PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 6/13 hlm. 4-5
  • Bagaimana Mengakhiri Aksi Mogok Bicara

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Mengakhiri Aksi Mogok Bicara
  • Sedarlah!—2013
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • TANTANGANNYA
  • Perkawinan Anda Dapat Diselamatkan!
    Sedarlah!—2001
  • Cara Mencari Jalan Tengah
    Sedarlah!—2014
  • Jika Suami Istri Berbeda Pendapat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Bagaimana Jika Saya Punya ”Teman Tapi Mesra”?
    Sedarlah!—2013
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2013
g 6/13 hlm. 4-5

BANTUAN UNTUK KELUARGA | PERKAWINAN

Bagaimana Mengakhiri Aksi Mogok Bicara

TANTANGANNYA

Bagaimana dua orang yang telah berikrar untuk saling mencintai bisa sampai tidak mau berbicara selama berjam-jam​—atau bahkan berhari-hari? ’Paling tidak kami berhenti bertengkar,’ pikir mereka. Namun, persoalannya belum diselesaikan, dan mereka berdua merasa tidak nyaman.

MENGAPA ITU TERJADI

Pembalasan. Ada teman hidup yang mogok bicara untuk membalas dendam. Misalnya, katakanlah suami membuat rencana akhir pekan tanpa berembuk dengan istri. Sewaktu tahu, istri marah dan menuding suami berbuat sesukanya. Suami menanggapi dengan menyebut istri terlalu sensitif. Istri pergi dengan marah dan mogok bicara. Ia seolah berkata, ”Kamu bikin aku sakit hati, jadi aku akan bikin kamu sakit hati juga.”

Manipulasi. Ada yang menggunakan aksi mogok bicara sebagai sarana untuk mendapatkan keinginan mereka. Misalnya, bayangkan suami dan istri sedang merencanakan jalan-jalan, dan istri ingin mengajak orang tuanya. Suami keberatan. ”Kamu nikah sama aku, bukan sama orang tuamu,” katanya. Suami lalu melancarkan aksi mogok bicara, tidak mengacuhkan istri dengan harapan istri akan menyerah dan mengikuti keinginannya.

Tentu, berdiam diri untuk sementara bisa memberi suami istri kesempatan mendinginkan emosi ketika pertengkaran mulai tidak terkendali. Berdiam diri seperti itu bisa bermanfaat. Alkitab mengatakan bahwa ada ”waktu untuk berdiam diri”. (Pengkhotbah 3:7) Tetapi, bila digunakan sebagai sarana untuk membalas atau memanipulasi, aksi mogok bicara tidak hanya memperpanjang konflik tetapi juga mengikis respek suami istri kepada satu sama lain. Bagaimana supaya itu tidak sampai terjadi pada kalian?

YANG BISA ANDA LAKUKAN

Langkah pertama untuk mengakhiri aksi mogok bicara adalah dengan menyadari apa itu sebenarnya​—taktik yang, paling-paling, berhasil untuk sementara waktu. Memang, dengan tutup mulut, Anda bisa memuaskan hasrat untuk membalas atau memaksa teman hidup menyerah pada kemauan Anda. Tetapi, apakah memang begitu caranya Anda ingin memperlakukan seseorang yang kepadanya Anda sudah berikrar untuk mencintai? Ada cara yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik.

Miliki pengertian. Alkitab mengatakan bahwa kasih ”tidak terpancing menjadi marah”. (1 Korintus 13:4, 5) Jadi, jangan bereaksi berlebihan terhadap pernyataan emosional seperti ”Kamu enggak pernah dengar aku” atau ”Kamu selalu telat”. Sebaliknya, cobalah pahami maksud di balik kata-kata itu. Misalnya, ”Kamu enggak pernah dengar aku” mungkin sebenarnya berarti ”Aku merasa kamu enggak anggap serius pendapatku”.​—Prinsip Alkitab: Amsal 14:29.

Pandang teman hidup Anda sebagai kawan bukan lawan

Rendahkan suara Anda. Pertengkaran cenderung semakin menjadi-jadi kalau itu berlanjut. Di pihak lain, Anda bisa mengubah arah pembicaraan yang memanas. Caranya? Buku Fighting for Your Marriage berkata, ”Melembutkan nada suara Anda dan menerima pendapat teman hidup adalah cara ampuh yang bisa Anda gunakan untuk meredakan ketegangan dan mengakhiri pertengkaran yang memanas. Sering kali, itu saja sudah cukup.”​—Prinsip Alkitab: Amsal 26:20.

Pikirkan ”kita” bukan ”aku”. Alkitab berkata, ”Biarlah masing-masing tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, melainkan bagi orang lain.” (1 Korintus 10:24) Jika Anda memandang teman hidup sebagai kawan bukan lawan, Anda tidak akan gampang tersinggung, bertengkar, lalu menolak untuk berbicara dengan dia.​—Prinsip Alkitab: Pengkhotbah 7:9.

Aksi mogok bicara berlawanan dengan pengingat dari Alkitab, ’Hendaklah kamu masing-masing secara perorangan mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri; sebaliknya, istri harus memiliki respek yang dalam kepada suaminya.’ (Efesus 5:33) Bagaimana kalau Anda dan teman hidup membuat kesepakatan bahwa aksi mogok bicara tidak boleh ada dalam perkawinan kalian?

AYAT-AYAT KUNCI

  • ”Ia yang lambat marah berlimpah daya pengamatannya.”​—Amsal 14:29.

  • ”Apabila tidak ada kayu padamlah api.”​—Amsal 26:20.

  • ”Janganlah rohmu cepat tersinggung.”​—Pengkhotbah 7:9.

LEMPARKAN BOLANYA DENGAN LEMBUT

Alkitab menyatakan, ”Hendaklah ucapanmu selalu menyenangkan, dibumbui dengan garam, sehingga kamu mengetahui bagaimana seharusnya memberikan jawaban kepada setiap orang.” (Kolose 4:6) Ayat ini pastilah berlaku dalam perkawinan! Sebagai ilustrasi: Dalam permainan menangkap bola, Anda melemparkan bola sehingga dapat mudah ditangkap. Tentu saja, Anda tidak melemparkan bola itu sekuat-kuatnya sehingga mencederai teman main Anda. Terapkan prinsip yang sama sewaktu berbicara dengan pasangan Anda. Melontarkan kata-kata yang pedas hanya akan mendatangkan kerugian. Sebaliknya, berbicaralah dengan lembut​—menyenangkan—​sehingga teman hidup Anda dapat menangkap maksud Anda.​—Dari Sedarlah! 8 Januari 2001.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan