PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 12/12 hlm. 16-18
  • Seperti Apa Pria Sejati Itu?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Seperti Apa Pria Sejati Itu?
  • Sedarlah!—2012
  • Bahan Terkait
  • ’Biarlah Kemajuanmu Nyata’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Bagaimana Seorang Ayah Bisa Tetap Dekat dengan Anak Lelakinya?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • Cuma Teman​—Atau Lebih?, Bagian 2
    Sedarlah!—2012
  • Diakah Orang yang Tepat Untukku?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2012
g 12/12 hlm. 16-18

Kaum Muda Bertanya

Seperti Apa Pria Sejati Itu?

”Ayahku meninggal waktu aku tiga tahun. Kadang, aku iri sama cowok-cowok yang punya ayah. Kayaknya mereka lebih percaya diri daripada aku.”​—Alex.a

”Aku enggak akrab sama ayahku. Jadinya, aku harus belajar sendiri gimana menjadi pria sejati.”​—Jonathan.

BEGITU jugakah situasimu? Apakah kamu, karena satu atau lain hal, khawatir jangan-jangan kamu tidak akan pernah bisa mengerti apa artinya menjadi pria sejati? Kalau begitu, jangan putus asa!

Perhatikan caranya kamu bisa mengatasi dua tantangan yang umum.

TANTANGAN 1: Konsep populer yang keliru tentang laki-laki

Orang bilang:

  • Pria sejati itu tangguh, tak pernah menangis.

  • Pria sejati tidak mau didikte.

  • Pria lebih baik daripada wanita.

Cara lain memandangnya: Pria sejati itu kebalikan dari kanak-kanak​—bukan kebalikan dari wanita. Kamu menjadi pria sejati kalau kamu meninggalkan sifat kekanak-kanakan. Rasul Kristen Paulus menulis, ”Sewaktu aku kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, berpikir seperti kanak-kanak, bernalar seperti kanak-kanak; namun setelah aku menjadi pria dewasa aku membuang sifat kanak-kanak.” (1 Korintus 13:11) Dengan kata lain, semakin banyak kamu mengganti cara bernalar, berbicara, dan bertindak yang kekanakan dengan cara bernalar, berbicara, dan bertindak yang dewasa, kamu semakin terbukti sebagai pria sejati.b

Coba ini: Di selembar kertas, tulis jawabanmu untuk pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Di bidang apa saja aku telah membuat kemajuan dalam menyingkirkan ”sifat kanak-kanak”?

  2. Di bidang apa saja aku bisa memperbaiki diri?

Silakan baca: Lukas 7:36-50. Perhatikan bagaimana Yesus terbukti sebagai seorang pria sejati dengan (1) membela apa yang benar dan (2) memperlakukan orang lain​—termasuk wanita—​dengan respek.

”Aku kagum sama temanku, Ken. Dia kuat​—secara fisik, emosi, dan rohani—​tapi dia juga baik hati. Teladannya bikin aku ngerti bahwa pria sejati itu enggak merendahkan orang lain supaya kelihatan lebih hebat.”​—Jonathan.

TANTANGAN 2: Tidak adanya figur ayah yang baik

Orang bilang:

  • Jika ayahmu tidak berperan dalam keluarga, kamu tidak akan pernah bisa mengerti apa artinya menjadi seorang pria sejati.

  • Jika ayahmu tidak memberikan teladan yang baik, kamu pasti akan mengulangi kesalahannya.

Cara lain memandangnya: Walau masa kecilmu tidak ideal, bukan berarti kamu pasti akan gagal! Kamu bisa bangkit. (2 Korintus 10:4) Kamu bisa memilih mengikuti nasihat Raja Daud kepada putranya Salomo, ”Haruslah engkau kuat dan berlaku sebagai laki-laki.”​—1 Raja 2:2.

Memang, bertumbuh dewasa dengan ayah yang masa bodoh​—atau bahkan tanpa ayah—​boleh jadi sulit. ”Enggak pernah kenal ayah itu rugi banget,” kata Alex, yang dikutip sebelumnya. ”Umurku 25, tapi kayaknya aku baru belajar hal-hal yang harusnya sudah aku tahu sejak remaja.” Jika itu yang juga kamu alami, apa yang bisa kamu lakukan?

Coba ini: Carilah seorang pembimbing​—pria yang memberikan contoh baik bagimu.c Coba tanyakan sifat apa saja yang ia yakin sangat penting dimiliki seorang pria sejati. Lantas, tanyakan bagaimana kamu dapat mengembangkan sifat-sifat itu dalam dirimu.​—Amsal 1:5.

Silakan baca: Amsal pasal 1-9. Perhatikan nasihat kebapakan dalam ayat-ayat itu yang dapat membantu anak laki-laki bertumbuh menjadi pria dewasa yang bijak dan rohani.

”Aku bangga dengan diriku sekarang. Sebenarnya aku pingin sekali Ayah kasih perhatian selama aku bertumbuh, tapi aku bisa optimis menatap masa depan. Aku yakin aku enggak bakal gagal.”​—Jonathan.

Setelah Sedarlah! Desember 2012, artikel ”Kaum Muda Bertanya” hanya akan muncul

a Beberapa nama dalam artikel ini telah diubah.

b Lihat kotak ”Anak Laki-Laki Versus Pria Sejati”.

c Para penatua dalam sidang Kristen dapat menjadi pembimbing yang baik.

Ian​—Pria sejati itu bukan cuma soal bersikap maskulin, tapi juga mau bekerja keras, bisa mengendalikan emosi, dan berani bertanggung jawab.

ANAK LAKI-LAKI VERSUS PRIA SEJATI

Kanak-kanak boleh jadi sering . . .

  • tidak sopan.

  • egois.

  • lebih suka bermain.

  • lebih menuruti emosi.

Pria sejati berupaya untuk . . .

  • penuh respek.​—Roma 12:10.

  • rela berkorban.​—1 Korintus 10:24.

  • bertanggung jawab.​—Galatia 6:5.

  • mengendalikan emosi.​—Amsal 16:32.

TANYAILAH ORANG TUAMU

Menurut Papa dan Mama, apa artinya menjadi pria sejati? Apakah aku sudah cukup bersikap dewasa?

PESAN UNTUK ORANG TUA

AYAH​—

Umumnya, teladan Anda akan dijadikan patokan oleh putra Anda untuk memahami seperti apa pria sejati itu. Jika Anda memperlakukan istri dengan respek, Anda mengajar putra Anda untuk memperlakukan wanita dengan respek. Jika Anda bekerja keras untuk menafkahi keluarga​—walau harus melakukan pekerjaan rendahan atau yang melelahkan—​Anda mengajar putra Anda untuk bekerja keras dan bertanggung jawab.​—1 Timotius 5:8.

Barangkali hubungan Anda dengan ayah Anda kurang baik. Boleh jadi, ayah Anda juga tidak memiliki hubungan yang akrab dengan ayahnya. Tetapi ingatlah: Anda bisa menghentikan siklus itu. Jangan sia-siakan kesempatan itu! Ambil pilihan untuk dekat dengan putra Anda.d Berikan contoh yang baik untuknya, dan ia pun bisa bertumbuh menjadi pria sejati​—pria yang membuat Anda bangga sebagai orang tua.​—Amsal 23:24.

IBU​—

Bagaimana Anda dapat membantu putra Anda bertumbuh menjadi pria sejati? Jangan sampai Anda mengait-ngaitkan hal-hal negatif dari anak Anda dengan suami Anda. Misalnya, katakanlah putra Anda bikin kesalahan yang mengingatkan Anda akan kelakuan suami. Anda mungkin ingin sekali menyeletuk, ”Jangan begitu! Kamu persis papamu!” Memang, Anda wajib menasihati putra Anda jika ia khilaf. Tetapi ingatlah: Jika kata-kata atau tindakan Anda menyiratkan bahwa semua yang dilakukan suami Anda salah, Anda bisa tanpa sengaja menghalangi perkembangan putra Anda menjadi pria sejati.

Dukunglah peran suami Anda dalam kehidupan putranya. Dukung mereka untuk menggunakan waktu bersama, dan carilah kesempatan untuk memuji sifat-sifat baik suami Anda dan hal-hal baik yang ia lakukan. Apakah ia bekerja keras untuk mencari nafkah? Apakah ia menggunakan waktu bersama anak-anaknya? Apakah ia memperlakukan orang lain dengan respek? Melalui kata-kata, tunjukkan pada putra Anda bahwa Anda sangat menghargai hal-hal itu. Pernyataan Anda akan membantu putra Anda belajar dari teladan ayahnya.

d Untuk informasi lebih lanjut, lihat artikel ”Bagaimana Seorang Ayah Bisa Tetap Dekat dengan Anak Lelakinya?” di Menara Pengawal 1 November 2011, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan