PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 10/10 hlm. 10-12
  • Perkenalkan Marmut Alpin

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Perkenalkan Marmut Alpin
  • Sedarlah!—2010
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kerja Sama Keluarga dan Kesiagaan
  • Tetap Sejuk dan Nyenyak
  • Perjumpaan dengan Marmut
    Sedarlah!—2003
  • Keindahan Taman Nasional Alpen
    Sedarlah!—1997
  • Daftar Isi
    Sedarlah!—2010
  • Tempat Perlindungan dari Angin
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2010
g 10/10 hlm. 10-12

Perkenalkan Marmut Alpin

Suitan yang sangat nyaring memecah kesunyian. Bunyinya seperti suitan seorang bocah kepada temannya​—tetapi jauh lebih keras. Suitan itu menggema di seluruh lereng gunung sehingga sulit diketahui sumbernya. Lalu, saya melihat seekor binatang pengerat yang berbulu melesat ke sebuah liang di dekat situ. Dengan sekilas membaca buku panduan, saya tahu bahwa binatang yang saya lihat dan dengar itu adalah marmut alpin.

SELAMA beberapa hari berikutnya, saya semakin mengenal binatang pengerat berbulu ini. Saya tahu batu-batu mana yang mereka sukai untuk berjemur, letak sarang mereka, dan cara mereka bertahan hidup di lingkungan yang keras di lereng yang tidak lagi ditumbuhi pohon-pohon.

Kerja Sama Keluarga dan Kesiagaan

Kehidupan di padang rumput alpin tidaklah mudah bagi marmut. Pada musim dingin suhunya sangat dingin, dan habitatnya tertutup salju selama berbulan-bulan. Selain itu, ada ancaman dari binatang pemangsa di darat dan udara. Karena itu, kelangsungan hidup marmut bergantung pada kerja sama, perencanaan, dan kesiagaan.

Marmut adalah makhluk sosial, biasanya hidup berkelompok yang terdiri dari jantan dan betina beserta anak-anaknya. Setiap keluarga mempunyai beberapa liang​—salah satunya berfungsi sebagai sarang dan yang lainnya sebagai tempat berlindung jika ada bahaya. Kadang-kadang, marmut menggali liang mereka di celah-celah di bawah batu-batu besar. Liang mirip kastel ini menguntungkan bagi marmut karena menjadi lokasi strategis untuk tempat pengamatan serta tempat berjemur pada waktu santai.

Marmut sangat memerhatikan kebersihan. Sebuah liang tersendiri digunakan sebagai toilet agar sarangnya tetap bersih. Di bagian ujung liang utamanya, marmut menyiapkan lubang yang lebih luas, yang dialasi rumput. Lubang ini menjadi tempat yang aman bagi si betina untuk melahirkan. Itu juga menjadi tempat khusus yang hangat di mana seluruh keluarga dapat saling berpelukan sewaktu berhibernasi selama musim dingin yang panjang.

Mungkin tanggung jawab keluarga yang terpenting adalah tugas jaga. Marmut dewasa bertugas sebagai penjaga selagi anggota keluarga lainnya mencari makanan di dekat situ. Untuk mendeteksi bahaya, marmut kadang-kadang berdiri pada kaki belakangnya supaya dapat mengamati keadaan di sekeliling dengan lebih baik. Ancaman utama bagi marmut alpin adalah elang, rubah, dan manusia. Jika ada ancaman atau burung pemangsa yang besar, tanda bahaya akan dibunyikan. Menarik, tanda bahaya untuk elang​—burung pemangsa utama marmut—​mempunyai nada suara yang khas. Pada waktu dibunyikan, marmut-marmut berlarian untuk berlindung. Dalam sekejap, tampaknya tidak ada lagi marmut yang terlihat!

Boleh dikata ketaatan adalah soal hidup dan mati, khususnya bagi marmut muda, yang menjadi makanan kesukaan elang emas. Jika ancaman bahaya itu sudah sangat dekat, si penjaga bersembunyi ke liang di dekatnya bersamaan dengan yang lain-lain. Lalu, setelah beberapa menit, dengan hati-hati ia akan menyembulkan kepalanya untuk melihat apakah bahaya sudah berlalu.

Tetap Sejuk dan Nyenyak

Di padang rumput pegunungan tempat marmut alpin tinggal, ada banyak sekali rumput untuk dimakan, dan suhu pada musim panas sejuk. Jika cuaca dingin, marmut akan berjemur di bebatuan yang cocok. Suhu panas menimbulkan lebih banyak problem sebab mereka tidak dapat menanggalkan mantel bulu mereka. Karena itu, marmut lebih suka melakukan berbagai kegiatan pada pagi-pagi sekali dan menjelang malam.

Marmut alpin pasti tidak mengalami masalah insomnia; mereka berhibernasi selama kira-kira enam bulan. Spesies yang berkerabat dengannya, marmut abu-abu, dapat berhibernasi sampai sembilan bulan. Selama hibernasi, detak jantung marmut alpin melambat hingga satu atau dua detak per menit, dan suhu tubuhnya menurun hingga sekitar lima derajat Celsius. Dapat dimengerti, berpuasa untuk jangka waktu yang begitu lama memerlukan persiapan. Selama musim panas dan awal musim gugur, marmut makan dengan rakus agar ada cadangan lemak yang dibutuhkan selama hibernasi di musim dingin yang panjang.

Anak-anak marmut senang bermain dan sering berkejaran berputar-putar. Saya melihat tiga ekor anak marmut berguling-guling di padang rumput yang landai sambil pura-pura berkelahi. Semua marmut dari segala usia saling menyapa dengan menyentuhkan hidungnya; sesama anggota keluarga juga saling mendandani dan berpelukan sewaktu cuaca dingin agar tetap hangat.

Marmut membuat persiapan di muka dan bersikap waspada terhadap bahaya. (Ayub 12:7) Barangkali, keluarga manusia dapat belajar dari binatang pengerat ini.

[Kutipan di hlm. 11]

Marmut menambah pesona padang rumput alpin, dan kerja sama mereka sebagai keluarga meneguhkan hikmat sang Pencipta.​—Mazmur 50:10

[Kutipan di hlm. 12]

Marmut dewasa bertugas sebagai penjaga selagi anggota keluarga lainnya mencari makanan di dekat situ

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan