini. Periksalah seberapa besar respek dalam keluarga Anda dengan menjawab pertanyaan berikut.

◼ Dalam keluarga saya, apakah ketidaksepakatan selalu berakhir karena salah satu meninggalkan ruangan dengan marah?

◼ Sewaktu berbicara kepada teman hidup atau anak-anak, apakah saya memakai kata-kata hinaan, seperti ”bodoh”, ”tolol”, atau sejenisnya?

◼ Apakah saya dibesarkan dalam lingkungan yang biasa mencaci-maki?

Tetapkan tekad. Pikirkan satu atau dua tujuan yang bisa Anda tetapkan untuk memperlihatkan respek melalui tutur kata. (Saran: Bertekadlah menggunakan pernyataan yang dimulai dengan kata ”saya” ketimbang ”kamu”. Sebagai contoh, ”Saya sakit hati kalau kamu . . . , ” daripada ”Kamu selalu . . . ”)

Cobalah beri tahukan tujuan(-tujuan) Anda kepada teman hidup. Setelah tiga bulan, tanyakan kepadanya bagaimana kemajuan Anda.

Pikirkan beberapa cara pencegahan agar Anda tidak menggunakan cacian sewaktu berkomunikasi dengan anak-anak.

Cobalah minta maaf kepada anak-anak apabila Anda mungkin berbicara dengan kasar atau sarkastis.

[Gambar di hlm. 6]

Sebagaimana gelombang laut bisa mengikis karang yang kuat, kebiasaan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan bisa melemahkan keluarga

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan