PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 6/13 hlm. 10-11
  • Bagaimana Mengendalikan Pengeluaran Anda

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Mengendalikan Pengeluaran Anda
  • Sedarlah!—2013
  • Bahan Terkait
  • Bagaimana Aku Bisa Mengendalikan Pengeluaranku?
    Sedarlah!—2006
  • Kartu Kredit​—Melayani atau Memperbudak Anda?
    Sedarlah!—1996
  • Bagaimana Aku Bisa Mengatur Uang?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Perlukah Saya Punya Kartu Kredit?
    Sedarlah!—1999
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2013
g 6/13 hlm. 10-11

Bagaimana Mengendalikan Pengeluaran Anda

Selain tekanan dari luar yang kita hadapi dari pemasaran, perasaan dan kebiasaan kita sendiri bisa turut menyebabkan pengeluaran yang berlebihan. Berikut enam saran untuk membantu agar pengeluaran Anda tetap terkendali.

  1. Tahan keinginan untuk membeli seturut dorongan hati. Apakah Anda menyukai serunya berbelanja dan mencari barang diskon? Jika demikian, Anda mungkin cenderung membeli seturut dorongan hati. Untuk melawannya, jangan terburu-buru dan pikirkanlah secara realistis konsekuensi jangka panjang dari membeli, memiliki, dan merawat barang yang Anda rencanakan untuk beli. Merenunglah sejenak dan ingat saat terakhir kali Anda membeli seturut dorongan hati yang belakangan Anda sesali. Tenangkan diri Anda untuk beberapa waktu sebelum membuat keputusan akhir.

  2. Jangan belanja untuk mengubah suasana hati. Berbelanja bisa untuk sementara menyingkirkan suasana hati yang buruk. Tetapi, sewaktu perasaan negatif muncul kembali, Anda mungkin merasakan tekanan yang lebih kuat untuk mencari kelegaan dengan berbelanja. Alih-alih berbelanja untuk memperbaiki suasana hati, cari teman-teman yang mendukung atau lakukan gerak badan, seperti berjalan kaki.

  3. Jangan belanja untuk rekreasi. Mal yang mewah telah mengubah berbelanja menjadi hiburan. Meski Anda mungkin datang ke mal atau berselancar di Internet sekadar untuk hiburan, kebanyakan dari apa yang Anda lihat dirancang untuk memicu hasrat berbelanja Anda. Berbelanjalah hanya jika memang ada yang perlu Anda beli, dan berpeganglah pada rencana Anda.

  4. Hati-hati memilih teman bergaul. Gaya hidup dan obrolan teman-teman Anda sangat memengaruhi hasrat Anda. Jika Anda royal berbelanja agar bisa sama seperti teman-teman Anda, pilihlah teman-teman yang tidak terlalu mementingkan uang dan hal materi.

  5. Gunakan kartu kredit dengan bijak. Kartu kredit membuat Anda lebih gampang membeli tanpa memedulikan konsekuensinya. Upayakan untuk membayar lunas tagihan kartu kredit tiap bulan. Ketahuilah suku bunga dan iuran kartu kredit Anda, dan bandingkan berbagai tawaran kredit untuk mencari tahu kartu yang paling terjangkau. Waspadailah kartu premium yang biaya pinjamannya lebih tinggi dan menawarkan manfaat yang tidak Anda butuhkan. Alih-alih membeli secara kredit, menabunglah untuk pembelian yang lebih besar dan bayarlah secara tunai.

  6. Ketahui kondisi keuangan Anda. Pengeluaran Anda cenderung berlebihan jika Anda tidak tahu pasti kondisi keuangan Anda. Simpan catatan terkini, dan ketahuilah seluruh kondisi keuangan Anda. Buat anggaran pengeluaran bulanan yang realistis berdasarkan pendapatan Anda dan pengeluaran sebelumnya. Catat pengeluaran Anda, dan bandingkan itu dengan anggaran Anda. Minta seorang teman tepercaya membantu Anda memahami seluk-beluk keuangan yang belum Anda ketahui.

Melindungi Anak-Anak dari Budaya Konsumen

Anak-anak adalah sasaran khusus para pengiklan, dan itu tidak mengherankan. Anak muda berbelanja dan mengeluarkan uang lebih banyak daripada sebelum-sebelumnya. Di Amerika Serikat, remaja membelanjakan multimiliaran dolar tiap tahunnya.

Namun, periset Juliet Schor berpendapat bahwa anak-anak yang begitu terjerumus dalam budaya konsumen lebih rentan akan depresi dan kecemasan masa kanak-kanak dan punya hubungan yang lebih buruk dengan orang tua mereka. Bagaimana Anda bisa melindungi anak-anak Anda? Perhatikan cara-cara praktis yang diupayakan beberapa orang tua untuk melindungi anak-anak mereka.

DIDIK: ”Kita tidak bisa sepenuhnya melindungi anak-anak dari iklan karena itu ada di mana-mana. Jadi, kami jelaskan kepada putri-putri kami bahwa para pengiklan punya maksud tertentu dan bahwa perusahaan-perusahaan yang memakai jasa mereka menginginkan uang. Mereka tidak benar-benar peduli sama kita.”—James dan Jessica.

PEGANG KENDALI: ”Anak-anak mendesak kita untuk membeli, dan mereka benar-benar ngotot supaya kita menyerah. Tapi, penting untuk tidak menyerah. Pada akhirnya mereka jadi tahu bahwa mereka tidak bisa mendapatkan segalanya. Seraya membesarkan putri kami, kami sering mengobrol bersama sebagai orang tua tentang caranya tetap seimbang dan batasan apa yang perlu dibuat.”—Scott dan Kelli.

BATASI MELIHAT IKLAN: ”Keluarga kami jarang sekali nonton televisi. Itu bukan bagian dari rutin keluarga kami. Kami mengisi waktu yang bisa digunakan untuk menonton TV dengan kegiatan lainnya. Kami masak dan makan bersama, dan putra-putra kami gemar membaca.”​—John dan Jenniffer.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan